Monday, April 16, 2012

Rasa Penasaran Makin Bertambah


Seri pembuka selalu dinanti dengan rasa penasaran. Seperti halnya seri perdana MotoGP yang berlangsung Minggu malam lalu (08/04/12) di sirkuit Losail, Qatar. Tetapi ketika seri pembuka itu sudah berlalu, rasa penasaran belumlah sepenuhnya bisa terjawab, bahkan malah bisa menimbulkan rasa keingintahuan yang lain. Lorenzo Maju atau Karena Stoner Sakit?
Masih ingat race Mugello 2011? Saat itu Casey Stoner awalnya sempat jauh memimpin lomba, meninggalkan Jorge Lorenzo yang berjuang menghadapi sang team-mate, Andrea Dovizioso. Menjelang akhir race, Lorenzo dan Dovi semakin mendekat. Por Fuera berhasil mengatasi Dovi dan mengambil alih pimpinan lomba dari Casey, sementara Andrea kemudian menyalip Stoner untuk menduduki posisi kedua.
Qatar Parc Ferme 300x199 Rasa Penasaran Makin BertambahKejadian yang hampir mirip terjadi di seri perdana musim 2012 di sirkuit Losail. Hanya saja kali ini peran Dovizioso digantikan oleh Dani Pedrosa. Jika saat kalah di Mugello itu Stoner beralasan karena mengalami problem tekanan ban, di Qatar ia menyebut masalah pada lengan menjadi faktor kenapa ia tidak bisa mempertahankan posisinya hingga finish.
Secara kelseluruhan, musim lalu Lorenzo hanya tiga kali memenangkan balapan. Dan pada ketiga kemenangannya itu, Stoner selalu punya alasan atas kekalahannya dari si Spaniard. Di Jerez, Stoner DNF setelah mengalami insiden dengan Valentino Rossi, di Mugello akibat problem tekanan ban dan di Misano karena kelelahan.
Boleh saja kita berpikir Casey hanya berdalih, tetapi tetap saja hal itu menimbulkan tanda tanya, apakah kemenangan Lorenzo di Losail kemarin karena ia dan M1 tunggangannya memang sudah mengalami kemajuan pesat atau hanya sekedar karena Stoner lagi bermasalah dengan kesehatannya? Tanda tanya kian besar jika melihat hasil buruk yang dialami oleh rekan satu tim Jorge, Ben Spies. Rider Amerika itu hanya mampu finish di urutan ke-11 dan tertinggal hampir 57 detik dari Lorenzo. Ia menyebut masalah chatter sebagai biang keroknya. Apakah problem itu tak ada di motor Lorenzo?
Ducati oh Ducati
Start dari posisi ke-12 dan finish di urutan ke-10 dengan selisih 33 detik dari pemenang lomba jelas bukan sebuah hasil yang layak bagi seorang Valentino Rossi. Tidak mengherankan jika setelah race, ia melontarkan komentar pedas terhadap Ducati dengan menyebut pabrikan Italaia itu membangun GP12 bukan berdasarkan arahannya.
Apa sesungguhnya yang terjadi tentu hanya Rossi dan pihak Ducati yang tahu. Tapi sebenarnya tidak terlalu penting juga mencari siapa yang salah siapa yang benar. Yang pasti The Doctor telah mengisyaratkan Ducati tidak cocok untuknya. Banyak pengamat MotoGP kemudian mulai meramal hubungan Rossi-Ducati tak akan bertahan lama. Bahkan ada yang memprediksi kemitraan itu tidak akan bertahan hingga akhir musim 2012. Alasalannya, Rossi tak akan mempertaruhkan reputasinya lebih jauh untuk motor yang tidak bisa memeberinya kepercayaan diri untuk bertarung. Berjuang keras hanya untuk finish keenam seperti yang dilakukan Nicky Hayden bukanlah gaya seorang The Doctor.
Selanjutnya, mari kita lihat apa yang akan terjadi pada beberapa seri mendatang. Apakah komentar Rossi hanya akibat kekecewaan sesaat ataukah memang sudah permanen.
Juara Tanpa Piala
MotoGP Qatar menandai debut balap tim-tim privateer di bawah kategori CRT. Secara umum jelas motor-motor ini masih jauh dari kata kompetitif. Tetapi sebagai tim “penyelamat” grid MotoGP dan mengingat motor dibangun dengan dana serta waktu yang minim, mereka sepertinya layak diberi apresiasi khusus. Maka Colin Edwards yang keluar sebagai juara CRT di Losail berhak membawa Suter-BMW nya masuk parc ferme usai race dan disejajarkan dengan M1 Lorenzo serta RC213V Pedrosa dan Stoner, meskipun ia tidak ikut naik podium untuk menerima piala. Mungkin di akhir musim nanti akan ada penghargaan khusus seperti “CRT of The Year” misalnya.

No comments:

Post a Comment