Sunday, October 30, 2011

Tech 3 Tunjuk Rider Superbike Gantikan Edwards

Foto: Colin Edwards (Getty Images)
Yamaha Tech 3 Racing Team, menunjuk juara AMA Superbike, Josh Hayes untuk menggantikan posisi Colin Edwards yang mengalami cedera setelah mengalami kecelakaan fatal di MotoGP Malaysia, pekan kemarin. Sedianya, Hayes akan tampil di seri terakhir di GP Valencia, pada Minggu (6/10/2011) mendatang.

Edwards terlibat kecelakaan serius dengan Marco Simoncelli yang membuat nyawa Super Sic melayang di atas lintasan. Sementara, The Texas Tornado -julukan Edwards sendiri mengalami dislokasi bahu yang membuat pembalap veteran asal Amerika Serikat itu harus menepi dari lintasan.

Ditunjuknya Hayes tidak lepas dari peran yang sempat dilakoninya saat menjadi pembalap penguji motor Edwards. Bukan hanya, itu  joki 36 tahun itu memiliki rapor gemilang di pentas AMA Superbike. Yang jadi pertimbangan utama, tentu prestasinya menjadi juara dunia dua musim AMA Superbike pada 2010 dan 2011.
Acuan mantap itulah yang agaknya menjadi pertimbangan utama Yamaha Tech 3 memilih Hayes untuk mengisi sadel lowong yang ditinggal Edwards. Terkait hal ini,  DIrektur Balapan Yamaha, Lin Jarvis menyatakan salah satu alasan utamanya memilih Hayes.“Kami mencari rider dengan tingkat pengendara tertentu. Kami ingin sesuatu yang lain dari pembalap tes biasa,” demikian komentar Jarvis dikutip Crash, Minggu (30/10/2011).

Sebelumnya, sempat muncul opsi Yamaha Tech 3 akan memakai jasa Katsuyuki Nakasuga. Namun, pembalap asal Jepang itu menjadi subsitusi Jorge Lorenzo dalam GP Malaysia yang berakhir tanpa pemenang, karena balapan dihentikan di lap ke-2.

Hanya, Nakasuga tidak mampu menunjukkan performanya yang kompetitif. Ini terbukti di GP Malaysia pekan kemarin di mana Nakasuga harus puas mengawali balapan di posisi terbuncit. Jadi, bisa dimaklumi bila pilihan Yamaha Tech 3 jatuh ke tangan Hayesh.

Saturday, October 29, 2011

Lorenzo Bertengkar Dengan Bapaknya Tentang Simoncelli



Jorge Lorenzo memang tidak hadir saat insiden maut menimpa Marco Simoncelli di MotoGP Malaysia (23/10) lalu. Tapi pada saat upacara pemakaman pembalap asal Italia itu, Lorenzo berjanji hadir bersama teman-teman pembalap MotoGP lainnya. Satu-satunya alasan yang membuat Lorenzo bersedih karena kehilangan rekan sekaligus rival sejatinya di MotoGP.

Tapi usai menghadiri acara pemakaman rival sejatinya di MotoGP itu dan kembali ke Spanyol, ia justru disambut dengan komentar kurang menyenangkan dari Bapaknya yang sudah tersebar melalui media massa di Spanyol. Dalam wawancara di media Spanyol, Chicho (Bapaknya Jorge Lorenzo) menjelaskan bahwa Simoncelli tidak siap untuk balapan kalau dilihat dari sisi kesiapan mental.

Hal ini sontak membuat Lorenzo murka dan sangat malu dengan komentar sang Ayah yang sudah tersebar melalui media di negara tersebut.

“Saya baru saja tiba di rumah dari pemakaman Marco Simoncelli, dimana semua orang sedang bersedih. Untuk alasan inilah saya tidak ingin semua orang berpikir bahwa saya sependapat dengan apa yang dikatakan bapak saya. Saya sangat malu saat membaca komentar tersebut. Sebenarnya bukan masalah itu yang membuat Simoncelli meninggal, tapi kami semua di MotoGP bisa terkena insiden seperti itu,” kesal Lorenzo.

Betul juga apa yang diungkapkan Lorenzo. Ini bukan masalah mental siap atau belum. Pasalnya Lorenzo sendiri selama 2 musim di MotoGP masih sering jatuh bangun dan kadang-kadang membuat insiden saat balapan berlangsung. Sepertinya Chicho sudah mulai lupa!

Gairah MotoGP Tidak Akan Sama Lagi

Duka cita untuk Simoncelli.(foto:Reuters)
Penggiat ajang balap motor, dari kelas 125cc, hingga MotoGP memang layak disebut penatang terbesar kematian dalam olahraga. Keberanian memutar gas untuk memacu kuda besi dengan kecepatan bisa mencapai 300 km perjam, tidak bisa disangkal sebagai sesuatu yang sungguh luar biasa. Karena ketika pilihan itu diambil, sejatinya pembalap hanya berjarak tak lebih dari satu jengkal dengan kematian.

Disadari atau tidak, kita menikmati pertaruhan yang mereka pertontonkan. Siapa yang tidak berdecak kagum ketika melihat para rider melahap tikungan dengan posisi tunggangan dan badan yang hampir menyentuh aspal. Coba praktikan itu di jalan, saat berangkat kerja atau ke sekolah? Ada yang berani? Sebaiknya kalaupun anda berani, tentu saya sarankan jangan dilakukan.

Mungkin kita bisa artikan adegan akrobatik itu hanya boleh dilakukan oleh profesional, maka anda yang tidak merasa profesional jangan sekali-kali berlagak seperti Rossi atau Casey Stoner apalagi (almarhum) Marco Simoncelli. Selain mereka memiliki skill mumpuni, tunggangan para rider sudah disetting sedemikian rupa agar mampu melakukannya.

Namun sehebat-hebatnya pembalap atau mekanik menyetting motor, lintasan balap tetap tidak akan pernah menjadi tempat yang aman. Mereka pun sudah tahu itu termasuk Marco Simoncelli, yang akhirnya meregang nyawa di Sepang akhir pekan lalu.

Pembalap 24 tahun tersebut selalu tampil berani, membuat ajang MotoGP musim ini semakin menarik. Simoncelli tidak hanya memiliki penampilan nyentrik, namun pembawaannya di lintasan juga membuat emosi penikmat MotoGP lebih berwarna. Penggemar bisa merasakan kagum, benci, cemas, bahkan sakit hati, mengikuti sepakterjang Super Sic. Ini membuat MotoGP tidak hanya sekadar tontonan olahraga, tapi seperti drama yang setiap episodenya hanya menyisakan rasa penasaran, dengan Simoncelli yang kerap muncul sebagai tokoh antagonis.

Industri olahraga butuh orang seperti Simoncelli yang bisa mengaduk-aduk perasaan penggemar dengan berbagai emosi sehingga mereka ingin terus terlibat. Meski hanya berstatus sebagai pembalap satelit karena berbendera San Carlo Honda Gresini, Simoncelli menyita perhatian para penggemar MotoGP.

Dia tidak hanya sekadar pelengkap dan berada di bawah bayang-bayang pembalap top seperti Casey Stoner, Valentino Rossi, dan Jorge Lorenzo. Simoncelli memang menambah lengkap sensasi yang ditawarkan MotoGP sehingga olahraga ini jauh dari kata membosankan.

Di sepak bola kita bisa lihat peran itu secara sengaja atau tidak sengaja kerap dimainkan pelatih Real Madrid, Jose Mourinho. Pelatih Portugal ini kerap melontarkan pernyataan kontroversial yang memancing emosi kubu lawan.Bukan hanya itu dia juga tidak sungkan-sungkan melakukan suatu tindakan yang mungkin tidak pernah akan dilakukan sebagian besar pelatih lain; yaitu mencubit wajah asisten pelatih tim lawan di tengah kekisruhan saat timnya menghadapi Barcelona di final Piala Super Spanyol beberapa waktu lalu.

Di dunia tinju kita bisa lihat Muhamad Ali. Legenda tinju Amerika Serikat itu terkenal sering menyulut perang urat syaraf sebelum naik ring. Tidak bisa dipungkiri, karakter itu membuat orang lebih bergairah menyaksikan aksi Ali di atas ring.

Di ajang Formula One, ada pembalap McLaren Lewis Hamilton yang karakter membalapnya yang kontroversial, seperti oase gairah di tengah kebosanan yang mulai menjangkiti penggemar jet darat itu karena balapan yang kerap berlangsung monoton. Ya terkesan monoton, karena aksi overtaking di F1 lebih jarang terjadi, sehingga penonton seperti melihat parade mobil hingga garis finis.

Tragedi Marco Simoncelli membuat MotoGP telah kehilangan pembalap fenomenal masa depannya. Para pengamat memang menjagokan Simoncelli akan lebih bersinar di musim 2012 yang akan datang. Terlebih dia juga disebut-sebut sebagai penerus juara dunia MotoGP tujuh kali, Valentino Rossi, yang telah bertahun-tahun menjadi ikon MotoGP, sehingga publik yang tidak menggemari MotoGP pun penasaran ingin menyaksikan balapan saat Rossi beraksi.

Sayangnya, Simoncelli mengakhiri dramanya di Sepang, dan menutupnya dengan episode kelam MotoGP. Kali ini MotoGP membuat perasaan semua orang yang terlibat termasuk fans menjadi satu, duka cita yang mendalam. Dan setelah ini, gairah MotoGP tentu tidak akan pernah sama lagi, meski kita tetap akan menganggapnya olahraga yang luar biasa.

Lorenzo: Maafkan Saya, Simoncelli


Pembalap Yamaha, Jorge Lorenzo, turut hadir dalam prosesi pemakaman mendiang pembalap muda Italia, Marco Simoncelli. Tak lupa Lorenzo menorehkan deretan kata di buku kenangan untuk Super Sic.
Selain membubuhkan tanda tangan, Lorenzo menuliskan ucapan penghormatan pada Simoncelli yang merupakan rivalnya di lintasan.
“Saya akan selalu mengingat kamu. Maafkan saya yang pernah berdebat denganmu,” tulis juara dunia MotoGP 2010 itu seperti dilansir La Gazzetta dello Sport, Jumat 28 Oktober 2011.
Seperti diketahui, Lorenzo sempat bersitegang dengan Simoncelli, usai keduanya bersenggolan dan terjatuh saat balapan seri ke-7 di Sirkuit Assen, Belanda, pada 25 Juni 2011. Namun, kini Lorenzo tak lagi memendam rasa kesalnya terhadap Super Sic, yang kerap tampil agresif di lintasan.
Selain pembalap asal Spanyol tersebut, rekan senegara sekaligus senior Simoncelli, Valentino Rossi setia mendampingi jenazah pembalap yang menghembuskan napas terakhir, tepat saat menginjak 24 tahun 9 bulan 3 hari. Super Sic tewas dalam kecelakaan maut di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada 23 Oktober lalu, yang melibatkan Rossi dan Colin Edwards.
Rossi hanya menuliskan kalimat sederhana namun sangat berkesan, “Saya merindukanmu”. Sementara pembalap Italia lainnya, Andrea Dovizioso, juga menggoreskan kenangannya sebagai rekan Super Sic sejak di berlaga kelas 125cc. “Kamu selalu tangguh dan terus menekan saya untuk melesat lebih cepat”.
Jasad Simoncelli dimakamkan di kampung halamannya, Coriano, Italia, pada Kamis sore waktu setempat. Sepanjang prosesi, helm Super Sic ditaruh di atas peti mati dan di sampingnya terdapat seikat bunga. Sedangkan dua motor yang digunakan Simoncelli sepanjang kiprahnya di dunia balap, Gilera 250cc dan Honda RC212V, berdiri menghiasi di sisi kanan dan kiri podium gereja.
Sebagian besar pelayat, termasuk keluarga dan kekasih Simoncelli, Kate, terlihat menggunakan pakaian kasual. Prosesi pemakaman juga diiringi paduan suara yang membawakan beberapa lagu favorit Super Sic semasa hidupnya.

Edwards Pulih Dalam Sebulan


Colin Edwards akan menjalani operasi untuk cedera lengan kirinya/Getty Images 
Cedera bahu yang dialami Colin Edwards memaksa dirinya absen dari MotoGP Valencia, 6 November mendatang. Tech 3 Yamaha saat ini tengah mencari pembalap pengganti untuk dirinya.

Dengan demikian, MotoGP Malaysia menjadi penampilan terakhir dirinya untuk Tech 3 Yamaha mengingat pada musim 2012 mendatang dia akan mengendarai Suter-BMW bagi tim Forward Racing.

“Saya juga ingin berangkat ke Valencia pekan depan untuk memberi dukungan pada MotoGP, tapi itu tidak mungkin karena mesti menjalani operasi untuk lengan kiri saya,” kata Edwards dikutip dari Crash, Sabtu (29/10/2011).

Edwards mengungkapkan saat ini dirinya tengah berada di negaranya, Amerika Serikat untuk pemulihan cederanya tersebut. Menurut pemeriksaan awal, Edwards diberi tahu bahwa dirinya akan pulih bulan depan.

“Bagian atas dari tulang humerus kiri saya mengalami beberapa patah tulang kecil dan tulang rawan yang ada di bagian atas tulang telah terlepas. Untungnya tak ada kerusakan saraf,” tuturnya.

“Operasi akan menyambung kembali tulang rawan kepada tulang dan saya akan pulih kembali 100 persen dalam waktu empat minggu,” cetus pembalap berusia 37 tahun tersebut.

Colin Edwards Dipastikan Absen di Valencia

Colin Edwards sedang menjalani pemulihan cedera akibat kecelakaan fatal di MotoGP Malaysia, akhir pekan lalu. Rider Yamaha Tech 3 ini dipastikan absen di seri balapan terakhir MotoGP di Valencia.

Kecelakaan itu membuat Edwards mengalami dislokasi bahu, meskipun relatif tidak serius. Namun Marco Simoncelli menerima nasib yang tidak beruntung dan tewas setelah mengalami sejumlah luka parah.

Menurut hasil pemeriksaan dokter, Edwards mengalami retakan di bagian atas tulang lengan atas yang menghubungkan pundak dengan siku. Kerusakan juga terjadi di tulang rawan di ujung tulang lengan atas yang untuk menyembuhkannya dibutuhkan operasi.

Operasi itu sendiri rencananya akan dilakukan pada Selasa depan (1/11/2011). Diperkirakan Edwards membutuhkan waktu selama empat minggu untuk memulihkan diri sehingga dipastikan akan melewatkan gelaran MotoGP Valencia pada pekan depan.

Edwards mengucapkan terima kasih atas dukungan dari para fans dan turut mengucap bela sungkawa atas kematian Simoncelli yang kini telah dimakanmkan.

"Pertama, aku mengucapkan banyak terima kasih kepada semua orang atas dukungannya sejak Minggu. Dukungan dan cinta itu sungguh luar biasa dan telah menenangkanku dari waktu yang sulit ini," ucap Edwards sebagaimana dilansir situs resmi MotoGP.

"Hatiku bersama keluarga dan tema Marco dan aku akan sangat merindukannya, seperti halnya seluruh keluarga MotoGP. Aku melihat pemakaman Marco kemarin dan aku sangat berharap bisa hadir di sana. Aku ingin datang tapi cederaku tidak memungkinkan aku untuk bepergian."

"Aku tahu Valentino berbicara kepada keluarga Marco untuk mewakili aku dan aku sangat berterima kasih kepadanya untuk itu. Itu adalah jasa besar dan selebrasi yang pas atas hidupnya."

"Aku juga ingin berada di Valencia pekan depan untuk memberi dukungan kepada MotoGP, tapi itu tidak mungkin karena operasi yang harus aku jalani di lengan kiriku. Di bagian atas tulang lengan atasku mengalami keretakan tapi tulang rawan di sekitar tulang tersebut tertarik Operasi akan memasang tulang rawan kembali ke tulang tapi tidak ada kerusakan syaraf, aku akan fit 100 persen dalam waktu empat minggu," tutupnya.

Dengan absennya Edwards di Valencia, maka MotoGP Malaysia menjadi penampilan terakhirnya bersama Tech 3. Rider berusia 37 tahun itu akan mengendari Suter-BMW bersama tim Forward Racing di 2012.

Friday, October 28, 2011

Yamaha Tak Punya Pilihan Pembalap



MotoGP Valencia (6/11) pekan depan, sepertinya jadi seri terburuk bagi Yamaha. Bukan hanya karena para pembalapnya mengalami cedera, namun mereka juga tidak mempunyai pilihan pembalap pengganti untuk mengisi kekosongan. Sebab Jorge Lorenzo dan Ben Spies belum bisa tampil maksimal, bahkan mungkin masih akan absen jika belum dapat ijin dari tim medis MotoGP.

Bukan hanya kedua pembalap di tim pabrikan, namun pembalap di tim satelit Yamaha yaitu Monster Tech3, juga belum ada keputusan untuk turun di seri terakhir. Colin Edwards yang terlibat dalam insiden maut dengan Marco Simoncelli mengalami dislokasi tulang bahu, dan mengalami cedera pada beberapa bagian tubuhnya.

Masalahnya sekarang untuk mencari pembalap pengganti bukanlah hal mudah. Pembalap Yamaha dari ajang World Superbike Championship (WSBK) telah dikontrak tim lain, yaitu Marco Melandri ke tim BMW Motorrad sementara Eugene Laverty ke tim Aprilia.

Pilihan terbaik hanya ke Tommy Hill yang menjadi juara di ajang British Superbike Championship (BSB) dan Chaz Davies yang menjadi juara dunia di World Supersport Championship (WSS). Lin Jarvis pun menganggap bahwa ini adalah dampak dari semakin mengecilnya jumlah pembalap di MotoGP.

“Tahun ini Honda melakukan investasi besar pada motor mereka, dan itu sudah terbukti pada harga jual motor mereka tahun ini. Sementara kami di Yamaha harus menjaga harga jual motor agar tim satelit juga mampu mendapat spek yang sama dengan tim pabrikan. Makanya di MotoGP sekarang sangat kekurangan pembalap sebagai tim tempat berkembangnya pembalap baru,” ungkap Jarvis.

Lap Khusus untuk Marco di Valencia


Carmelo Ezpeleta (kanan) bersama keluarga Simoncelli/ReutersCEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta menegaskan bahwa Marco Simoncelli telah meninggalkan jejak yang membuatnya akan terus diingat selamanya. Namanya akan tetap abadi terpatri dalam setiap sanubari insan motorsports.

“Apa yang saya alami sore ini di Coriano sungguh memilukan. Setelah melihat kehadiran orang-orang, fans, dan seluruh paddock tak ada keraguan bahwa pembalap hebat dan seorang brilian telah meninggalkan kita semua,” kata Ezpeleta usai pemakaman Simoncelli di situs resmi MotoGP, Jumat (28/10/2011).

“Melimpahnya kasih yang telah diberikan, menunjukkan dia telah meninggalkan jejaknya,” lanjutnya.

Dorna Sports sebagai pemegang hak komersial dari MotoGP menyatakan bahwa pada GP Valencia nanti akan dilangsungkan lap khusus untuk mengenang Super Sic. Sports management yang berbasis di Madrid ini melalui CEO-nya tersebut merinding betapa seluruh pihak berduka dan kehilangan Simoncelli.

“Saya terkesan dengan ketabahan hati keluarga Marco, terutama ayahnya, Paolo yang mampu menularkan kekuatan dan energi kepada yang lainnya,” ujar Ezpeleta.

“Sungguh luar biasa melihat keluarga besar MotoGP bersatu bagi Marco Simoncelli. Meskipun ini kehilangan besar, penghormatan ini jelas menunjukkan betapa besar kasih sayang publik untuknya. Kami takkan melupakan Marco,” cetus Ezpeleta.

Kerabat, Teman, Rival dan Penggemar Antar Kepergian Simoncelli


Penggemar, teman, rival, anggota keluarga dan tokoh-tokoh terkemuka dari dunia olahraga mengantarkan kepergian Marco Simoncelli ke peristirahatannya yang terakhir. Upacara pemakaman berlangsung pada hari Kamis (27/10/11) sore di gereja Santa Maria Assunta di Coriano, kampung halaman Simoncelli. Simoncelli funeral 300x175 Kerabat, Teman, Rival dan Penggemar Antar Kepergian SimoncelliUpacara disiarkan di layar video besar di luar gereja, layar besar tambahan juga dipasang di sirkuit Misano, sehingga mereka yang di luar gereja dan di sirkuit bisa menyaksikan jalannya upacara.
Bersama ayah Marco, Paolo, ibu Rosella, adiknya Martina dan pacarnya Kate, upacara dihadiri pula oleh sesama pembalap dan mantan pembalap diantaranya Valentino Rossi, Giacomo Agostini, Alex Criville, Simone Corsi, Yuki Takahashi, Raffaele de Rosa, Chaz Davies, Mattia Pasini, Manuel Poggiali, Jorge Lorenzo, Andrea Dovizioso, Randy de Puniet, Loris Capirossi, Toni Elias dan Alex de Angelis. Juga hadir  presiden FIM Vito Ippolito dan CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta.
Lorenzo dedication 300x205 Kerabat, Teman, Rival dan Penggemar Antar Kepergian SimoncelliTak ketinggalan pula hadir para anggota tim Gresini, termasuk team principal Fausto Gresini dan tim-mate Simoncelli Hiroshi Aoyama.
Selama upacara helm Simoncelli ditempatkan di atas peti mati, di samping buket bunga, sementara Gilera 250cc dan Honda RC212V berdiri di kedua sisi.
Lorenzo yang sempat merdebat dengan Super Sic semasa hidupnya menandatangani buku peringatan dengan kata-kata “Aku akan selalu mengingatmu. Maafkan aku karena pernah berdebat denganmu..”
Rossi dedication 300x211 Kerabat, Teman, Rival dan Penggemar Antar Kepergian SimoncelliSementara Rossi menandatangani buku itu hanya dengan kalimat singkat “Aku merindukanmu” sementara Dovizioso yang merupakan saingan seumur hidupnya, menulis “Kau begitu kuat dan selalu mendorongku untuk pergi lebih cepat.”
Selamat jalan Super Sic. Selamat beristirahat. Kami akan selalu merindukanmu…

Pemakaman Marco Simoncelli Emosional


Pemakaman Marco simoncelli 460x306 Pemakaman Marco Simoncelli Emosional
Momen emosional datang ketika peti jenazah Super Sic keluar dari gereja Santa Maria Assunta, Coriano, dan lagu berjudul Siamo solo noi dimainkan.
Selain keluarga dan kekasihnya, sejumlah pebalap turut mengiringi kepergian Super Sic ke peristirahatan terakhirnya; Valentino Rossi, Giacomo Agostini, Alex Criville, Simone Corsi, Yuki Takahashi, Raffaele de Rosa, Chaz Davies, Mattia Pasini, Manuel Poggiali, Jorge Lorenzo, Andrea Dovizioso, Randy de Puniet, Loris Capirossi, Toni Elias, Hiroshi Aoyama dan Alex de Angelis.
Hadir pula Vito Ippolito, Presiden FIM, dan Carmelo Ezpeleta, CEO Dorna Sports. “Saya sangat terkesan dengan keluarga Marco, terutama ayahandanya, Paolo. Dia bisa mengirim kekuatan dan energi ke yang lain,” kata Carmelo.
Mungkin, di planet lain Marco mengatakan: “Diobò quanta gente! (Oh Tuhan, banyak orang yang datang). Apakah begitu banyak orang yang menginginkan saya baik?”.
Selamat jalan teman….

Olahraga Motorsport Memang Berisiko

Pemakaman Marco Simoncelli. Foto: ReutersLegenda East Lancashire Carl Fogarty berkomentar mengenai kematian yang menimpa Marco Simoncelli. Menurut Fogarty, olahraga balapan memang selalu berrisiko tinggi, yang bisa merenggut nyawa sang atlet.

Seperti diberitakan sebelumnya, Simoncelli merenggang nyawa di MotoGP Malaysia, Minggu kemarin. Ketika itu, tragedi ini melibatkan Colin Edwards dan juga Valentino Rossi, setelah motor Simoncelli kehilangan kendali pada lap kedua.

Simoncelli merupakan pembalap kedua yang meninggal dalam waktu satu Minggu. Sebelumnya, pembalap Dan Wheldon meninggal dunia, ketika mengikuti balapan seri IndyCar di Las Vegas, Amerika Serikat.

Fogarty, mantan pembalap Superbike, juga pernah mengalami kecelakaan di Sirkuit Phillip Island pada 2000 lalu. Beruntung, kecelakaan ini tidak sampai membuat Fogarty kehilangan nyawa dan hanya cedera bahu.

"Jika saya terjatuh dengan gaya berbeda, ketika saya menabrak tembok pembatas, saya mungkin tidak akan berada di sini hari ini. Saya tidak beruntung karena harus pensiun, tapi saya beruntung masih hidup," kata Fogarty.

"Keamanan olahraga memang sangat buruk untuk sekarang ini. Tapi Anda bisa melakukan semaunya sendiri di lintasan. Namun, insiden seperti ini memang sering terjadi," sambungnya kepada Telegraph, Kamis (27/10/2011).

"Simoncelli adalah pembalap yang luar biasa dan mungkin itu alasan saya mengikuti balapan MotoGP tahun ini. Sebenarnya, saya ingin bertemu Simoncelli di Italia, tapi saya tidak bisa bertemu dengannya," lanjut dia.

Thursday, October 27, 2011

Layar Raksasa Disiapkan Untuk Pemakaman Simoncelli


Prosesi pemakaman Marco Simoncelli disiarkan langsung oleh televisi dan disiapkan layar raksasa bagi yang berada di Coriano/ReutersWalikota Coriano, Maria Luigina Matricardi telah meminta para fans yang datang ke Coriano untuk menyaksikan pemakaman Marco Simoncelli, Kamis (27/10/2011) sore ini berkumpul di Sirkuit Internasional Misano atau di pusat kota di mana telah disiapkan layar-layar raksasa. Polisi memperkirakan sekitar 50-60 ribu orang akan hadir di Coriano pada pemakaman ini.

Di luar gereja tempat Simoncelli dimakamkan telah dipasang dua layar raksasa, sementara di pusat kota Coriano disediakan tiga layar raksasa yakni di via Piane, Piazza Mazzini, dan Piazza Don Minzon. Begitu pula di Sirkuit Internasional Misano yang tak terletak tak jauh dari Coriano dan masih berada di provinsi Rimini juga disediakan layar raksasa.

Beberapa detil mengenai prosesi pemakaman telah dirilis, diantaranya Valentino Rossi dan Matia Passini akan membawa masuk ke dalam gereja, motor Honda RC212V dan Aprilia 250 cc milik mendiang Marco Simoncelli yang mengantarnya menjadi juara dunia 2008. Motor Aprilianya tersebut, selama ini disimpan di kamar tidur mendiang Marco Simoncelli.

Keluarga Marco Simoncelli sempat meminta bintang rock Italia, Vasco Rossi untuk menyanyikan salah satu lagu favorit Simoncelli tapi kuria lokal, yakni perangkat departemen kepausan yang membantu pimpinan gereja menolak permintaan tersebut. Akhirnya diputuskan bahwa lagu favorit Marco Simoncelli itu akan dinyanyikan oleh paduan suara gereja.

Peti mati jenazah Marco Simoncelli saat ini masih berada di Teatro Communale untuk dilihat publik. Peti mati itu akan berada di sana hingga pukul 10 kemarin malam waktu setempat. Bersama peti mati disandingkan dua motor balap Marco Simoncelli.

Pemakaman Marco Simoncelli sendiri akan dilangsungkan pukul 3 sore waktu setempat di Gereja Santa Maria yang berkapasitas 500 orang. Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Andrea Divizioso, dan Sete Gibernau merupakan beberapa rekan pembalap yang sudah memastikan hadir. Seluruh rangkaian prosesi pemakaman ini rencananya akan disiarkan langsung oleh Rai Sport dan Italia 1.

Bintang Yang Belum Sempat Bersinar Terang

Dia hadir diantara kebencian dan kekaguman orang. Gaya bicaranya yang ceplas-ceplos sering menimbulkan kontoversi. Gaya balapnya yang agresif menuai pujian sekaligus kritik. Tapi tak ada yang menyangkal kalau dia adalah salah satu pembalap yang punya talenta luar biasa. Dia adalah Marco Simoncelli.
Marco Simoncelli 01 300x168 Bintang Yang Belum Sempat Bersinar TerangLahir di Cattolica, Italia, 20 Januari 1987. Marco Simoncelli melakukan debut di Kejuaraan minimoto Italia di usia sembilan tahun, memenangkan back-to-back gelar pada tahun 1999 dan 2000. Pada tahun 2001 dia berkompetisi di Honda Trophy 125cc dan pada tahun 2002 ia menjuarai 125cc European Championship. Dia membuat debut 125cc World Championship pada musim yang sama, tampil sebagai wild card di Estoril dan berhasil finish di posisi ke-13.
Pada tahun 2003 ia menjalani musim penuh pertama balap Grand Prix bersama tim Matteoni Racing, mencetak poin dalam enam balapan dan memperoleh hasil terbaik finish keempat pada seri terakhir di Valencia.
Musim berikutnya ia bergabung dengan tim World Wide Race dan memperoleh beberapa hasil penting, mencetak dua kali pole position dan meraih kemenangan saat race dalam kondisi basah di Jerez. Namun, serangkaian kecelakaan dan nasib buruk meninggalkannya di luar sepuluh besar dalam kelasemen akhir.
Simoncelli tetap bertahan dengan tim yang sama pada tahun 2005. Ia berhasil meningkatkan konsistensi sehingga berhasil menempati urutan kelima di kelasemen akhir dengan meraih total enam podium diantaranya satu kemenangan. Peningkatan performa ini membuatnya mendapat kesempatan pindah ke kelas 250cc dengan Squadra Corse Metis Gilera pada tahun 2006. Sic menyelesaikan musim pertamanya di kelas seperempat liter pada posisi kesepuluh di akhir musim – hasil yang kemudian dia ulang lagi pada tahun 2007.
Tahun 2008 menjadi puncak kejayaan Marco di kelas 250cc. Meski mengawali musim tidak dengan motor pabrikan, ia mampu menunjukkan performa yang menakjubkan. Baru setelah 9 seri berlalu ia mendapat jatah motor pabrikan Gilera 250 RSA. Dengan motor baru, Simoncelli terbukti tak terbendung. Ia pun sukses memastikan diri sebagai juara dunia kelas 250cc pada seri Malaysia.
Namun seiring dengan prestasinya itu, kontroversi pun ikut menyertai langkah seorang Super Sic. Saat GP Italia misalnya, Sic diduga sengaja memiringkan motornya ke kiri saat melintasi garis start/finish. Tujuannya, untuk menghalangi Hector Barbera yang hendak menyalip. Akibatnya Barbera menabrak bagian belakang motor Simoncelli yang kemudian sukses memenangkan seri Mugello itu. Ini adalah kemenangan pertamanya di kelas 250cc. Meski kemenangannya tetap dinyatakan sah, Race Direction sempat memberikan teguran secara lisan kepada Simoncelli.
Cerita kontroversial lain terjadi saat perayaaan title di sirkuit Sepang, Malaysia. Dengan mengenakan kaos putih, Sic melakukan selebrasi mengelilingi sirkuit. Masalahnya, ia melakukan itu tanpa memakai atau membawa helm-nya. Hasilnya, denda pun harus di bayar oleh Super Sic.
Sukses menjadi juara dunia, Simoncelli dibanjiri tawaran naik ke kelas MotoGP untuk musim 2009. Tetapi rider berambut kribo itu memutuskan tetap tinggal di kelas 250cc satu musim lagi. Sayangnya, ia gagal mempertahankan gelar juara dunianya. Meski sudah mengikuti jejak sahabat karibnya, Valentino Rossi, dengan tetap bertahan memakai nomor kesayangan 58 (bukan angka 1) saat berstatus juara dunia. Kecelakaan demi kecelakaan membuatnya tak bisa konsisten menuai poin. Meski begitu ia tetap sering menjadi headline news, apalagi kalau bukan karena gaya balapnya yang dinilai sangat agresif. Alvaro Bautista dan Hiroshi Aoyama adalah pembalap yang beberapa kali harus berhadapan jarak dekat dengan si kribo.
Tahun 2010 Marco naik ke kelas MotoGP, bergabung dengan tim San Carlo Honda Gresini, berdampingan dengan rekan senegaranya yang kebetulan memiliki nama depan yang sama, Marco Melandri. Debut kelas puncaknya tak berlangsung mulus, Sic harus berjuang menaklukkan Honda RC212V yang dinilainya kurang cocok dengan postur tubuhnya yang tinggi besar. Maklum, motor itu dikembangkan dengan Dani Pedrosa yang bertubuh kecil mungil sebagai acuannya.
Untuk menghadapi musim 2011 dimana Super Sic kembali membela tim Gresini dengan dukungan penuh dari pabrikan, Honda memberinya paket aerodinamika khusus. dengan keistimewaaan itu ditambah performa RC212V yang meningkat drastis, Simoncelli sudah menunjukkan tanda-tanda ancaman sejak sesi latihan resmi pra-musim. Ia sempat mencetak waktu tercepat saat sesi test berlangsung di sirkuit Sepang.
Dan sepanjang musim 2011, Marco Simoncelli benar-benar menjadi rider paling kontroversial. Mulai dari  protes Andrea Dovizioso pasca GP Qatar yang menilai cara balapnya sudah keterlaluan, debat terbuka dengan Jorge Lorenzo saat konferensi pers usai sesi kualifikasi GP Portugal, manuvernya di seri Le Mans yang membuat Pedrosa out dan menderita cedera hingga ia harus absen selama tiga seri, lalu ancaman pembunuhan dari publik Spanyol di Catalunya yang mebuatnya harus dikawal polisi, insiden bersama Lorenzo di Assen, penolakan jabat tangannya oleh Dani di Mugello, proposal peninjauan penetapan bobot total minimum rider dan motor serta segala komentar-komentarnya yang menjadi santapan empuk media di seluruh dunia.
Hingga akhirnya ajal menjemputnya saat MotoGP Malaysia (23 Oktober 2011) tetap menyisakan kontroversi. Helm-nya yang terlepas dari kepala saat kejadian, lalu adanya tudingan penanganan tim medis Sepang yang kurang sigap masih menjadi perdebatan saat ini.
Namun bagaimanapun, Super Sic telah tiada. Ia telah pergi. Ia pergi sebelum hasratnaya untuk memotong rambut kribonya jika berhasil mememangkan race MotoGP terwujud. Ia pergi meningalkan harapan akan lehirnya superstar baru di arena MotoGP. Ia pergi meninggalakan para rival sekaligus temannya. Ia pergi meninggalakan kita semua. Untuk Selamanya…

Insiden Simoncelli, Edwards Tidak Beruntung

Foto: Colin Edwards/Getty ImagesJames Toseland juga membicarakan kecelakaan yang menimpa mantan rekan setimnya Colin Edwards dan Valentino Rossi. Mantan pembalap MotoGP itu mengatakan, Edwards dan Rossi dalam posisi yang tidak menguntungkan.

Dalam insiden yang berlangsung di MotoGP Malaysia itu, Edwards dan Rossi tanpa sengaja menabrak motor Marco Simoncelli, yang sedang kehilangan keseimbangan. Selain Simoncelli yang meninggal, Edwards juga mengalami cedera yang parah.

"Edwards sangat tidak beruntung. Dia berada di posisi dan waktu yang salah. Mungkin, ada saja pembalap lain yang ada di posisi itu, sayang pembalap itu adalah Edwards," ungkap Toseland sebagaimana dilansir Visordown, Rabu (26/10/20110.

"Saya mengirimkan pesan singkat kemarin, mengatakan saya memikirkannya. Dia pasti merasakan sesuatu hal yang tidak menyenangkan, tapi Edwards tidak bisa apa-apa," sambung pembalap Worlds Superbike itu.

"Kejadian ini berlangsung sangat cepat dan insiden seperti ini terjadi secara tak terduga, khususnya dengan semua tingkat keamanan yang kami miliki. Tapi, saya berharap Edwards bisa terus balapan dan melupakan insiden itu," kata Toseland.

"Saya rasa kompetisi seharusnya jangan berhenti. Balapan harus terus berlangsung dan ini bisa menjadi persembahan buat Marco," tegas pria asal Inggris ini.

"Ini sudah terjadi. Balapan motor adalah olahraga yang menyenangkan dan banyak orang yang menyukainya. Ya memang tragedi ini mengagetkan, tapi balapan harus terus berlangsung," tandas mantan pembalap Tech 3 itu.

Wednesday, October 26, 2011

Safety Wear Tak Membantu Pada Kasus Simoncelli



Spekulasi tentang kematian Marco Simoncelli terus mengalir, berbagai analisis baik dari pengamat balap, pembalap, hingga legenda MotoGP seperti Giacomo Agostini pun, angkat bicara tentang penyebab meninggalnya gladiator di lintasan MotoGP itu.

“Perlengkapan safety pembalap tidak akan membantu Marco Simoncelli di MotoGP Malaysia (23/10) lalu. Saya melihat sistem safety sudah lebih dari cukup untuk pembalap. Tapi ketika dua motor seberat 150 kilogram melindas dengan kecepatan 150 kilometer per jam, sistem safety itu tidak akan membantu banyak,” tegas Agostini.

“Pada jaman saya masih membalap, kami hanya menggunakan helm kecil dan sangat ringan. Belum lagi kami balapan di sirkuit yang tidak memiliki areal run off yang aman seperti sekarang, dekat dengan tembok, pohon-pohon bahkan pagar berduri. Tapi sekarang sirkuit sudah cukup aman, run off lebar, pakaian pembalap juga cukup aman. Apalagi sudah ada aplikasi teknologi airbag di wearpack,” lanjut pembalap asal Italia itu.

Menurut Agostini, pembalap di jamannya lebih banyak yang cedera saat balapan karena dari sisi pengaman sirkuit dan pengaman pembalap tidak memadai. Makanya Agostini menegaskan, sekarang sisi safety bukan alasan lagi. Lebih kepada ajang balap yang memang mempunyai resiko besar.

Besok, Jenazah Simoncelli Dimakamkan


Bunga untuk Marco Simoncelli. Foto: ReutersMedia Italia melaporkan keluarga besar Marco Simoncelli telah mempersiapkan pemakaman untuk sang mantan pembalap di Coriano, Rimini. Rencananya pemakaman akan dilakukan pada Kamis sore waktu setempat.

Minggu kemarin, Simoncelli secara tragis menghembuskan nafas terakhirnya setelah terjatuh dalam balapan di MotoGP Malaysia. Selasa kemarin, jenazahnya sudah tiba di bandara Fiumicino, Roma, Italia.

Setelah itu, jenazahnya dibawa pulang ke kampung halamannya di Rimini. Dalam kesempatan itu, sahabat dan juga juara dunia tujuh kali Valentino Rossi, menyempatkan diri menghampiri rumah duka.

Rabu ini, keluarga besar Simoncelli akan memberikan kesempatan kepada fans sang pembalap untuk mendoakannya. Pemakaman itu sendiri akan berlangsung di Gereja Santa Maria, Coriano Italia. Pemakaman hanya dihadiri oleh keluarga, teman, pembalap dan rekan setimnya.

Sementara itu, pihak keamanan setempat meminta kepada fans Simoncelli yang datang untuk segera meninggalkan kediaman sang pembalap. Mereka mengklaim kota Rimini tidak mampu menampung pengunjung yang datang tanpa henti.

"Saya senang karena Anda semua datang di sini karena momen terberat akan terjadi pada Kamis malam, ketika pemakaman sudah selesai dan kami tinggal sendirian. Terima kasih semuanya dan saya tidak cukup untuk mengatakan itu," kata Paulo, ayah Simoncelli.

"Untuk mengatakan, saya senang dengan reaksi dunia merupakan tindakan bodoh. Tapi, kami tidak sadar betapa pentingnya kehadiran Marco. Dia memang sangat spesial," tandas pria asal Italia tersebut dilansir ninemsn.com.au, Rabu (26/10/2011).

Sebelum ke Ambulan, Tandu Simoncelli Sempat Jatuh


Foto: Marshals berusaha mengangkat kembali tandu Marco Simoncelli yang sempat terjatuh/daylife 
Sebuah video rekaman amatir menunjukkan peristiwa ketika marshals sempat terjatuh saat membawa Marco Simoncelli di atas tandu.

Video tersebut diambil seorang fans yang duduk tepat di depan lokasi di mana Super Sic mengalami kecelakaan fatal yang merenggut nyawanya, demikian dikutip Gpupdate, Rabu (26/10/2011). Momen tersebut memang luput dari kamera televisi yang menayangkan balapan MotoGP Malaysia akhir pekan kemarin.

Dalam video tersebut terlihat marshals langsung berlari berusaha membantu Simoncelli yang tergeletak di lintasan sesaat setelah terlibat kecelakaan hebat dengan Collin Edwards dan Valentino Rossi.

Ketika mereka berusaha membawa Simoncelli ke ambulan dengan menggunakan tandu, tiba-tiba terjatuh. Kru marshal lainnya langsung membantu hingga akhirnya Simoncelli yang tidak berdaya akhirnya masuk ke ambulan.

Jenazah Simoncelli sendiri sudah tiba di Italia, Selasa (25/10) malam WIB dan rencananya akan dimakamkan lusa di kampung halamannya di Coriano. Meski memutuskan absen balapan, tim Honda Gresini dikabarkan akan hadir di Valencia dan tetap memajang motor nomor 58, sebagai tribute kepada Super Sic.

Siapakah Pengganti Simoncelli di Gresini Racing?


Kiri ke kanan : John Hopkins, Alvaro Bautista, Randy de Puniet, Hector Barbera, Marc Marquez dan Stefan Bradl

Marco Simoncelli telah tiada, lalu siapa yang akan menggantikan posisinya di tim Gresini Racing musim 2012? Hmm, untuk sementara buang prasangka ‘tabu’ membicarakan pengganti Marco Simoncelli di tim Gresini Racing, karena alasan tim masih berduka dan kepergian Simoncelli baru beberapa hari lalu.

Pasalnya memilih pembalap penting, apalagi persiapan MotoGP musim 2012 tinggal 1 seri lagi. Usai MotoGP Valencia (6/11) mendatang, sesi tes pra musim MotoGP 2012 sudah dimulai. Walaupun tim Gresini Racing melalui keputusan psikologis Fausto Gresini (bos tim Gresini Racing), tidak akan ambil bagian di seri Valencia termasuk sesi tes, setidaknya rencana line up pembalap tidak diabaikan begitu saja.

Berduka karena kehilangan pembalap dan sahabat terbaik, memang wajar. Tapi hidup juga terus berjalan, target untuk meraih kejayaan di ajang MotoGP adalah target utama setiap tim balap. Nah, berikut beberapa kandidat calon pengganti Simoncelli di tim Gresini Racing, yang kami prediksi bisa menjadi pilihan tim Gresini Racing untuk musim 2012 :

Alvaro Bautista
Pembalap asal Spanyol itu memang lebih memilih untuk tinggal di tim Rizla Suzuki, mengingat ia menyukai suasana kondusif di tim Rizla Suzuki. Namun tawaran dari tim Gresini Racing, tentunya akan jadi pertimbangan besar bagi Bautista. Apalagi jika nanti Honda Racing Corporation (HRC) sepakat memberikan support pabrikan kepada tim tersebut. Ini akan jadi kesempatan besar untuk bertarung di lini terdepan.

Menjatuhkan pilihan kepada Bautista, tentu cukup menjanjikan bagi tim Gresini. Mengingat Bautista juga memiliki skill luar biasa. Bahkan dengan performa motor pas-pasan, ia mampu tampil apik pada beberapa seri terakhir. Sayang ia sempat terjatuh di MotoGP Jepang (2/10) dan MotoGP Australia (16/10) lalu.

Randy de Puniet
Saat masih memperkuat tim LCR Honda tahun 2010 lalu, Randy de Puniet beberapa kali tampil di urutan terdepan saat sesi kualifikasi dan juga konsisten finish di urutan 6 besar. Tapi saat mengalami cedera di MotoGP Jerman 2010, De Puniet tidak bisa tampil bagus lagi hingga seri terakhir MotoGP 2010. Bahkan pilihannya pindah ke tim Pramac Ducati, bukan pilihan tepat karena motor Ducati sulit dikendarai.

Tapi jika ia kembali lagi menggunakan motor Honda apalagi dengan spek motor pabrikan, bisa jadi De Puniet langsung melejit. Apalagi ia juga sudah familiar dengan karakter motor pabrikan asal Jepang itu.

Hector Barbera
Barbera adalah tipe pembalap petarung, sama halnya dengan Marco Simoncelli. Di GP 250 cc tahun 2009 lalu, Barbera dan Simoncelli adalah dua petarung yang dikhawatirkan oleh Hiroshi Aoyama sebagai pemegang pemimpin klasemen pembalap, sebelum akhirnya meraih titel juara dunia di akhir musim. Barbera bahkan pernah bertarung ketat dengan Simoncelli di lap terakhir, sebelum akhirnya ia menyenggol menabrak buritan motor Simoncelli dan terjungkal.

John Hopkins
John Hopkins adalah salah satu pembalap dengan talenta besar. Ia memulai karir sebagai pembalap MotoGP pada tahun 2002 hingga tahun 2008. Pencapaian pembalap asal Amerika itu adalah di podium kedua di MotoGP Ceko tahun 2007 bersama tim Rizla Suzuki. Meski sempat menatap masa depan suram di ajang World Superbike Championship (WSBK), setelah hengkang ke ajang British Superbike, Hopkins berhasil meraih posisi runner up.

Marc Marquez
Meski Marc Marquez sudah ditetapkan harus tinggal di Moto2 untuk semusim lagi, namun kepergian Marco Simoncelli secara tiba-tiba, menjadinya Marquez salah satu pembalap prioritas pengganti di kubu tim Gresini Racing. Ia memiliki skill luar biasa sebagai seorang pembalap pemula, walau terkadang masih terlihat labil tapi rasanya ia bisa belajar cepat dalam waktu 1 musim. Apalagi ia disupport penuh untuk Honda.

Stefan Bradl
Pembalap asal Jerman yang sekarang memimpin 23 poin di klasemen pembalap Moto2, Stefan Bradl, adalah calon pembalap MotoGP masa depan. Ia membalap dengan cukup rapi dengan motor juara. Terdengar kabar bahwa tim Yamaha mulai melirik Bradl. Tapi hingga kini belum ada kepastian Bradl untuk naik ke kelas para raja.

Sementara kandidat pembalap lain seperti Andrea Iannone, Thomas Luthi atau Yuki Takahashi yang juga sempat dikabarkan bakal naik kelas, sepertinya belum jadi prioritas. Sementara dari ajang balap WSBK sepertinya belum ada kabar. Kita tunggu keputusan tim Gresini Racing pada pilihan pembalapnya.

Tuesday, October 25, 2011

Kontroversi Pertolongan Medis Untuk Marco Simoncelli


Kritik tajam melayang untuk petugas medis yang melakukan pertolongan pertama saat kecelakaan menimpa pembalap Marco Simoncelli di Sirkuit Sepang, Malaysia.Kontroversi terkait kematian Marco Simoncelli memang langsung mencuat setelah rekaman video dan foto-foto yang diambil beberapa saat setelah kecelakaan merebak ke publik. Banyak pihak yang menyebutkan bahwa pembalap Italia itu tidak mendapatkan penanganan yang baik setelah terhantam motor Colin Edwards dan Valentino Rossi.
Tampak marshall berlarian ke lokasi kecelakaan yang menimpa Marco Simoncelli dan Colin Edwards (AP Photo/Ruben Yap)kontroversi kematian simoncelli, foto marco simoncelli, foto kecelakaan marco simoncelli, kecelakaan marco simoncelli, penyebab tewasnya marco simoncelli, motogp sepang malaysia
Seperti dilansir oleh harian kabar terbitan Italia, La Repubblica, memuat surat seorang ahli medis bernama Fabio Venturi yang mempertanyakan buruknya pertolongan pertama yang diberikan petugas medis kepada Marco Simoncelli.
Salah satu yang dinilai oleh Venturi adalah pada saat tubuh Simoncelli diangkat ke tandu dan dibawa ke pinggir lintasan. Hal tersebut lebih terlihat seperti diseret ketimbang diangkat oleh petugas, padahal penanganan untuk kondisi tersebut seharusnya tidak boleh sembarangan.
Tampak tim medis sedang menandu Marco Simoncelli usai kecelakaan dan ditabrak oleh Colin Edwards di MotoGP Sepang, Malaysia 2011 yang mengakibatkan Marco Simoncelli tewas(AP Photo/Ruben Yap)
kontroversi kematian simoncelli, foto marco simoncelli, foto kecelakaan marco simoncelli, kecelakaan marco simoncelli, penyebab tewasnya marco simoncelli, motogp sepang malaysia
Belum lagi pertolongan pertama sudah seharusnya memerhatikan cedera yang sangat vital seperti leher yang seharusnya sesuai dengan standar keselamatan. Padahal itu harusnya dilakukan secara hati-hati agar jika ada cedera leher diderita itu tak akan memperparah kondisi sang pembalap.
"Dia dipindahkan ke atas tandu dengan cara yang tidak seharusnya dan tak sesuai dengan standar keselamatan. Dalam kecelakaan seperti ini, ambulance harusnya masuk ke lintasan dan mendatangi Simoncelli," tulis Vanturi.
Pembalap Marco Simoncelli terkapar usai kecelakaan dan ditabrak oleh Colin Edwards di MotoGP Sepang, Malaysia 2011 yang mengakibatkan Marco Simoncelli tewas (AP Photo/Ruben Yap)
kontroversi kematian simoncelli, foto marco simoncelli, foto kecelakaan marco simoncelli, kecelakaan marco simoncelli, penyebab tewasnya marco simoncelli, motogp sepang malaysia
Pada kenyataannya petugas kesehatan harus menggotong tubuh Simoncelli cukup jauh untuk bisa sampai ke mobil ambulance. Bahkan ayah Simoncelli, yang datang ke titik lokasi menggunakan skuter, sampai ikut membantu mengangkat tubuh anaknya ke dalam ambulance. Demikian dikutip dari Marca.
"Berdasarkan protokol, seharusnya kondisi pembalap diperiksa dan dipindahkan dengan sangat berhati-hati dengan memperhatikan pergerakan lehernya. Metode yang digunakan untuk memindahkan Marco tidak tepat dan berbahaya. Saya pribadi bahkan tak akan menggunakannya (bahkan) saat memindahkan sekarung kentang," lanjut Vanturi.
Tampak dari kejauhan tim medis dan marshall memberikan pertolongan di lokasi kecelakaan yang menimpa Marco Simoncelli dan Colin Edwards (AP Photo/Ruben Yap)kontroversi kematian simoncelli, foto marco simoncelli, foto kecelakaan marco simoncelli, kecelakaan marco simoncelli, penyebab tewasnya marco simoncelli, motogp sepang malaysia
Di akhir suratnya Venturi menyebut kalau apa yang dia ungkapkan bukan semata-mata ingin membuat kontroversi. Namun dia mengingatkan kalau penanganan serupa jangan sampai terulang jika ada kecelakaan di MotoGP.
"Di masa mendatang jangan ada lagi kejadian seperti ini. Penanganan yang buruk terhadap cedera bisa mengakibatkan kematian," tuntas Vanturi.

Helm Simoncelli Setelah Kecelakaan


Lepasnya helm Marco Simoncelli saat dirinya mengalami insiden kecelakaan menjadi buah bibir banyak orang. Pasalnya, lepasnya helm Simoncelli dari kepalanya juga menjadi penyebab tewasnya rider San Carlo Honda Gresini tersebut. Namun, Direksi MotoGP belum mau bicara panjang lebar mengingat dunia MotoGP masih sangat berkabung. Tapi ia berjanji pihaknya akan melakukan penyelidikan mendalam terkait insiden tersebut.
Foto Helm Marco Simoncelli setelah insiden kecelakaan dalam kejuaraan MotoGP 2011 di Sepang, Malaysia (23/10)Marco Simoncelli, simoncelli, super sic, motogp sepang malaysia, MotoGP, kecelakaan simoncelli

Jasad Simoncelli Dimakamkan Hari Kamis di Coriano


Setelah bersemayam 1 malam di Rumah Sakit Kebangsaan di Kualalumpur, Malaysia, jasad Marco Simoncelli akhirnya diterbangkan ke Bandara Fiumicino di Italia. Keberangkatan jenazah Simoncellii, diantar langsung oleh sang Ayah (Paul) dan kekasihnya (Kate).

Tapi bukan hanya keluarganya saja, Casey Stoner bersama sang Istri (Adriana Stoner), Valentino Rossi, Uccio dan Davide Brivio (manager Rossi) juga terlihat menemani dalam penerbangan tersebut.

Pesawat yang membawa jasad Simoncelli pun tiba di Bandara Fiumicino pada pukul 6 dan langsung disambut oleh presiden Italian Motorcycle Federation (IMF) Paolo Sesti dan John Petrucci. Di Bandara tersebut sudah terdapat spanduk yang kira-kira tulisannya begini : Trek adalah tempatmu, kamu meninggal sebagai petarung.

Hari ini semua pengantar langsung menuju ke Coriano, Italia untuk menemani jasad Simoncelli. Kabar terakhir pemakaman pembalap berjuluk Super Sic itu, akan dilakukan pada hari Kamis (27/10) lusa mendatang.

Pemilihan Ban Jadi Faktor Krusial


Marco Simoncelli (foto:Getty Images)Legenda pembalap motor 500cc, Giacomo Agostini percaya insiden yang menewaskan Marco Simoncelli akan mengubah sikap penyelenggara MotoGP untuk lebih teliti lagi dalam pemilihan ban. Pergantian ban bisa membantu menghindari kecelakaan, seperti yang dialami Super Sic –julukan Simoncelli.

Simoncelli tutup usia setelah dihantam keras secara beruntun oleh motor yang ditunggangi Colin Edwards dan Valentino Rossi. Dia kehilangan front end yang membuatnya tergelincir dan terhempas motor Edwards dan Rossi. Ditengerai, tempratur ban depan yang belum mencapai tingkat yang diharapkan menjadi penyebab kecelakaan Simoncelli.

Menurut juara dunia 15 kali itu, penggunaan elektronik untuk dipakai oleh pembalap bukan suatu hal yang penting untuk digunakan, tapi yang menjadi inti permasalahannya adalah faktor penggunaan ban.

“Saya pikir faktor elektronik tidak ada hubungannya dengan kecelakaan kemarin (Minggu). Secara pribadi, saya kurang setuju dengan penggunaan elektronik. Saya lebih suka motor hanya melibatkan pembalap saja dan bukan elektronik yang mendorong pergelangan tangan,” ujar Agostini seperti disitat, Autosports Selasa (25/10/2011).

Untuk itu, menurut Agostini yang patut diwaspadai adalah keputusan yang tepat dalam memilih ban. Sebab selama ini, strategi pemilihan karet hitam acap dikeluhkan dari para pembalap, baik saat latihan maupun ketika balapan digelar.

“Ban merupakan faktor penting untuk disalahkan. Pastinya, ban sering disalahkan, dalam arti bahwa ban memiliki peran penting dalam dunia balap. Saat ini, semua pengendara meminta ban yang sesuai dengan keinginannya,” sambungnya.

Produsen ban membuat ban untuk mengakomodasi pembalap. Ban sedikit lebih keras dan pembalap lebih sulit untuk mengendalikannya. “Mungkin akan masuk akal jika memiliki ban yang berbeda pada sisa balapan terakhir dan musim mendatang,” sambungnya.

Tapi secara keseluruhan, Agostini yakin tak pantas menyalahkan siapapun dan apapun pada inseiden tersebut. “Sayangnya dari kecelakaan kemarin kami tidak bisa meyalahkan siapapun. Kecelakaan tersebut memang layaknya kecelakaan seperti biasanya, tapi mungkin bedanya kecelakaan tersebut berakibat fatal,” terangnya.

'Meninggalnya Simoncelli Bukan Salah Rossi & Edwards'


Juara dunia MotoGP tahun 1987, Wayne Gardner, meminta Collin Edwards dan Valentino Rossi tak menghukum diri sendiri usai terlibat dalam kecelakaan yang membuat Marco Simoncelli meninggal dunia.

Peristiwa memilukan di Sirkuit Sepang itu bisa jadi bakal terus membekas di benak Edwards dan Rossi . Gardner sendiri pernah mengalami situasi yang sama sepetri itu saat menabrak Franco Uncini di GP Belgia tahun 1983.

Gardner lantas berpendapat sangat penting bagi keduanya untuk tidak menyalahkan diri sendiri. "Saya pernah terlibat dengan kejadian serupa dengan Franco Uncini bertahun-tahun lalu, jadi saya mengerti bagaimana perasaan mereka," ujar Gardner dalam tulisan di situs pribadinya.

"Tapi itu bukan kesalahan mereka. Tidak ada yang bisa mereka lakukan. Keduanya akan mengingat kejadian itu berulang-ulang di benak mereka, bertanya-tanya apakah harusnya mereka menghindar ke kiri, ke kanan, atau menekan rem lebih keras," lanjut Gardner

"Sedikit hiburan, yakni siaran ulang televisi dari kecelakaan itu--dalam beberapa tahun ke depan--bakal menunjukkan bahwa mereka tak punya kesempatan sama sekali untuk menghindar dari tabrakan."

"Itu adalah, sayangnya, hanya soal berada di waktu dan tempat yang salah," tukas Gardner.

Akibat kecelakaan tersebut, Simoncelli mengalami cedera serius pada kepala, leher, dan dada. Nyawanya pun dinyatakan tak tertolong lagi pada pukul 16.56 waktu Malaysia.

'Simoncelli Tak Dapat Pertolongan Pertama yang Baik'


Petugas keselamatan di Sirkuit Sepang dapat kritik tajam menyusul kecelakaan yang merenggut nyawa Marco Simoncelli. Pembalap asal Italia itu dianggap tak mendapat pertolongan pertama yang baik.

Kontroversi terkait kematian Simoncelli merebak menyusul mulai terkuaknya rekaman video atau foto-foto yang diambil beberapa saat setelah kecelakaan maut tersebut. Yang yang muncul ke permukaan, khususnya di Italia, adalah penanganan terhadap pembalap kribo itu

setelah dia dihantam motor Colin Edwards dan Valentino Rossi.

Pada Senin (24/10/2011) kemarin, surat kabar terbitan Italia La Repubblica memuat surat seorang ahli penyelamatan bernama Fabio Venturi yang intinya mempertanyakan buruknya pertolongan pertama yang diberikan petugas pada Simoncelli.

Salah satu yang diamati Venturi adalah saat tubuh Simoncelli dipindahkan ke tandu dan diangkat ke pinggir lintasan. Saat itu dia menyebut kalau tubuh Simoncelli lebih terlihat seperti diseret ketimbang diangkat oleh petugas. Dalam beberapa foto memang terlihat kalau tubuh Simoncelli tak sepenuhnya berada di atas tandu dan tandu seperti diangkat dengan sembarangan.

Proses pengangkatan tubuh Simoncelli ke atas tandu juga dinilai terlalu sembrono. Padahal itu harusnya dilakukan secara hati-hati agar jika ada cedera leher diderita itu tak akan memperparah kondisi sang pembalap.

"Dia dipindahkan ke atas tandu dengan cara yang tidak seharusnya dan tak sesuai dengan standar keselamatan. Dalam kecelakaan seperti ini, ambulance harusnya masuk ke lintasan dan mendatangi Simoncelli," tulis Vanturi.

Pada kenyataannya petugas kesehatan harus menggotong tubuh Simoncelli cukup jauh untuk bisa sampai ke mobil ambulance. Bahkan ayah Simoncelli, yang datang ke titik lokasi menggunakan skuter, sampai ikut membantu mengangkat tubuh anaknya ke dalam ambulance. Demikian dikutip dari Marca.

"Berdasarkan protokol, seharusnya kondisi pembalap diperiksa dan dipindahkan dengan sangat berhati-hati dengan memperhatikan pergerakan lehernya. Metode yang digunakan untuk memindahkan Marco tidak tepat dan berbahaya. Saya pribadi bahkan tak akan menggunakannya (bahkan) saat memindahkan sekarung kentang," lanjut Vanturi.

Di akhir suratnya Venturi menyebut kalau apa yang dia ungkapkan bukan semata-mata ingin membuat kontroversi. Namun dia mengingatkan kalau penanganan serupa jangan sampai terulang jika ada kecelakaan di MotoGP.

"Di masa mendatang jangan ada lagi kejadian seperti ini. Penanganan yang buruk terhadap cedera bisa mengakibatkan kematian," tuntas Vanturi

Untuk Pertama Kalinya, Edwards Buka Suara


Hampir 24 jam berdiam diri setelah terlibat kecelakaan maut di MotoGP Malaysia, pembalap Colin Edwards buka suara. Pembalap asal Texas, Amerika Serikat ini menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diterimanya.

Edwards bertabrakan hebat dengan Marco Simoncelli yang kehilangan keseimbangan, yang akhirnya menewaskan pembalap berambut kriwil tersebut di Sirkuit Sepang, Minggu, 23 Oktober 2011. Dia juga sempat berbenturan dengan Valentino Rossi. Beruntung, Rossi berhasil menghindar dan lalu melaju ke pinggir arena.
Edwards mengalami cedera dislokasi bahu dan pergelangan tangan. Dia pun harus kembali diterbangkan ke negara asalnya, Amerika Serikat.

"Terima kasih semuanya atas dukungan mereka saat ini," kata Edwards di akun Facebooknya seperti dikutip Stay On The Black, Senin, 24 Oktober 2011.

"Sangat sedih melihat seorang rekan meninggal dunia, apa pun caranya. Secara mental, saya baik-baik saja. Secara fisik, selain dislokasi bahu dan ligamen, saya rasa kedua pergelangan tangan dan tumit kiri juga retak," tambah pembalap Monster Yamaha Tech 3 itu.

Sedangkan Rossi, pembalap lain yang juga terlibat di tragedi itu, sudah lebih dulu menyampaikan rasa belasungkawa lewat akun Twitternya. "Sic (sapaan Simoncelli) seperti adik buat saya. Dia sangat tangguh di atas lintasan dan sangat baik di kehidupan biasa. Saya akan sangat merindukannya," kata Rossi beberapa jam setelah kejadian.

Simoncello dinyatakan tewas pukul 16:56 waktu Malaysia. Pembalap Gresini Honda itu menderita luka trauma yang sangat serius di kepala, leher, dan dada.

Kematian pembalap berusia 24 tahun ini terjadi hanya sepekan setelah ia meraih podium kedua di MotoGP Australia. Saat itu, Super Sic berhasil finish kedua di belakang Casey Stoner.