Friday, September 30, 2011

Lorenzo: Pekan yang Sulit


Foto: Jorge Lorenzo/Getty ImagesJorge Lorenzo mengaku akan menjalani pekan yang sulit di Motegi, Jepang. Hal itu bisa dirasakannya setelah mendapat hasil kurang memuaskan di dua free practice hari ini.

Lorenzo harus mengakui keunggulan trio Repsol Honda dan pembalap Gresini, Marco Simoncelli, yang mencatat waktu lebih baik darinya pada latihan bebas kedua. Hasil tidak maksimal juga dicatat pembalap asal Spanyol ini pada sesi latihan pembuka pagi ini.

“Kami memperbaiki waktu lap pada sesi siang tadi, tapi ini masih belum cukup, kompetisi sangat ketat di sini. Ini akan menjadi pekan yang sulit untuk berjuang memperebutkan podium dan kemenangan,” ujar Lorenzo, seperti dilansir Crash, Jumat (30/9/2011).

“Kami mencoba beberapa hal untuk mengembangkan stabilitas dalam pengereman dan saat di tikungan. Kami menemukannya sedikit, tapi masih menemukan lebih banyak lagi. Kami ada di urutan lima dan bisa lebih buruk,” keluh pembalap 24 tahun ini.

Sementara itu, manajer tim Wilco Zeelenberg menegaskan stabilitas pengereman dan serta cengkraman merupakan dua hal utama yang perlu dibenahi.

“Hari pertama tidak terlalu buruk, kami hanya lebih buruk dalam catatan waktu yang tidak sebagaimana mestinya. Konsistensi Jorge cukup bagus dan ini penting,” tandasnya.

“Kami sedikit kehilangan stabilitas pengereman dan pencengkraman. Kami akan lihat besok, kami harus memperbaiki ini, tapi memiliki kecepatan yang baik,” tutup Zeelenberg.

Keracunan Makanan, Ben Spies Lemah

Foto: Ben Spies (Getty Images)Ben Spies tidak bisa tampil maksimal pada sesi free practice di Motegi, Jepang, Jumat (30/9/2011). Spies disinyalir mengalami keracunan makanan.

Pembalap asal Amerika ini mendapatkan perawatan di Clinica Mobile sejak Kamis (29/9) malam waktu setempat untuk membantunya mendapat tenaga yang cukup selama sesi latihan hari ini. Pada free practice I, Spies sukses melahap 18 lap dan finis di urutan delapan.

Tapi, kondisinya memburuk dan mengakhiri sesi latihan kedua lebih cepat dengan hanya menghabiskan lima lap.

“Awal yang mengejutkan di pekan ini, saya tak merasa sesakit ini dalam perjalanan ke sini. Saya hampir tidak diizinkan ke pesawat,” cerita Spies.

“Perlahan saya mendapatkan kekuatan kembali, terima kasih kepada orang di Clinica, tapi saya tidak bisa membalap dengan baik di sesi kedua,” sambungnya, seperti dilansir Crash.

Spies akan terus memulihkan kondisinya dan optimistis bisa tampil lebih di sesi kualifikasi dan balapan dua hari ke depan.

“Saya bekerja sama dengan Clinica hari ini dan besok. Saya yakin akan lebih baik di kualifikasi dan balapan. Saya minta maaf kepada tim dan fans yang sudah datang untuk menonton hari ini,” bilang pria kelahiran 27 tahun silam.

Hal senada juga diungkapkan direktur tim Massimo Meregalli. “Dia pikir bisa melakukannya di sesi latihan kedua, tapi saya rasa dia telah mengeluarkan semua energinya di sesi pertama,” tutur Meregalli.

“Kami pikir besok dia akan lebih baik dan Minggu sudah siap untuk balapan,” pungkas Meregalli.

Cegah Radiasi, Tim Bawa Logistik Sendiri


Valentino Rossi-Jorge Lorenzo-Hiroshi Aoyama (Foto: Getty Images)Demi meminimalisasi risiko radiasi nuklir selama berada di Jepang akhir pekan ini, sebagian besar tim mengimpor makanan dan minuman.

Lokasi Sirkuit Motegi sendiri berada 110 km dari Fukushima, tempat yang mengalami kerusakan cukup parah setelah diterjang gempa bumi dan tsunami. Sebelumnya, banyak pembalap menolak berangkat ke Motegi karena alasan khawatir bahaya radiasi nuklir, meski laporan independen menegaskan situasi cukup aman.

Mereka akhirnya memutuskan untuk berangkat kecuali Loris Capirossi yang mengalami cedera dislokasi bahu. Namun, demi meminimalisasi risiko radiasi nuklir, sebagian tim membawa langsung persediaan makanan dan minuman dari negara masing-masing, meski hal ini sebelumnya ditentang bea cukai.

“Saya pikir kami membawa sebagian makanan dan minuman dari Eropa. Ini untuk membatasi risiko sebisa mungkin,” kata pembalap Yamaha Jorge Lorenzo. “Risikonya kecil, tapi Anda tak pernah tahu,” imbuh sang juara bertahan, dikutip Crash, Jumat (30/9/2011).

Hal yang sama juga dilakukan Ducati, seperti yang dikonfirmasi Valentino Rossi. “Makanan dan minuman dari rumah dan saya pikir yang lainnya dalam situasi normal,” kata pemegang tujuh kali juara dunia MotoGP.

“Saya hanya berhati-hati dengan air,” pembalap Suzuki Alvaro Bautista menambahkan.

Satu-satunya pembalap asli Jepang, Hiroshi Aoyama, mengaku tak mengikuti jejak rekan-rekannya. Namun, Aoyama membenarkan jika timnya, Gresini membawa logistik sendiri

“Tim saya bawa air dari Italia. Jumlahnya sangat banyak. Saya tak tahu berapa harganya!” tandas Aoyama.

“Saya sendiri sudah ada di sini selama sepekan, menghabiskan waktu bersama keluarga dan makan dengan makanan normal. Jadi, tidak ada yang spesial,” tutup Aoyama.

Terakhir, Fukushima dikabarkan kembali diguncang gempa berkekuatan 5,6 SR, namun dijelaskan juru bicara Tokyo Electric Masashi Kato tidak ada kerusakan akibat gempa tersebut.

Lorenzo: Apa Aku Kini Pimpin Klasemen?


Casey Stoner memang sedang memimpin klasemen sementara. Tetapi karena satu alasan, pada sebuah kesempatan Jorge Lorenzo "diberikan" posisi tersebut.

Dengan empat seri tersisa, Stoner tengah memuncaki klasemen dengan poin 284. Rider Honda itu unggul 44 poin dari Lorenzo si juara bertahan dari Yamaha yang berada di posisi dua.

Menjelang MotoGP Jepang, seperti biasa sesi konperensi pers resmi yang melibatkan sejumlah pembalap dihelat pada hari Kamis (29/9/2011) waktu setempat.

Akan tetapi, Stoner absen dalam sesi tersebut. Bukan apa-apa, Stoner tidak bisa datang tepat pada waktunya karena adanya keterlambatan dari penerbangan yang ia tumpangi.

Nah, absennya Stoner dalam sesi konperensi pers itu pun membuat kursi paling tengah, yang biasanya diberikan untuk si pemimpin klasemen, pun lowong.

Walhasil, Lorenzo yang menempati posisi dua di klasemen pun dipersilakan duduk di sana sementara kursinya sendiri diduduki pembalap wild-card Honda Shinichi Itoh.

Mendapat "kehormatan" tersebut, Lorenzo pun serta-merta berseloroh seraya memamerkan senyum lebar. "Di mana Casey? Apa aku kini memimpin klasemen," guraunya seperti dilansir Crash.

Dalam sesi itu sendiri, Lorenzo melontarkan pujian untuk Stoner yang sudah mendominasi musim ini--Stoner memenangi delapan dari 14 seri sejauh ini.

Lorenzo juga mengakui, kini usaha mempertahankan gelar juara dari ancaman Stoner akan sangat sulit meski ia dan timnya takkan menyerah sampai akhir.

Lorenzo Akui Sulit Pertahankan Gelar



Dengan tinggal ada empat balapan sisa, Jorge Lorenzo tertinggal 44 poin dari pemuncak klasemen. Meski secara matematis masih bisa menyusul Casey Stoner, sang juara dunia tak menyangkal kalau kansnya makin kecil.

Lorenzo tercatat cuma menang tiga kali dari 14 balapan yang sudah digelar sepanjang musim ini. Jumlah tersebut kalah jauh dari Stoner, yang menyusul sukses di Aragon telah membuatnya delapan kali menjejak podium teratas.

Jelang balapan di MotoGP Jepang akhir pekan ini selisih antara kedua pembalap ada 44 poin. Dengan empat balapan tersisa, termasuk di Motegi, kans mempertahankan titel juara dunia secara matematis masih terbuka.

Namun Lorenzo tak menyangkal kalau upaya tersebut akan sangat berat lantaran sang lawan sangat konsisten. Stoner tercatat cuma sekali tak finis yakni saat balapan di Spanyol, sementara sisanya hasil terburuk pembalap Australia itu adalah finis di urutan tiga.

"Casey sudah memenangi balapan lebih banyak dan normal saja kalau dia punya poin yang lebih banyak dan mungkin sudah terlambat untuk mencoba dan mengalahkan dia untuk meraih gelar juara," sahut Lorenzo di MCN.

Meski begitu Lorenzo menegaskan kalau dia tak akan menyerahkan mahkota juara dunianya begitu saja. Sebanyak 100 poin maksimal yang bisa didapat di penghujung musim akan coba dia raih.

"Masih ada empat balapan dan kami akan mencoba sampai akhir karena masih ada 100 poin yang bisa direbut, Anda tak akan pernah tahu. Kami harus terus menjaga motivasi dan saya pikir segalanya masih mungkin," tuntas dia

Thursday, September 29, 2011

Race Against Nuclear


Balapan yang sempat hampir dibatalkan itu akhirnya tiba. Jadwal diundur pasca bencana alam melanda negeri Jepang. Race lantas diragukan bisa berlangsung akibat rusaknya reaktor nuklir di Fukushima yang notabene tidak terlalu jauh dari sirkuit. Ancaman boikot dari para pembalap sempat mewarnai, namun, FIM dan Dorna pada akhirnya bisa memastikan seri ke-15 MotoGP 2011 akan berlangsung akhir pekan ini di sirkuit Twin Ring Motegi. MotoGP Motegi 2011 banner Race Against Nuclear
Meski berbagai studi telah menyimpulkan Motegi aman dari ancaman radiasi, namun kekhawatiran sepertinya belumlah benar-benar sirna. Tim Ducati kabarnya akan membawa serta ahli radiasi nuklir untuk memastikan keberadaan mereka di Jepang benar-benar aman. Termasuk urusan makanan tentunya.
Di luar perkara radiasi nuklir itu, balapan di Motegi menjanjikan suguhan yang menarik. Pandangan sepertinya tetap akan terfokus pada dua nama: Casey Stoner dan Jorge Lorenzo, dua pembalap yang kini berebut untuk meraih mahkota terakhir era 800cc.
Casey datang ke Jepang dengan keunggulan 44 poin atas Lorenzo. Dengan hanya ada 4 seri lagi (termasuk di Motegi), rider Australia itu punya peluang terbesar untuk kembali meraih gelar juara dunia. Berbekal kemenangan yang di raihnya tahun lalu bersama Ducati, Stoner kembali diunggulkan untuk naik podium tertinggi.
Sedangkan perjuangan Lorenzo untuk mempertahankan gelar juara tampaknya semakin berat. Seperti halnya Stoner, Lorenzo pun pernah menjuarai seri Motegi (2009). Tetapi, meraih kemenangan di Motegi dan bahakan di tiga seri berikutnya, tak akan cukup baginya untuk mempertahankan gelar. Dia masih memerlukan “bantuan”.
Lorenzo sepertinya tak bisa berharap banyak dari rekan satu timnya, Ben Spies. Tanpa bermaksud mengecilkan performa Spies, namun dari 14 seri yang sudah berlangsung, sangat jarang rider Amerika itu bisa bersaing di kelompok terdepan. Dia lebih sering berjuang di kelompok kedua bersama Andrea Dovizioso dan Marco Simoncelli.
Tetapi, Lorenzo yang kembali akan turun dengan red and white livery, bisa berharap akan mendapat keuntungan dari duel yang sepertinya sangat mungkin terjadi antara dua pembalap Repsol Honda, Dani Pedrosa vs Andrea Dovizioso.
Pada seri Aragon lalu, Dovi gagal finish (DNF) sehingga ia kini hanya unggul 15 poin atas Pedrosa. Keduanya pasti akan berebut untuk meraih posisi ketiga di kelasemen akhir. Tahun lalu, Dani mengalami nasib buruk di sirkuit ini. Ia mengalami kecelakaan pada sesi latihan sehingga tak bisa ikut balapan hingga dua seri berikutnya (Sepang & Philip Island).
Sedangkan Andrea meraih hasil cukup bagus saat itu. Ia berhasil mencetak pole position pertamanya di kelas primer dan saat race Dovi berada tidak terlalu jauh dari pemenang lomba, Casey Stoner.
Satu nama lagi yang aksinya pasti ditunggu banyak orang di Motegi. Dialah Valentino Rossi. Catatan prestasi rider Italia ini d Motegi sangatlah bagus. Meski sejak berlaga di kelas puncak mulai tahun 2000 hingga tahun 2011 lalu ia baru dua kali menjuarai seri Motegi, namun selama 11 tahun itu ia nyaris selalu naik podium (hanya dua kali tidak finish podium: 2005 & 2007).
Prestasi Ducati di sirkuit inipun terbilang sangat memuaskan. Loris Capirossi pernah mencetak hat-trick kemenangan bersama Desmosedici (2005-2007) dan tahun lalu Stoner menambah satu kemenangan lagi untuk Ducati.
Tahun ini, dengan berbagai upaya keras yang telah dilakukannya bersama Ducati, layak ditunggu apakah The Doctor bisa memberi kejutan.

Jerez Kembali Gelar Tes Pra-Musim MotoGP


Keinginan banyak pihak untuk menambah sesi tes pra musim agar motor dan adaptasi pembalap lebih matang pada motor baru mereka untuk berkompetisi musim 2012, akhirnya dikabulkan oleh FIM (Federasi balap motor dunia). FIM merilis jadwal sesi tes pra musim terbaru dengan memasukkan sirkuit Jerez di Spanyol sebagai salah satu penyelenggara sesi tes tersebut.

Dipilihnya Jerez sebagai lokasi pelaksanaan sesi tes pra musim MotoGP 2012, mendatang karena kondisi cuaca di Jerez pada bulan Maret masih cukup dingin. Sehingga pemasok ban juga bisa memaksimalkan pengetesan level grip ban terbaru mereka di sirkuit ini. Sebenarnya Bridgestone sendiri meminta sesi pengetesan di sirkuit Philip Island Australia.

Mungkin karena jarak yang terlalu jauh dan memakan dana besar khususnya pada logistik tim, makanya FIM tidak memasukkan sirkuit Philip Island sebagai salah satu sirikuit penyelenggara sesi tes pra musim MotoGP 2012.

Sementara itu sesi tes pra musim di Jerez akan digelar pada 23-25 Maret 2012, setelah dua sesi tes pra musim berturut-turut usai dilakukan di sirkuit Sepang Malaysia. (otosport.co.id)

Berikut jadwal pengetesan pra musim MotoGP :
MotoGP
1. 31 Januari - 2  2012 : Sepang, Malaysia
2. 28  Februari - 1 Maret 2012 : Sepang, Malaysia
3. 23 - 25 Maret 2012 : Jerez, Spanyol

Moto2 and Moto3
1. 8 - 10 Februari 2012 : Valencia, Spanyol
2. 16 - 18 Februari 2012 : Jerez, Spanyol
3. 19 - 21 Maret 2012 : Jerez, Spanyol

Philip Island Gelar Tes Pra-Musim MotoGP?



Terbatasnya sesi tes pra musim MotoGP yang belakangan ini mulai diberlakukan untuk semua kelas di balap prototipe MotoGP, membuat banyak tim dan pembalap mengeluhkan sulitnya mengembangkan motor dengan sesi tes yang terbatas. Salah satu pembalap yang paling terkena dampaknya adalah Valentino Rossi.

Bukan hanya Rossi dan tim-tim pabrikan, namun Bridgestone sebagai pemasok tunggal ban di MotoGP, juga merasa bahwa sesi tes untuk penggunaan ban MotoGP perlu ditambah. Bridgestone membutuhkan data lebih banyak dari sirkuit yang cenderung memiliki temperatur aspal yang lebih rendah. Hal ini penting untuk meningkatkan grip level ban ketika kondisi cuaca mulai tidak menentu di awal musim 2012.

Kabarnya alokasi permintaan sesi tes tersebut bakal ditempatkan di sirkuit Philip Island Australia sebelum pelaksanaan sesi tes pra musim terakhir di Qatar. Hal ini dilakukan karena kondisi cuaca di Philip Island agak dingin menjadikan sesi pengetesan grip level ban pada temperatur lintasan yang dingin, lebih akurat.

Namun permintaan untuk pelaksanaan sesi tes di Philip Island Australia ini, belum ada tanggapan dari FIM (Federasi balap motor dunia) tentang hal ini. Semoga ada keputusan yang lebih baik lagi.

Spies Hindari Start dari Belakang


Ben Spies/Foto: Getty ImagesBen Spies berambisi tampil baik di sesi kualifikasi demi mendapat hasil maksimal. Itu karena Spies ingin menghindari kejadian di Motegi tahun lalu.

Spies harus berjuang ektra keras untuk bisa finis di posisi delapan GP Jepang tahun lalu, setelah start dari urutan 15. Pembalap Yamaha Racing ini berharap tidak mengulang hal itu saat kembali ke Motegi, Minggu (3/10/2011).

“Saya sangat menikmati balapan di sini tahun lalu, meski frustrasi karena kehilangan tempat di lap awal,” kenang Spies, seperti dikutip Crash, Kamis (29/9).

“Saya harus melakukan overtaking beberapa pembalap untuk bisa finis di posisi delapan, ini membuat balapan lebih menyenangkan,” lanjut pria asal Texas.

“Saya harap bisa start lebih tinggi tahun ini, jadi tak perlu melakukan banyak pengejaran,” serunya.

Sementara itu, sebagai bagian dari perayaan ke-50 tahun Yamaha di Grand Prix Spies dan rekan setimnya, Jorge Lorenzo akan kembali tampil dengan kostum spesial, seperti yang dilakukannya saat meraih kemenangan di GP Belanda dan finis di posisi ketiga di Indianapolis.

“Kami membalap dengan komposisi warna merah dan putih lagi, yang selalu membawa keberuntungan untuk saya,” pungkas pembalap kelahiran 27 tahun silam.

Edwards Incar Enam Besar


Foto: Colin Edwards/Getty ImagesColin Edwards gagal mencapai hasil maksimal di dua seri terakhir, Italia dan Spanyol. Edwards pun siap mebayar kegagalannya di hadapan ribuan pendukung Yamaha di Motegi.

Edwards terlempar dari 10 besar pada dua balapan terakhir. Tak heran jika Edwards mengusung misi membayar tuntas kegagalannya di MotoGP Jepang, Minggu (3/10/2011). Motivasi pembalap veteran ini kian terlecut jika mengingat hasil tahun lalu, saat mencatat prestasi terbaik dengan finis di urutan lima.

“Dua seri terakhir tidak berjalan sesuai rencana, jadi tak ada tempat lain lebih baik selain di markas Yamaha di Motegi untuk mendapat hasil bagus,” tutur pembalap asal Amerika Serikat ini.

“Saya mendapat hasil terbaik di Twin Ring Motegi tahun lalu, jadi akan pergi ke sana dengan penuh percaya diri bahwa saya bisa mengincar posisi enam besar,” lanjut Edwards penuh percaya diri, dikutip Crash, Kamis (29/9/2011).

Keyakinan Edwards didukung penampilan Yamaha Tech 3 yang dianggapnya lebih baik daripada tahun lalu. “Ini tak mudah ketika Anda melihat level kompetisi, tapi kami tahu Monster Yamaha Tech 3 lebih baik dibandingkan tahun lalu, jadi semoga bisa mendapat hasil bagus,” pungkas pembalap 37 tahun ini.

Spies Berharap Tuah dari 'Warna Keberuntungan'


Yamaha akan kembali tampil mengenakan livery khusus di Motegi akhir pekan ini. Ben Spies yang merasa dinaungi 'Dewi Fortuna' tatkala mengusung livery itu pun kembali berharap hal serupa.

Sebagai bagian dari peringatan 50 tahun keikutsertaan Yamaha di dalam kejuaraan dunia balap motor grand prix, Spies dan Jorge Lorenzo sekali lagi akan tampil dengan livery khusus.

Livery yang mengusung paduan warna merah dan putih itu juga pernah digunakan oleh Yamaha pada dua seri lain sebelumnya, yakni di Assen dan Indianapolis.

Entah apa sekadar kebetulan, tetapi di dua seri tersebut Spies mampu memetik hasil oke. Kalau di Assen ia berhasil memetik kemenangan perdana di MotoGP, di Indy rider Amerika Serikat itu cukup memuaskan fans negerinya sendiri dengan finis ketiga.

"Kami akan membalap dengan livery merah dan putih lagi, yang mana selalu memberiku keberuntungan!" seru Spies di Crash.

Spies niscaya berharap tuah dari "warna keberuntungan" itu akan menghindarkannya dari nasib sial tahun lalu di Motegi ketika ia tercecer ke belakang, meski akhirnya melakukan pemulihan cukup dahsyat.

Saat itu Spies lolos kualifikasi di posisi enam tetapi lajunya di lap kedua melebar dan membuat posisinya tercecer sampai ke posisi 15. Setelah berjuang keras dan melewati sejumlah pembalap, barulah Spies bisa finis di posisi delapan.

"Aku harap tahun ini bisa menempati posisi lebih baik sedari start sehingga aku tidak perlu kembali melakukan banyak pengejaran!" harap Spies.

Crutchlow Termotivasi Persaingan Rossi

Foto: Cal Crutchlow (Daylife)Pembalap Yamaha Tech 3 Cal Crutchlow mengusung kepercayaan diri tinggi jelang MotoGP Jepang, akhir pekan ini. Sukses memenangi pertarungan dengan Valentino Rossi di Motorland Aragon menjadi penyebabnya.

Crutchlow meraih salah satu hasil terbaik musim ini saat finis di urutan 9 GP Aragon, 18 September silam. Sukses itu terasa lebih istimewa bagi Crutchlow karena berhasil memenangi pertarungan sengit dengan The Doctor selama hampir di sepanjang balapan.

Hal inilah yang melecut semangat pembalap asal Inggris untuk tampil lebih baik di trek baru untuknya di Motegi, sebelum nantinya terbang ke Philip Island, Sepang dan Valencia.

“Saya sangat menanti kepergian ke Jepang akhir pekan ini dan merasa penuh percaya diri setelah mendapat hasil bagus di Motorland Aragon,” kata Crutchlow, seperti dikutip Crash, Kamis (29/8/2011).

“Bersaing selama balapan dengan pembalap sekelas Valentino Rossi sangat bagus untuk pengalaman saya dan saya belajar banyak, ini akan membantu di masa depan,” lanjut pria kelahiran 25 tahun lalu itu.

“Twin Ring Motegi adalah trek baru bagi bagi saya, tapi saya melakukan tugas dengan baik di trek baru lainnya untuk tampil kompetitif, jadi semoga akan sama di Jepang,” tutup Crutchlow.

Wednesday, September 28, 2011

Jadwal Test Pra-Musim MotoGP 2012: Kembali Ada di Jerez

Valentino Rossi beberapa waktu yang lalu sempat menyampaikan protes keras atas terbatasnya jadwal uji coba MotoGP. Entah karena protes itu atau karena memang menyadari bahwa dengan regulasi baru jadwal test mesti ditambah, FIM akhirnya memutuskan test akan berlangsung selama 9 hari sebelum musim 2012 dimulai. Salah satunya berlangsung di sirkuit Jerez.
Jerez circuit Jadwal Test Pra Musim MotoGP 2012: Kembali Ada di Jerez
Test malam hari di sirkuit Losail, Qatar telah ditiadakan. Sebagai gantinya winter test akan kembali di gelar di sirkuit Jerez, Spanyol. Sirkuit Sepang, Malaysia tetap akan dipakai sebagai tempat uji coba dalam dua periode. Sedangkan untuk kelas Moto2 dan Moto3, uji coba hanya akan berlangsung di sirkuit Valencia & Jerez. Masing-masing test akan berlangsung selama tiga hari.
MotoGP :
Sepang: 31 Januari – 2 Februari
Sepang: 28 Februari – 1 Maret
Jerez: 23 – 25 Maret
Moto2/Moto3:
Valencia: 8 – 10 Februari
Jerez: 16 – 18 Februari
Jerez: 19 – 21 Maret

Lorenzo Ingin Raih Kemenangan Spesial

MotoGP Jepang di Motegi akhirnya akan dihelat pada akhir pekan setelah spekulasi panjang. Di sana Jorge Lorenzo menargetkan podium teratas mengingat balapan ini juga punya arti khusus untuk Yamaha.

Pasca bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Jepang, kelangsungan gelaran MotoGP di negara itu menjadi diragukan. Sejumlah pembalap pada awalnya tidak menjamin ikut serta karena mengkhawatirkan potensi radiasi menyusul bocornya reaktor nuklir Fukushima.

Akan tetapi, pada prosesnya balapan seri ke-15 itu akan berjalan sesuai jadwal. Inilah balapan kandang untuk Yamaha yang dibela Lorenzo. Kian spesial lagi karena tahun ini Yamaha sedang menjalani 50 tahun keikutsertaannya di dalam kejuaraan dunia balap motor grand prix.

"Setelah adanya kebingungan mengenai Fukushima, kami kini ada di sini, siap untuk memberikan yang terbaik untuk Yamaha pada tahun yang spesial untuk mereka," tegas Lorenzo di Autosport

"Motegi adalah lintasan yang sudah pernah aku menangi dan tahun lalu aku menjalani pertarungan bagus dalam mengejar podium. Aku ingin menang lagi di sana, jadi itu bidikanku akhir pekan ini," lanjutnya, merujuk pada kemenangannya di Motegi pada tahun 2009, dengan tahun lalu finis di posisi empat.

Dalam balapan nanti, Yamaha juga disebutkan bakal kembali berbalut livery khusus kombinasi warna merah dan putih.

"Jepang adalah balapan kandang untuk Yamaha dan buat kami selalu menjadi kehormatan membalap di sini. Kami akan mulai pada hari Jumat dan berusaha melakukan semuanya sebaik mungkin," lugas Lorenzo.

Tuesday, September 27, 2011

Lorenzo Tidak Punya Pilihan Lain

Jorge Lorenzo/ Foto: Getty ImagesJorge Lorenzo tidak punya pilihan lain selain mewujudkan kemenangan di GP Jepang akhir pekan ini. Pembalap Spanyol berusia 24 tahun tersebut harus menang di Sirkuit Motegi agar jarak 44 poinnya dengan Casey Stoner bisa diperkecil.

“Jepang merupakan home race bagi Yamaha dan bagi kami selalu menyenangkan untuk berlomba di sini,” ujar Lorenzo seperti dikutip dari Crash, Selasa (27/9/11).

Dengan hanya empat seri tersisa, posisi juara dunia 2010 tersebut semakin terjepit untuk bisa mempertahankan title juaranya.

“Motegi adalah sirkuit yang pernah saya menangkan sebelumnya dan tahun lalu saya berjuang dengan bagus untuk podium. Saya ingin menang lagi di sini, jadi itulah tujuan saya akhir pekan ini,” sebut Lorenzo.

Grand Prix Jepang sebenarnya diselenggarakan pada April lalu, namun akibat terjangan gempa 9 Skala Richter dan tsunami yang melanda Jepang, maka balapan diundur hingga 30 September.

Sejumlah pembalap dan tim yang khawatir akan radiasi sempat menolak untuk tampil di sana. Namun, beberapa waktu yang lalu komisi keselamatan FIM telah memberi lampu hijau agar GP Jepang tetap terselenggara sesuai jadwal.

“Setelah semua kebingungan akibat Fukushima akhirnya kami berada di sini. Sekarang, kami bugar dan siap untuk memberikan perlombaan yang bagus bagi Yamaha di tahun yang spesial bagi mereka. Kami akan memulai di hari Jumat dan semoga semuanya berjalan dengan baik,” kata Lorenzo.

Photo & Video: Spies Dengan YZF-R1 WGP 50th Anniversary


Masih dalam rangkaian peringatan 50 tahun keikutsertaan dalam ajang World Grand Prix (WGP), Yamaha memproduksi dalam julah terbatas YZF-R1 dengan red and white livery. Mirip seragam yang dipakai oleh Jorge Lorenzo dan Ben Spies saat MotoGP Belanda (Assen) dan dua seri Amerika (Laguna Seca & Indianapolis).

Spies Yamaha YZF R1 WGP 500th Photo & Video: Spies Dengan YZF R1 WGP 50th Anniversary YZF-R1 baru menggunakan mesin 998cc in-line 4-silinder dan sudah dilengkapi dengan kontrol traksi. Versi special livery ini kabarnya hanya di produksi 2000 unit untuk dipasarkan ke seluruh dunia.
Untuk keperluan pemasaran, Yamaha Eropa telah memilih Ben Spies sebagai bintangnya. Foto-foto serta video Spies di atas R1 special edition ini telah diluncurkan beberapa waktu lalu.

Dalam video ini Anda tidak hanya bisa menyaksikan aksi Ben di atas R1 baru, tetapi juga bisa melihat dan menilai kemampuan acting juara World Superbike 2009 ini.

Lorenzo Siap Hibur Jepang Dengan Aksinya

Tersadar akan kondisi yang dinyatakan aman oleh tim investigasi radiasi radioaktif dari Dorna Motorsport, Jorge Lorenzo pun sepakat untuk beraksi di MotoGP seri Jepang (2/10) akhir pekan ini. Lorenzo bahkan menyatakan kesiapannya untuk menghibur masyarakat Jepang dengan aksinya di sirkuit tersebut.

Tahun lalu Lorenzo dan Valentino Rossi menyajikan balapan yang sangat menarik, karena mereka beberapa kali saling bersenggolan. Kendati Lorenzo tidak sepakat dengan cara Rossi memperlakukannya sebagai rekan setimnya di Yamaha saat itu, namun sekarang ia kembali menargetkan kemenangan yang merupakan laga kandang tim pabrikan asal Jepang tersebut.

“Jepang adalah balapan di kandang sendiri bagi tim Yamaha dan kami. Rasanya selalu nyaman saat balapan di sirkuit ini. Saya pernah menang di sirkuit ini tahun 2009 lalu dan saya bertarung untuk posisi finish di podium tahun lalu. Saya yakin bisa menyajikan hiburan menarik bagi masyarakat Jepang. Saya ingin menang lagi di sirkuit ini,” harap Lorenzo.

Yamaha sendiri bakal kembali menggunakan livery edisi spesial 50 tahun partisipasi mereka di ajang balap motor grand prix. Hmm, masih bakal ada enggak ya aksi senggol-senggolan seperti tahun lalu? Berharap saja.

Monday, September 26, 2011

MotoGP Semakin Tidak Menarik?


Minim aksi overtaking, lebih mirip iring-iringan motor prototype daripada balapan, juara seri sudah ketahuan bahkan sejak lap pertama. Intinya MotoGP makin hari makin tidak menarik untuk ditonton. Benarkah semua itu terjadi karena pembalap unggulan saat ini tak punya bakat “menghibur”? MotoGP 2011 MotoGP Semakin Tidak Menarik?
Di masa lalu seorang Valentino Rossi bisa menyuguhkan atraksi yang banyak disukai oleh para penonton Grand Prix. Meski punya motor yang sangat kuat, Rossi nyaris tak pernah tampil ngotot sejak lap awal. Ia seolah membiarkan saja pembalap lain mendahuluinya.
Di pertengahan lomba barulah Rossi mulai menyusul satu persatu pembalap di depannya. Dan seringkali ia baru melancarkan aksi untuk menghabisi pimpinan lomba pada 5 lap terakhir.
Sekarang aksi seperti itu teramat sangat jarang terjadi. Casey Stoner, Dani Pedrosa dan juga Jorge Lorenzo plus Ben Spies meraih kemenangan dengan memimpin sendiri di depan dan nyaris tak terkejar oleh siapapun.
Karena itulah banyak yang mengkritik para pembalap unggulan saat ini -terutama Stoner- tak berani tampil fight. Benarkan demikian?
Secara mental, kemampuan bertarung jarak dekat rider seperti Stoner dan Pedrosa dan termasuk juga Lorenzo sepertinya memang belumlah sekuat Rossi. Rasa percaya diri mereka pun belumlah sebesar yang dimiliki The Doctor. Tetapi di luar itu ada faktor lain yang menyebabkan mereka berusaha secepat mungkin meninggalkan pembalap di belakangnya.
“Sekarang dengan motor 800cc, khususnya (dengan) ban Bridgestone dan (perangkat) elektronik, lebih sulit untuk menyalip, jika kita membandingkan dengan 500(cc) dan juga tahun-tahun pertama dari 990cc,” ungkap Rossi.
Mesin 800cc, ban tunggal Bridgestone dan berbagai piranti elektronik merupakan kombinasi “sempurna” yang bisa membuat aksi menyalip kini tidak semudah di era 500cc dan pada era awal 990cc. Motor-motor 800cc kini sangat kencang di tikungan sehingga aksi overtake jadi sangat sulit dilakukan.
“Karena waktu antara pengereman dan masuk tikungan jauh lebih kecil, maka waktu untuk menyalip menjadi kurang. Di masa lalu, terutama dengan 500, Anda punya 30-40 meter untuk menyalip. Anda juga bisa masuk tikungan sedikit lebih lambat. Jadi semuanya terjadi lebih lambat, Anda memiliki lebih banyak waktu dan lebih mudah untuk menyalip. Jika satu rider ada di belakang dan ingin menyalip, sepuluh tahun yang lalu itu lebih mudah. Sepanjang lap Anda memiliki empat atau lima tempat untuk menyalip. Sekarang mungkin maksimal satu atau dua” lanjut Rossi lagi.
Faktor ban juga menimbulkan polemik tersendiri. Dulu di era Michelin, para pembalap bisa lebih leluasa dalam memilih tipe ban karena pabrikan ban asal Prancis itu siap mebawa ban sebanyak mungkin dengan berbagai kompon yang spesifik untuk masing-masing pembalap dan masing-masing sirkuit.
Rossi kala itu cukup percaya diri bannya akan tahan hingga lap-lap terakhir. Bahkan seringkali ia mencetak fastest lap di putaran terakhir. Namun semenjak aturan pembatasan jumlah pemakain ban diberlakukan, Michelin keteteran dan akhirnya mundur dari MotoGP.
Dengan regulasi ban tunggal, pengembangan teknologi ban sepertinya agak kurang (aturan pembatasan jumlah ban dan regulasi single tyre supplier memang ditujukan untuk mengurangi biaya pengembangan ban). Hampir semua pembalap sempat mengkritik performa ban Bridgestone yang dinilai sangat kurang memuaskan. Contohnya ban kompon keras mereka dirasa butuh waktu lama untuk pemanasan namun sangat cepat mengalami degradasi. Oleh karenanya pembalap yang sudah tertinggal pada pertengahan race sangat sulit untuk meningkatkan kecepatan motornya guna mengejar pembalap di depan.
Dengan berbagai problema itu, yang terjadi kemudian para pembalap seperti berlomba-lomba untuk meninggalkan kerumunan sejak tikungan pertama selepas start. Hasil kualifikasi menjadi sangat penting karena kans untuk melepaskan diri sejak lap awal tentu semakain besar jika mengawali balapan dari grid terdepan.
Di samping itu, kesenjangan performa motor antar pabrikan di musim 2011 ini juga sangat jelas terlihat. 10 dari 14 seri yang sudah di gelar dimenangkan oleh rider Honda dan hanya 4 lainnya yang diraih rider Yamaha.
Yang menjadi pertanyaan kemudian, kenapa empat rider Honda yang dipersenjatai RC212V pabrikan sangat jarang bisa tampil head to head seperti halnya yang terjadi antara Rossi dan Lorenzo saat masih sama-sama menunggang YZR-M1? Inikah tanda-tanda kembalinya era dominasi a la Mick Doohan?

Menanti Duel Sengit di Motegi

Dalam gelaran-gelaran terakhir MotoGP Jepang di Motegi, Ducati mendominasi termasuk saat Casey Stoner menang tahun lalu. Bagaimana dengan akhir pekan ini?

Setelah sempat menggelar satu seri balapan pada tahun 1999 silam, Motegi kembali menggelar balapan selama tujuh tahun terakhir.

Dari jumlah ketujuh seri tersebut di kelas MotoGP, Ducati mendominasi dengan mengantar pembalapnya meraih empat kemenangan (2005, 2006, 2007 dan 2010).

Pembalap Yamaha sementara itu mencatatkan dua kemenangan di Motegi dalam kurun waktu tersebut yakni pada tahun 2008 dan 2009. Honda memiliki satu kemenangan pada 2004.

Dari sektor pembalap, Loris Capirossi mendominasi dengan tiga kemenangan yang mana ia raih seluruhnya saat masih membela Ducati (2005-2007). Masing-masing satu kemenangan dicatatkan Makoto Tamada (2004), Valentino Rossi (2008), Jorge Lorenzo (2009) dan Stoner (2010).

Dani Pedrosa, Hiroshi Aoyama, Marco Simoncelli, Alvaro Bautista, Toni Elias dan Andrea Dovizioso masing-masing juga pernah menjadi pemenang di Motegi dalam tujuh tahun terakhir. Tetapi itu mereka lakukan bukan di kelas MotoGP.

Selain Dovi yang memenangi Motegi tahun 2004 di kelas 125cc, seluruh nama-nama tadi melakukannya di kelas 250cc/Moto2: Pedrosa (2004), Aoyama (2005 dan 2006), Simoncelli (2008), Bautista (2009), Elias (2010).

Artinya, di lintasan MotoGP saat ini setidaknya ada sepuluh pembalap yang pernah menaiki podium tertinggi Motegi di seluruh kelas. Tiga di antaranya kini membela tim Repsol Honda, Stoner, Pedrosa dan Dovi, yang mana mereka juga tengah mengisi posisi empat besar papan klasemen sementara.

Menilik statistik tersebut, bukan tidak mungkin rider-rider Honda itu, khususnya Stoner yang sudah mendominasi musim ini, akan menjadi kampiun di Motegi.

Namun begitu, tentu saja Yamaha yang diawaki Lorenzo, sang juara bertahan, dan Ben Spies tidak dapat disepelekan. Fakta bahwa musim ini hanya Yamaha saja yang bisa menyaingi laju Honda, ditambah semangat Lorenzo untuk mempertahankan gelar juara, bisa menjadi kekuatan pendorong besar di Motegi.

Selain itu tentu saja potensi kejutan dari Rossi bersama Ducati pun tak bisa dikesampingkan begitu saja, kendati sejauh ini sang juara dunia tujuh kali kelas primer belum bisa tampil meyakinkan bersama tim yang baru dibelanya musim ini tersebut.

Mengingat bahwa MotoGP Jepang merupakan seri keempat dari belakang, di mana hasil kali ini bisa amat krusial dalam perebutan gelar juara, rivalitas jelas kian meruncing dan jadi kian sengit.

Sunday, September 25, 2011

Lorenzo Ingin Taklukkan Rossi Pakai Motor Sama


Jorge Lorenzo sepertinya masih belum bisa melupakan beberapa kekalahan telaknya atas Valentino Rossi saat masih bersama memperkuat tim Yamaha. Sebut saja MotoGP Catalunya, Spanyol tahun 2009. Dimana Lorenzo tidak bisa berbuat apa-apa lagi ketika disusul oleh Rossi di lap terakhir dan tepat di tikungan terakhir. Hal ini benar-benar membuat Lorenzo harus mengusap dada di depan penggemarnya sendiri.

Mungkin momentum seperti inilah yang dicari oleh Lorenzo sebagai seorang pembalap yang mempunya mental petarung tinggi saat duel dengan pembalap lain. Sayangnya musim ini, performa motor Yamaha yang masih lebih lamban dari pada motor Honda membuat Lorenzo tidak mendapatkan lawan sepadan. Sementara Ben Spies yang diharapkan member perlawanan seperti yang dilakukan oleh Rossi kepada rekan setimnya selama di Yamaha, justru tidak terjadi.

“Balapan dengan Rossi saat menggunakan motor yang sama kencangnya, adalah hal yang sangat mengasyikkan dan fantastis. Kendati saya tidak sekalipun memenangi pertarungan dengannya. Rossi sangat tangguh jika duel di area pengereman berat, dan saya bakal sangat senang jika musim-musim mendatang bisa bertarung seperti ini dengan motor yang sama,” ujar Lorenzo.

“Balapan-balapan seperti inilah yang cukup menarik untuk ditonton dari pada balapan musim ini. Dimana pembalap yang sudah di depan sangat jarang terlibat pertarungan keras. Momentum paling indah adalah ketika bertarung dengan Rossi di MotoGP Catalunya tahun 2009,” lanjut juara dunia MotoGP 2010 itu.

Sejak Rossi hengkang ke tim Ducati dan sulit mendapatkan motor yang benar-benar kompetitif baginya, Lorenzo malah terlihat tidak begitu betah bertarung. Hmm, semoga paket motor Rossi bisa kompetitif kembali, agar Rossi kembali bisa memberikan pelayanan pada mereka yang ingin duel dengan legenda MotoGP itu.

Saturday, September 24, 2011

Spies Kirim Sinyal Menolak Team Order

Foto: Ben Spies/Getty Images
Ben Spies ternyata belum mengetahui rencana timnya, Yamaha yang berencana menerapkan strategi team order di empat balapan tersisa di MotoGP musim ini. Rider asal Amerika Serikat mengisyaratkan bakal menolak jika diminta untuk jadi ‘pembantu’ Jorge Lorenzo.

Hal ini diutarakan Spies usai seri MotoGP Aragon, akhir pekan lalu. Saat itu, Yamaha dituding telah menerapkan strategi yang biasa dipakai di F1, menyusul ‘terlalu mudahnya’ Lorenzo melibas Spies untuk kemudian mengamankan podium ketiga. Namun, Spies membantah dengan tegas tudingan tersebut.

Pembalap berjuluk ‘The Texas Terror’ ini menegaskan, dirinya sama sekali tidak setuju dengan ide penerapan team order. Dia juga mengaku belum mendengar ide penerapan team order yang baru-baru ini dilontarkan bos tim, Lin Jarvis.

“Bagi saya, tidak ada yang namanya team order (di MotoGP). Kita sudah melihat contoh konkretnya di Indianapolis ketika saya melewati Jorge. Di Misano, Dani (Pedrosa) juga sukses melewati Casey (Stoner) di akhir lap. Itulah yang namanya balapan dan memang sudah seharunya begitu,” jelas Ben saat itu, seperti dikutip MCN, Jumat (23/9/2011).

“Ketika kejuaraan dimenangkan karena seorang pembalap membiarkan seseorang mengalahkannya, saya sangat tidak suka hal itu. Tapi, sejauh ini saya belum mendengar apa pun dan saya tidak punya rencana untuk mengubah pandangan saya saat balapan. Motto saya, siapa pun yang berada di depan saya, maka saya akan berusaha untuk melewati mereka,” pungkas Spies mengisyaratkan dirinya bakal menolak team order.

Yamaha: Tak Ada yang Salah dengan Team Order

Foto: Bos tim Yamaha Lin Jarvis/Getty Images
Tim Yamaha Racing telah menyatakan bakal menerapkan strategi team order guna membantu Jorge Lorenzo mempertahankan gelar juaranya. Namun, strategi ini menuai kritikan. Lantas apa tanggapan Yamaha?

Sejauh ini, strategi team order memang menjadi suatu hal yang tabu untuk diterapkan dalam MotoGP. Namun, bos tim Yamaha, Lin Jarvis mengaku tidak ada yang salah dengan timnya karena mengusung strategi, yang pada musim ini sudah dilegalkan di pentas Formula One (F1).

“Kami sudah melihat situasi ini (team order) di ajang Formula One dalam beberapa tahun terakhir, dan kini strategi tersebut sudah dilegalkan. Secara pribadi, saya setuju dengan keputusan itu (melegalkan team order),” tutur Jarvis seperti dikutip MCN, Jumat (23/9/2011).

“Dalam opini saya, setiap tim punya hak untuk menentukan strategi yang mereka anggap tepat dan saya tidak berpikir publik punya kuasa untuk menentukan strategi dari manufaktur dan sebuah tim,” pungkas Jarvis.

Diketahui, saat ini Lorenzo berada dalam posisi tertekan untuk mempertahankan gelar juara dunia yang diraihnya musim lalu, merujuk pada selisih 44 poin dari pimpinan klasemen sementara Casey Stoner. Dengan empat seri yang masih tersisa, peluang Lorenzo memang masih terbuka.

Nah, demi membantu pembalapnya mempertahankan gelar, pihak Yamaha mengaku akan menerapkan team order, dengan meminta Ben Spies untuk membantu Lorenzo meraih hasil maksimal.

Honda Siap Hadang Dovi Gabung Rival

Foto: Andrea Dovizioso di paddock Repsol Honda/Daylife
Tim Repsol Honda sudah memastikan bakal menggunakan dua pembalap mulai musim depan. Andrea Dovizioso pun hampir pasti bakal dibuang Honda yang memilih mempertahankan Casey Stoner dan Dani Pedrosa. Lantas kemana Dovi akan berlabuh musim depan?

Demi memangkas biaya, kubu Honda memang telah menegaskan tidak akan menggunakan tiga pembalap lagi di musim depan. Melihat performa tiga pembalapnya di musim ini, Dovi dipastikan bakal dilepas pada akhir musim ini. Namun, tim yang berbasis di Jepang ini tidak ingin pembalap asal Italia tersebut hengkang ke tim rival, seperti Yamaha.

Menurut kabar terakhir, Dovi isunya sudah bernegosiasi dengan kubu Monster Yamaha Tech3. Lebih jauh, agennya Simone Batistella juga sudah membuka pembicaraan dengan sejumlah tim lainnya seperti Aspar Ducati dan Suzuki.

Untuk itu, kubu Honda telah menyiapkan langkah agar Dovi tidak berpindah ke tim di luar Honda, musim depan. Kubu HRC Honda melalui bos tim Livio Suppo menyatakan bakal membantu pihak LCR Honda untuk bisa mendapatkan Dovi. Diketahui, bos tim LCR Honda, Lucio Cecchinello telah menyatakan keinginannya merekrut Dovi untuk menggantikan posisi jawara Moto2, Toni Elias yang sejauh ini tampil mengecewakan.

“Kami tahu bahwa pilihan pertama Lucio (Cecchinello) adalah Dovi, dan kami akan berusaha untuk merealisasikan hal itu. Memang, ini bukan pekerjaan mudah, tapi kami akan mencoba melakukan yang terbaik untuk membuat negosiasi ini terealisasi,” tutur Suppo sebagaimana dikutip MCN, Jumat (23/9/2011).

“Saya berharap, partner (sponsor) Lucio akan menyadari bahwa mereka punya pelung besar untuk melangkah lebih baik, setelah mengalami kesulitan di musim ini. Dari HRC, kami siap membantu semaksimal mungkin di area teknis dan saya berharap kami bisa melakukannya. Setiap orang selalu ingin melakukan terbaik, termasuk juga Andrea Dovizioso,” tutup Suppo.

Jika pada akhirnya nanti Dovi setuju merapat ke LCR Honda, maka kekuatan Honda di musim depan dipastikan bakal semakin dahsyat. Pasalnya, mereka punya pembalap-pembalap hebat, mulai dari duo Casey Stoner-Dani Pedrosa di Repsol, Marco Simoncelli-Hiroshi Aoyama di Gresini, serta LCR memiliki Dovi yang di musim ini nangkring di posisi tiga klasemen sementara.

Friday, September 23, 2011

Indikasi Team Order dari Yamaha


Jorge Lorenzo masih tertingal 44 poin dari Casey Stoner yang tengah memuncaki klasemen. Guna membantu Lorenzo mempertahankan gelar juara dunia, Yamaha melempar indikasi untuk melakukan team order.

Dengan empat seri sisa, Lorenzo mesti mengejar ketinggalan dari Stoner. Tidak akan mudah mengingat rider Repsol Honda itu sudah mendominasi musim ini dengan meraih delapan kemenangan dalam 14 seri--Lorenzo memetik tiga kemenangan.

"Masih ada beberapa balapan sisa dan toh kami bukannya ketinggalan enam poin dengan cuma ada dua seri sisa," ujar Lin Jarvis selaku managing director Yamaha Motor Racing kepada MCN.

"Kami harus melihat bagaimana kelanjutannya dan saya harap kami secara matematis masih punya peluang berburu gelar juara saat seri tinggal tersisa dua, dan kami akan lihat apa yang kami perlukan saat itu," lanjutnya.

Jarvis juga memberi isyarat tidak menutup kemungkinan untuk meminta Ben Spies, yang menghuni posisi lima klasemen, membantu Lorenzo mempertahankan gelar juara dunia alias melakukan team order.

"Ben dan Jorge sama-sama pemain tim jadi saya pikir ada hubungan yang sangat baik di antara dua pembalap itu tahun ini, tidak seperti di masa lalu. Mereka tidak sedang bersaing satu sama lain di papan klasemen dan harmoni di antara keduanya bisa jadi keuntungan."

"Yang terpenting adalah tim menang dan kami bisa memberi usaha maksimal kepad para pembalap kami, dan jika satu pembalap secara matematis tidak bisa memenangi kejuaraan dunia sementara yang lainnya masih berpeluang, saya pikir sangat masuk akal jika mereka saling bantu," beber Jarvis.

Waspada Radiasi, Tim MotoGP Berencana Bawa Logistik Sendiri


Para pembalap MotoGP (Foto: Getty Images) 
Radiasi masih jadi perhatian utama tim-tim jelang gelaran MotoGP Jepang, akhir pekan depan. Meski menyatakan siap balapan di Motegi, namun sejumlah tim mengaku masih khawatir terkena radiasi.

Bocornya PLTN Fukushima akibat gempa dan tsunami yang menghantam Jepang, Maret lalu, memaksa seri GP Jepang diundur hingga 2 Oktober mendatang. Namun, sejumlah pembalap masih cemas terpapar radiasi, meski pihak panitia telah menyatakan area Sirkuit Twin Ring Motegi sudah aman. Jorge Lorenzo, Valentino Rossi dan Casey Stoner merupakan pembalap yang sempat menolak balapan.

Kini, meski telah menyatakan siap balapan, namun sejumlah tim menyatakan masih cemas akan radiasi dan berencana membawa makanan dan minuman sendiri sepanjang persiapan hingga akhir balapan. Mereka takut, makanan yang mereka konsumsi di Jepang, terkontaminasi radiasi yang bisa membahayakan jiwa mereka.

Namun, belum sempat ide ini dijalankan, Asosiasi Tim Balap Internasional (IRTA) buru-buru melarangnya. Selain menjamin semua makanan dan minuman di Jepang terbebas dari radiasi, IRTA juga mengatakan pihak pemerintahan Jepang tidak memperbolehkan hal tersebut. Besar kemungkinan, jika sejumlah tim tetap ngotot membawa makan sendiri, mereka akan dikenakan denda atau sanksi dari pemerintahan Jepang.

“Kami sudah meminta Dorna (pemegang lisensi MotoGP) untuk menginformasikan kepada Anda (tim), bahwa Anda tidak boleh membawa makanan dalam paket pengiriman. Jika ketahuan oleh Bea Cukai Jepang, dapat mengakibatkan keterlambatan atau hukuman yang dikenakan oleh pemerintah Jepang,” tutur juru bicara IRTA dikutip MCN, Jumat (23/9/2011).

“Kami ulangi, dalam opini kami pengiriman makanan tidak diperlukan. Sebab, pihak pemerintah tidak memberikan peringatan tentang bahaya mengkonsumsi makanan (di Jepang),” sambungnya.

“Lebih jauh, laporan tim independen yang ditugaskan oleh Dorna menguji berbagai jenis makanan di Motegi dan daerah sekitarnya, tidak menemukan ada masalah,” tutup pernyataan IRTA.

Yamaha Siapkan Team Order untuk Jorge Lorenzo


YamahaLorenzoSpies 460x287 Yamaha Siapkan Team Order untuk Jorge Lorenzo
Saat ini selisih poin antara pimpinan klasemen MotoGP 2011, Casey Stoner, dan Lorenzo adalah 44 poin dengan sisa 4 balapan.
Manajemen Yamaha telah memberi konformasi jika diperlukan akan meminta Ben Spies untuk membantu Lorenzo menjadi juara.
“Yang terpenting bahwa tim menang dan kami memberikan usaha maksimum untuk pebalap. Jika salah satu pebalap secara matematis tidak memiliki peluang untuk memenangkan kejuaraan dan yang lainnya punya, saya pikir masuk akal pebalap tersebut  harus membantu,” tutur Lin Jarvis, Managing Director Yamaha Motor Racing kepada Motorcyclenews.

Lorenzo: Janji Honda Terbayarkan

Jorge Lorenzo (foto:Getty Images)Jorge Lorenzo akhirnya mengakui Repsol Honda yang mendominasi MotoGP tahun ini. Dia menganggap tahun ini Honda telah membayar janji mereka yang diucapkan pada musim lalu.

Musim ini Honda selalu mendominasi dari seri ke seri lewat tiga pembalapnya, Casey Stoner, Dani Pedrosa, Andrea Dovisiozo, serta pembalap tim satelit (Gresini Honda) Marco Simoncelli. Bahkan pernah ketiga pembalapnya menguasai podium.

Itu terjadi pada pergelaran MotoGP Republik Ceska di sirkuit Brno. Ketika itu, Stoner finis di posisi pertama, dan diikuti Dovisiozo di posisi kedua, serta Simoncelli menguntit di posisi ketiga. Sebagai catatan, Simoncelli di seri itu meraih podium pertamanya.

Menyikapi hal itu, Lorenzo percaya Honda mengalahkan Yamaha di perebutan gelar MotoGP tahun ini karena mengambil risiko lebih banyak dengan desain 2011. “Saya pikir Honda melaju sangat cepat dalam beberapa tahun dan sangat kompetitif, dan tahun ini bahkan lebih cepat,” jelas Lorenzo seperti disitat Autosport, Kamis (22/9/2011).

Pembalap Yamaha itu sudah mengetahui tanda-tanda kebangkitan Honda pada akhir tahun 2010. Pasca Hayden meraih gelar juara dunia di tahun 2006, Honda mengalami paceklik gelar. Untuk itu, mereka melakukan pendekatan yang lebih agresif dalam jangka waktu 2008-2010 terhadap juara Yamaha.

“Mereka meningkatkan satu langkah pada tahun lalu, dan satu langkah lagi pada tahun ini,” sambung juara bertahan itu.

Baginya, Yamaha telah memenangi banyak gelar, bahkan tiga gelar juara dunia secara beruturut-turut. Sehingga Lorenzo yakin, Yamaha tampil lebih tenang dan tidak mengambil risiko.

Lorenzo berharap sesuatu akan terjadi untuk menghambat Stoner, agar membantu dirinya untuk tetap bersaing dengan pembalap Australia itu. Tapi hal itu sulit terjadi bahkan menurutnya hampir mustahil terjadi.

Thursday, September 22, 2011

Yamaha Siap Berlakukan Team Order?


Usai Grand Prix Aragón, Jorge Lorenzo tertinggal 44 poin dari Casey Stoner. Tim Yamaha Factory Racing tertinggal 32 poin dari tim Repsol Honda. Di kelasemen konstruktor, Yamaha ketinggalan 56 poin dari Honda. Dengan kondisi ini managing director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, mengungkapkan siap menerapkan team order jika diperlukan. Lorenzo Spies Aragon Yamaha Siap Berlakukan Team Order?
“Masih ada beberapa race dan tidak seperti kita terpaut enam poin dengan hanya dua balapan. Kita perlu melihat bagaimana musim keluar dan saya berharap dengan dua balapan terakhir tahun ini kita secara matematis masih dalam perburuan untuk melawan dan kemudian mari kita lihat apa yang perlu kita lakukan pada saat itu,” tutur Jarvis seperti dilansir MCN.
“Ben dan Jorge keduanya pemain tim, jadi saya pikir kami memiliki hubungan yang sangat baik antara kedua pembalap tahun ini, mungkin tidak seperti di masa lalu. Pembalap-pembalap ini tidak bersaing terhadap satu sama lain di kejuaraan dan (merupakan) harmoni yang kita bisa manfaatkan,” lanjut Jarvis lagi.
“Yang penting adalah bahwa tim menang dan kami memberikan pengendara kami usaha maksimum dan jika salah satu pembalap secara matematis tidak memiliki kesempatan untuk memenangkan kejuaraan dan yang lainnya tidak, saya pikir itu hanya akal mereka yang harus membantu.”
Petinggi Yamaha ini bahkan juga tidak khawatir dengan kontroversi yang sangat mungkin muncul jika team order benar-benar diberlakukan. Seperti halnya yang terjadi di ajang Formula 1 dimana penggemar sangat marah karena merasa hasil race telah dimanipulasi.
“Kami telah melihat situasi di Formula 1 yang baru di mana mereka telah membatalkan larangan team order, yang secara pribadi saya setuju. Menurut pendapat saya tim harus memiliki hak penuh untuk memutuskan strategi yang cocok dan saya tidak berpikir itu adalah untuk publik memutuskan strategi apa untuk produsen dan tim.”
Sementara itu Ben Spies sendiri mengaku belum ada pembicaraan apapun dengan managemen Yamaha perihal rencana team order itu hingga akhir pekan lalu di Motorland Aragón.
“Untuk saya belum ada team order. Kami melihat di Indy ketika saya melewati Jorge. Di Misano, Dani (Pedrosa) mampu melewati Casey di akhir dan itu balap dan cara itu wajib,” ungkap Spies.
“Saat kejuaraan dimenangkan karena seseorang membiarkan orang lain mengalahkan mereka maka saya tidak seperti itu. Tapi saya belum mendengar apa-apa dan saya pun tidak berencana untuk balap (dengan cara) berbeda. Siapa pun yang di depan saya, saya akan mencoba untuk melewati mereka.”
Sesungguhnya yang diperlukan Lorenzo bukanlah sekedar rider yang mau memberinya jalan untuk disalip dengan mudah. Lebih dari itu, ia perlu rider yang bisa menghadang Stoner agar tidak bisa finish podium. Kalaupun Lorenzo bisa menyapu bersih kemenangan di empat seri terakhir namun jika Stoner selalu bisa minimal finish ketiga, juara dunia 2011 tetap akan menjadi milik rider Australia itu.
Sedangkan untuk kejuaraan tim dan konstruktor, team order tidak akan memberi pengaruh apa-apa.

Kejuaraan Sudah Berakhir?

Grand Prix Aragón sejatinya merupakan seri penentuan perebutan gelar juara dunia 2011. Seandainya Jorge Lorenzo mampu mengulangi performa gemilangnya seperti di seri Misano, tentu perebutan title akan semakin seru. Namun yang terjadi adalah dia hanya mampu finish ketiga sementara Casey Stoner melesat tak terkejar untuk meraih kemenangan kedelapannya musim ini.
Gran Premio de Aragon 20111 Kejuaraan Sudah Berakhir?
Casey meninggalkan sirkuit Motorland Aragón dengan keunggulan 44 poin atas Lorenzo. Dengan empat seri saja yang masih tersisa, hanya kemalangan yang bisa menghadangnya meraih kembali mahkota yang pernah dimilikinya di tahun 2007. Dan Stoner hanya butuh memenangkan dua dari empat seri yang tersisa itu.
Jika menengok ke belakang. Empat sirkuit yang akan menjadi tuan rumah MotoGP di seri-seri terakhir ini merupakan sirkuit yang sudah akrab dengan rider Australia itu. Motegi, Sepang, Philip Island dan Valencia masing-masing sudah pernah ditaklukkannya. Apalagi di Philip Island Casey selalu menang sejak musim 2007 lalu.
Tak heran jika usai race di Aragón Lorenzo merasa peluangnya untuk mempertahankan gelar juara sudah nyaris tak tersisa. Hanya keajaiban yang bisa membuatnya tetap berhak menempel angka 1 di fairing Yamaha-nya untuk musim 2012. Baginya kejuaraan sudah berakhir.
Bukan hanya bagi Lorenzo dan Yamaha, kubu Ducati terutama Valentino Rossi juga sepertinya sudah menganggap kejuaraan musim 2011 ini sudah habis. Kini The Doctor lebih fokus untuk menguji berbagai hal yang bisa diaplikasikan pada tunggangannya tahun depan.
Jadi jangan heran jika pada saat sesi latihan (free practice), catatan waktunya sering dikalahkan oleh rider Ducati lainnya, bahkan oleh penunggang Desmosedici dari tim satelit seperti Hector Barbera, Randy de Puniet maupun sang rookie Karel Abraham.
Sesi latihan kini tak hanya dipakai Rossi untuk menemukan setingan terbaik untuk mencetak waktu sebaik mungkin, tetapi juga digunakan sebagai kesempatan untuk bereksperimen.
Tak mengherankan juga kenapa di Aragón ia memilih mengambil sangsi start dari pit lane 10 detik setelah para rider di grid melesat. Bagi rider, tim dan pabrikan yang sedang memburu gelar, penalty itu jelas sangat merugikan karena akan berpengaruh besar terhadap perolehan poin. Tetapi dalam kondisi Rossi dan Ducati saat ini, hal itu justru memberi keuntungan tersendiri. Valentino kini punya mesin baru yang dipasangkan dengan chassis baru pula. Bahkan kabarnya akhir pekan ini Ducati kembali akan memboyong sang juara dunia 9 kali itu untuk melakukan test chassis baru lagi di sirkuit Jerez.
Semuanya dilakukan tentu bukan sekedar untuk menghadapi sisa musim 2011 yang hanya tinggal empat seri saja. Ducati sedang menabung untuk masa depan. Ini juga berarti selama ini pabrikan Italia itu memang “tak jujur” soal performa GP12. Jika memang sudah bagus seperti komentar Rossi, Nicky Hayden dan para petinggi Ducati di setiap akhir sesi uji coba, tentu mereka tak akan kelimpungan seperti ini.
Kalau sudah begini, apa yang bisa diharapkan pada sisa musim 2011?
Jika masih boleh berharap, mari berharap Lorenzo tetap berusaha memberi perlawanan terhadap Casey Stoner meski secara matematis sudah hampir mustahil mengejar poinnya. Mari berharap juga Dani Pedrosa unjuk kemampuan menandingi rekan satu timnya. Dan mari tetap berharap ada kejutan dari Valentino Rossi dengan Ducati-nya sebelum musim 2011 benar-benar berakhir.

Tuesday, September 20, 2011

Smith Semusim di Moto2, 2 Musim di MotoGP

Kontrak yang dibicarakan oleh Herve Poncharal bos tim Tech3 pada Bradley Smith untuk tetap tinggal di Moto2 musim depan, akhirnya secara resmi diumumkan di sirkuit Motorland Aragon, Spanyol. Dimana Smith sepakat untuk membalap di tim Tech3 Moto2 semusim lagi, kemudian dipromosikan ke tim Monster Tech3 musim 2013 dan berlanjut hingga musim 2014.

Tentunya ini sebuah kebanggaan ban pegangan tersendiri bagi Smith, mengingat jenjang karirnya sudah cukup jelas. Ia tinggal memaksimalkan performanya di ajang Moto2 musim 2012, agar tidak kikuk dengan performa motor 1.000 cc dari Yamaha pada musim 2013 mendatang.

“Saya sangat girang dengan kontrak 3 tahun yang ditawarkan oleh tim Tech3, dan saya tidak sabar melanjutkan hubungan yang baik ini. Hubungan saya dengan Poncharal cukup baik juga dengan kru tim Tech3 lainnya. Jenjang karir di tim Tech3 rasanya menjadi yang terbaik dalam perjalanan hidup saya. Sulit dipercaya bahwa saya akan segera menggunakan motor 1.000 cc mulai tahun 2013 mendatang,” girang Smith.

Poncharal pun menuturkan alasan mengapa ia langsung menawarkan kontrak berjenjang seperti itu. “Smith adalah salah satu pembalap bertalenta hebat di ajang balap grand prix motor. Namun ia masih membutuhkan jam terbang tinggi di kelas Moto2 untuk melangkah naik ke ajang MotoGP. Makanya kami berharap ia bisa menajamkan insting juaranya tahun 2012, agar lebih mantap naik ke kelas MotoGP,” imbuh Poncharal.

Dengan adanya kesepakatan ini, berarti perebutan kursi di tim Tech3 untuk musim depan masih cukup ketat. Mengingat tim ini belum mengumumkan siapa-siapa saja pembalap yang akan mereka kontrak untuk musim depan.

Monday, September 19, 2011

Lorenzo Harap Tak Ada Lagi Hasil Buruk



Jorge Lorenzo yang berhasil meraih kemenangan fantastis di MotoGP San Marino Italia (4/9) lalu, sangat tidak menyangka bahwa performanya akan buruk di MotoGP Aragon (18/9) kemarin. Di sesi kualifikasi ia tertinggal nyaris 1 detik di belakang Casey Stoner yang meraih posisi start pertama. Pada saat balapan pun ia tidak bisa berbuat banyak, karena performa motornya memang tidak mumpuni.

Namun beruntung ia masih bisa mengamankan posisi podium ketiga. Dimana posisi finish ketiga ini adalah hasil terbaik yang bisa diraihnya dalam kondisi seperti itu. Lorenzo merasakan ban belakang motornya mengalami selip di mana-mana. Sehingga ia kesulitan untuk mengejar duo pembalap Honda yang berada di depannya.

“Posisi finish ketiga adalah hasil terbaik yang bisa kami raih. Hasil ini adalah sangat fantastis dalam kondisi seperti ini. Mungkin ini adalah trek yang paling buruk untuk motor Yamaha. Saya berharap tidak ada lagi hasil buruk di 4 seri yang tersisa,” ujar Lorenzo.

Lorenzo saat ini berjarak 44 poin di klasemen pembalap dari Casey Stoner. Harapannya untuk finish lebih baik dari Stoner, setidaknya menjadi kenyataan agar perebutan gelar juara dunia di akhir musim menjadi lebih seru. 

Spies Sesali Performa Ban Turun Drastis


Performa Ben Spies saat mengawali balapan MotoGP Aragon (18/9) akhir pekan kemarin, memang cukup bagus. Pembalap asal Texas Amerika itu langsung melesat ke posisi pertama awal balapan. Namun posisinya hanya bertahan beberapa saat sebelum diambil alih oleh Casey Stoner dan Dani Pedrosa. Spies tidak menyesali ia disusul oleh kedua pembalap Repsol Honda itu, namun karena performa bannya yang turun drastis.

“Saya tahu tidak akan berada di depan dengan jangka waktu yang lama karena duo Repsol Honda memang memiliki performa yang fantastis. Namun ketika balapan sudah berjalan 7-8 lap, performa ban langsung menurun dengan drastis. Saya langsung tidak percaya diri dengan grip ban belakang yang mulai kehilangan grip. Tentunya saya kecewa karena performa motor sangat fantastis dan saya juga cukup nyaman,” kilah Spies.

Kesempatan Spies untuk mengamankan podium pun langsung hilang karena performanya terus menurun. Sementara Jorge Lorenzo yang merupakan rekan setimnya terus mendekat dan cukup konsisten mencetak waktu tercepat dari lap ke lap. Lorenzo pun mampu mengamankan podium ketiga di akhir balapan setelah menyusul Spies di pertengahan balapan.

Massimo Meregalli sebagai direktur tim Yamaha menjelaskan bahwa Spies tidak bisa berbuat banyak karena performa ban yang menurun. Maio menambahkan bahwa Spies hanya bisa menjaga ritme dan performanya agar tidak terjatuh atau disusul oleh pembalap di belakangnya.

Simoncelli Tahu Bakal Dikalahkan Lorenzo


Marco Simoncelli menilai posisi keempat yang didapatnya di MotoGP Aragon adalah hasil paling maksimal. Dia sudah tahu kalau dirinya bakal dikalahkan oleh Jorge Lorenzo dalam perebutan podium ketiga.

Di Motorland Aragon, Minggu (18/9/2011), Simoncelli yang start dari posisi keenam merangsek ke posisi ketiga pada lap-lap awal. Dia tepat berada di belakang duo Honda, Casey Stoner dan Dani Pedrosa.

Tapi, di sebuah tikungan, pembalap Honda Gresini ini melebar dan disalip oleh Ben Spies dan Jorge Lorenzo. Akibatnya, dia turun ke posisi kelima.

Pada akhirnya, Simoncelli memang berhasil menyalip Spies lagi, tapi tak kuasa mengejar Lorenzo. Finis di posisi keempat pun jadi prestasi rider berambut kribo ini di Aragon.

Simoncelli mengatakan bahwa meskipun dirinya tak melakukan kesalahan dan melebar, dia pasti akan disalip oleh Lorenzo karena sang juara bertahan punya kondisi ban yang lebih baik.

"Saya senang dengan hasil ini. Kami harus menggertakkan gigi kami dan saya yakin bahwa meski tak membuat kesalahan, saya tak akan bisa bertarung untuk posisi podium," ujar Simoncelli di Autosport.

"Lorenzo lebih cepat daripada saya dalam hal ban yang dia pakai, jadi tak ada keluhan di sini," imbuhnya.

"Saya tak membuat start yang hebat, tapi saya mencoba untuk mendapatkan ritme saya secara cepat dan melewati beberapa pembalap untuk mendapatkan posisi ketiga," paparnya.

"Dari lap kesepuluh dan seterusnya, ban saya mulai merosot dan begitu lagi lima lap kemudian, meskipun Spies dalam kondisi yang lebih buruk sehingga saya bisa kembali ke posisi keempat," tutup Simoncelli.

Pembalap Inggris Pastikan Kursi MotoGP 2013

Gelaran MotoGP 2013 dipastikan diisi satu pembalap Inggris seiring dengan jaminan "naik kelas" dari Tech 3 ke pembalapnya yang kini beraksi di kelas Moto2, Bradley Smith.

Setelah lima musim berpacu di kelas 125cc, Smith musim ini bertarung di kelas Moto2 bersama Tech 3. Meski sejauh ini belum memenangi balapan di kelas tersebut, performa pembalap yang sedang menempati posisi enam klasemen itu cukup memuaskan Tech 3.

Bermodal penampilan itu, Tech 3 pun menyodorinya kontrak baru yang juga berisikan jaminan untuk tampil di kelas MotoGP pada tahun 2013 dan 2014 mendatang, setelah satu musim tambahan beraksi di Moto2.

"Aku senang sudah teken sebuah kontrak berdurasi tiga tahun dengan Tim Balap Tech 3 dan aku menantikan kerjasama luar biasa ini terus melangkah maju setelah kami membangun hubungan yang luar biasa di 2011," ujar Smith di Autosport.

"Pada 2011 aku bergabung dengan Tech 3 dengan dedikasi dan keinginan untuk sukses, jadi tetap berada di sini sampai akhir 2014 adalah skenario sempurna untukku," tambah rider kelahiran Oxford 20 tahun lalu tersebut.

Sementara kubu Tech 3 sendiri memprediksi masa depan cerah untuk Smith. Setahun lagi di Moto2 pun diyakini akan kian mematangkan dirinya sebagai modal turun di kelas MotoGP musim 2013 nanti.

"Kami tidak ragu di 2012 ia bisa menjad kandidat peraih gelar sebelum ia naik ke kelas MotoGP. Satu tahun lagi di Moto2 akan membantunya mendapat pengalaman berharga, jadi saat ia masuk ke MotoGP 2013, ia akan langsung kompetitif," ujar Manajer Tim Herve Poncharal di Reuters.

Yamaha Siap Kedatangan Pembalap Anyar


Bradley Smith/Foto: ReutersTim satelit Yamaha, Tech3, akan kedatangan pembalap anyar mulai musim 2013 mendatang.

Adalah Bradley Smith yang saat ini dikabarkan akan segera mencapai kesepakatan dengan Tech3 di skuad MotoGP, demikian diwartakan MCN, Senin (19/9/2011).

Saat ini pembalap kelahiran 20 tahun silam masih bertahan di kelas Moto2 dan konon dia tengah melakukan negosiasi untuk mencapai
kontrak tiga tahun.

Sebenarnya ini bukan kali pertama Bradley diisukan akan “naik pangkat” ke kelas MotoGP. Musim lalu juga sempat tersiar kabar pembalap asal Oxfordhire akan hijrah ke kelas teratas balap motor. Namun, Bradley memutuskan untuk bertahan di Moto2.

Musim ini Bradley tampil cukup memukau dengan meraih tiga kali podium. Sayang, dia tertahan di urutan enam karena sempat gagal finis di dua seri, Jerman dan Republik Ceska.

Finis Ketiga Sudah Maksimal Buat Lorenzo


Jorge Lorenzo tampil buruk di MotoGP Aragon dan tertinggal makin jauh atas Casey Stoner. Menurut sang juara dunia, finis ketiga dalam balapan tersebut adalah hasil maksimal yang bisa dia dapat.

Memulai balapan dari posisi empat, Lorenzo tak pernah bisa mendekatkan jaraknya dengan Casey Stoner di posisi terdepan. Sampai akhirnya menyentuh garis finis, pembalap Yamaha asal Spanyol itu ketinggalan 14 detik dari si pemuncak klasemen sementara.

Dengan musim yang kian mendekati akhir, hasil MotoGP Aragon jelas tak diharapkan Lorenzo. Pembalap 24 tahun itu mengaku kalau performanya memang tak maksimal, dan podium ketiga adalah hasil terbaik yang bisa didapat.

"Posisi ketiga adalah yang terbaik yang bisa kami dapat hari ini, dan kami bisa melakukannya," sahut Lorenzo usai balapan.

"Bisa finis ketiga adalah hasil yang fantastis jadi saya akan menikmatinya dengan orang-orang yang datang ke sini dan mendukung kami," lanjut dia di Autosport.

Dengan hanya ada empat balapan tersisa musim ini, Lorenzo masih tertinggal 44 poin dari Stoner di posisi teratas. Secara matematis peluang mempertahankan titel juara dunia masih terbuka, meski itu bakal sulit.

"Kami melalui kemenangan di Misano dengan bencana akhir pekan ini. Mungkin ini merupakan trek terburuk buat Yamaha. Kami banyak mengalami kesulitan, terutama dengan perputaran ban," tuntas dia.

Gagal Podium, Spies Salahkan Ban

Ben Spies/Foto: Getty ImagesBen Spies mengklaim mampu finis di podium andai dia tak mengalami masalah dengan performa ban.

Pembalap Yamaha Racing berhasil memberikan kejutan dengan memimpin jalannya lomba di awal lap MotoGP Aragon, Minggu (18/9/2011). Meski akhirnya disusul Casey Stoner dan Dani Pedrosa, Spies yakin seharusnya dia bisa mengamankan urutan tiga.

Sayang, Spies kehilangan kecepatan karena adanya masalah dengan ban dan posisinya melorot ke urutan lima, setelah disalip Jorge Lorenzo dan Marco Simoncelli.

“Saya tahu posisi start tak akan bertahan lama, melihat gaya membalap Casey dan Dani, tapi saya merasa baik di awal lomba,” papar Spies, seperti dilansir Yahoosport, Senin (19/9).

“Ketika memasuki lap empat atau lima, saya pikir keuntungan kami berada di posisi empat mulai berkembang. Saya merasa sangat nyaman dan berpikir seharusnya kami bisa berjuang untuk podium,” lanjut pembalap asal Amerika Serikat.

“Tapi kemudian di lap keenam atau tujuh, ban mengalami penurunan dan terus merosot. Biasanya hanya sekali menurun dan kemudian konsisten. Saya tak memiliki kepercayaan diri pada bagian belakang,” tutur Spies.

Spies mengaku sangat menyesal karena gagal mencapai hasil terbaik. “Saya frustrasi karena sebelumnya membalap dengan baik,” keluh pembalap 27 tahun ini.

Semenara itu, direktur tim Massimo Meregalli menegaskan hasil yang diraih Spies sudah maksimal, jika mengingat buruknya penampilan ban.

“Spies tidak bisa melakukan lebih karena ban sangat buruk setelah beberapa lap,” pungkas Meregalli.

Sunday, September 18, 2011

Lorenzo Pesimistis Menang


Musim lalu Jorge Lorenzo hanya finis keempat di Aragon. Setelah kini juga kesulitan tampil mengesankan, Lorenzo pun pesimistis dengan peluangnya untuk menang dalam balapan.

Yamaha kesulitan mengejar laju Honda di Aragon dan kendatipun Ben Spies, rekan Lorenzo, sukses menyudahi sesi kualifikasi di posisi tiga, mereka secara umum masih ketinggalan dari Dani Pedrosa dan Casey Stoner.

Menyikapi kenyataan tersebut, Lorenzo pun bersikap realistis dengan kansnya di Aragon. Meski pada seri lalu di Misano ia berhasil menang seraya memangkas ketinggalan dari Stoner, sang juara bertahan tidak yakin bisa mengulanginya di Aragon.

"Tahun lalu kami kesulitan di sini dan tahun ini begitu lagi, bahkan mungkin lebih parah," aku Lorenzo di Autosport.

"Kami punya banyak masalah dengan daya cengkeram ban belakang, kami tidak mendapat traksi yang cukup untuk bisa melaju kencang," lanjutnya.

Walhasil, Lorenzo pun hanya menargetkan finis di posisi tiga saja dalam balapan nanti, atau lebih baik satu posisi dari capaiannya tahun lalu.

"Aku pikir hasil maksimal yang bisa kami dapatkan adalah posisi ketiga, kecuali ada sesuatu yang sangat aneh terjadi," simpul Lorenzo

Spies Bidik Podium dari Posisi Start Ketiga

Ben Spies cukup puas dengan posisi start ketiga di MotoGP Aragon. Dari posisi tersebut, rider Yamaha itu pun menargetkan naik podium.

Spies mencatatkan waktu terbaik ketiga di sesi kualifikasi, Sabtu (17/9/2011) malam WIB. Spies tetap puas meski hanya berada di belakang dua rider Repsol Honda, Dani Pedrosa dan Casey Stoner, yang tampil dahsyat.

"Aku senang. Kinerja motornya bagus. Kami tahu ada jarak dengan dua pembalap terdepan. Tapi aku senang, aku pikir kami sudah bisa tampil maksimal hari ini," ujar Spies di Autosport.

Bermodal penampilan cukup memuaskan tersebut, Spies pun kini berharap kinerja motornya tetap andal dalam balapan karena ia sudah membidik naik podium.

"Sepertinya kami saat ini memiliki motor yang bagus. Semoga dalam balapan kami bisa mendapatkan podium. Kami hanya mesti berusaha sebaik mungkin," tekadnya.

Musim ini baru tiga kali naik podium, dengan satu di antaranya adalah podium tertinggi yang mana dijejaknya di Assen.

Spies: Yamaha Terlalu Lambat

Foto: Ben Spies/ReutersBen Spies memang harus memulai balapan dari peringkat ketiga pada MotoGP Aragon, besok. Dia menilai motor Yamaha terlalu lambat untuk bersaing dengan Repsol Honda. Kendati demikian, Spies mengaku puas dengan performa Yamaha.

Spies dan Jorge Lorenzo memang harus berjuang ekstra keras, jika ingin bertarung meraih kemenangan pada MotoGP di Aragon, musim ini. Kedua bintang Yamaha harus puas memulai balapan dari peringkat ketiga.

Kendati harus melihat betapa sulitnya mematahkan dominasi Casey Stoner dan Dani Pedrosa di Aragon, namun Spies mengaku puas dengan performa. "Saya sangat senang, motor bekerja dengan baik," kata Spies dikutip Autosport, Sabtu (17/9/2011).

"Memang ada jarak yang sangat jauh, kami menyadari itu, begitu juga antara saya dan Lorenzo. Tapi saya senang, karena kami mampu tampil maksimal pada kualifikasi hari ini," sambung rider asal Amerika itu.

"Kami tampil cukup cepat dengan menggunakan ban bertipe keras, kami berada di urutan ketiga dengan setingan ini. Kemudian, kita menggunakan ban lebih lembut dan kami mampu mencatat waktu lebih cepat lagi," tambah Spies.

Kendati demikian, prestasi Spies itu belum cukup untuk menyaingi kecepatan motor Repsol Honda, yang ditunggangi oleh Casey Stoner dan Dani Pedrosa. Namun, Spies berjanji akan berjuang semaksimal mungkin untuk naik podium.

"Sepertinya kami mendapatkan motor yang baik. Saya berharap, kami bisa bertarung untuk meraih podium pada lomba besok. Kami hanya akan mencoba berjuang semaksimal mungkin," tandasnya.

Saturday, September 17, 2011

Stoner Terdepan, Duo Honda Dominasi

Foto: Casey Stoner/ReutersCasey Stoner berhasil mempertahankan konsistensinya di kualifikasi MotoGP Aragon, Spanyol. Pada sesi kualifikasi kali ini, Stoner bersama Dani Pedrosa akan memulai balapan dari start terdepan.

Dalam sesi yang berlangsung di Sirkuit Aragon, Sabtu (17/9/2011) malam WIB, Stoner benar-benar mendominasi jalannya kualifikasi. Terbukti, kecepatan motor RC212V, tidak mampu dibendung oleh tim lawan. Hasilnya bisa ditebak.

Stoner berhasil mencatat waktu tercepat dengan catatan waktu 1m 48.451 detik, atau lebih cepat dari pencapaian sebelumnya pada sesi free practice III. Stoner mengalahkan rekan setim Dani Pedrosa, yang menempati posisi kedua.

Sementara itu, duo Yamaha Ben Spies dan Jorge Lorenzo, terpaksa memulai balapan di MotoGP Aragon dari barisan kedua. Sedangkan Andrea Dovizioso, harus memulai balapan dari peringkat kelima. Bagaimana dengan Valentino Rossi?

Well, seperti biasa, Rossi harus puas memulai balapan besok dari peringkat 13. Kali ini, pembalap Ducati harus mengakui keunggulan rekan setimnya Nicky Hayden, yang berhasil menempati urutan ketujuh.

Hasil lengkap kualifikasi MotoGP Aragon:
1. Casey Stoner AUS Repsol Honda 1m 48.451s
2. Dani Pedrosa ESP Repsol Honda 1m 48.747s
3. Ben Spies USA Yamaha Factory Racing 1m 49.155s
4. Jorge Lorenzo ESP Yamaha Factory Racing 1m 49.270s
5. Andrea Dovizioso ITA Repsol Honda 1m 49.372s
6. Marco Simoncelli ITA San Carlo Honda Gresini 1m 49.528s
7. Nicky Hayden USA Ducati Marlboro 1m 49.752s
8. Karel Abraham CZE Cardion AB Motoracing 1m 49.777s
9. Hiroshi Aoyama JPN San Carlo Honda Gresini 1m 49.813s
10. Randy de Puniet FRA Pramac Racing 1m 49.826s
11. Alvaro Bautista ESP Rizla Suzuki 1m 49.883s
12. Cal Crutchlow GBR Monster Yamaha Tech 3 1m 49.893s
13. Valentino Rossi ITA Ducati Marlboro 1m 49.960s
14. Hector Barbera ESP Mapfre Aspar 1m 49.976s
15. Colin Edwards USA Monster Yamaha Tech 3 1m 50.105s
16. Loris Capirossi ITA Pramac Racing 1m 50.752s
17. Toni Elias ESP LCR Honda 1m 51.073s

Stoner Tercepat di Sesi Pamungkas

MotoGP Aragon sudah menyelesaikan sesi latihan bebas terakhirnya. Muncul sebagai yang tercepat di sini adalah rider Repsol Honda, Casey Stoner.

Free Practice yang dihelat di sirkuit Aragon, Sabtu (17/9/2011) sore WIB ini diperpanjang menjadi 75 menit, dari yang seharusnya 45 menit. Ini terjadi karena sesi FP2 kemarin ditiadakan karena masalah kelistrikan.

Stoner tampil prima di sesi ini dengan menggeber motornya paling cepat di antara yang lain, yakni dengan waktu 1 menit 49,272 detik.

Ia unggul 0,062 detik dari rekan setimnya Dani Pedrosa yang duduk di posisi kedua. Tampil mengejutkan di sesi ini adalah rider Pramac Ducati, Randy de Puniet, yang ada di posisi ketiga dengan raihan waktu 1 menit 50,003 detik.

Melengkapi posisi lima besar adalah Andreaa Dovisiozo dan Marco Simoncelli. Nasib kurang baik dialami duo pembalap Yamaha.

Ben Spies cuma bisa finis di urutan keenam sementara juara bertahan Jorge Lorenzo terpuruk di posisi ke-8, di bawah Alvaro Bautista.

Hasil Free Practice III MotoGP Aragon

Pos Rider Team/Bike Time Gap
 1. Casey Stoner Honda 1m49.272s
 2. Dani Pedrosa Honda 1m49.334s + 0.062s
 3. Randy de Puniet Pramac Ducati 1m50.003s + 0.731s
 4. Andrea Dovizioso Honda 1m50.139s + 0.867s
 5. Marco Simoncelli Gresini Honda 1m50.197s + 0.925s
 6. Ben Spies Yamaha 1m50.376s + 1.104s
 7. Alvaro Bautista Suzuki 1m50.422s + 1.150s
 8. Jorge Lorenzo Yamaha 1m50.444s + 1.172s
 9. Valentino Rossi Ducati 1m50.484s + 1.212s
10. Nicky Hayden Ducati 1m50.567s + 1.295s
11. Hector Barbera Aspar Ducati 1m50.584s + 1.312s
12. Cal Crutchlow Tech 3 Yamaha 1m50.690s + 1.418s
13. Hiroshi Aoyama Gresini Honda 1m50.760s + 1.488s
14. Colin Edwards Tech 3 Yamaha 1m50.898s + 1.626s
15. Karel Abraham Cardion Ducati 1m51.026s + 1.754s
16. Loris Capirossi Pramac Ducati 1m51.561s + 2.289s
17. Toni Elias LCR Honda 1m51.882s + 2.610s