Saturday, April 30, 2011

Qualifiying Practice (QP) MotoGP Estoril 2011: Lorenzo Pole

Jorge Lorenzo akhirnya meraih pole position MotoGP Portugal 2011. Ini menjadi pole position ke-empatnya di Estoril.  Dengan kata lain, rider Spanyol itu selalu start dari posisi terdepan sepanjang karirnya di kelas puncak. Sedangkan Marco Simoncelli yang pada FP1 dan FP2 menjadi yang tercepat, akan start dari grid kedua pada race besok.
lorenzo estoril pole Qualifiying Practice (QP) MotoGP Estoril 2011: Lorenzo Pole
Tempat ketiga dan keempat diisi oleh dua rider team repsol Honda, Dani Pedrosa dan Casey Stoner. Sementara Valentino Rossi akan mengawali balapan seri ke-3 MotoGP 2011 ini dari grid ke-9.
Berikut adalah hasil Qualifiying Practice (QP) MotoGP 2011 seri ke-3, Estoril-Portugal:
1 Jorge Lorenzo/Spanyol/YAMAHA/Yamaha Factory Racing/1:37.161
2 Marco Simoncelli/Italia/HONDA/San Carlo Honda Gresini/+0.133
3 Dani Pedrosa/Spanyol/HONDA/Repsol Honda/+0.163
4 Casey Stoner/Australia/HONDA/Repsol Honda/+0.223
5 Ben Spies/USA/YAMAHA/Yamaha Factory Racing/+0.705
6 Andrea Dovizioso/Italia/HONDA/Repsol Honda/+0.912
7 Colin Edwards/USA/YAMAHA/Monster Yamaha Tech 3/+0.919
8 Cal Crutchlow/GBR/YAMAHA/Monster Yamaha Tech 3/+1.028
9 Valentino Rossi/Italia/DUCATI/Ducati Team/+1.110
10 Hector Barbera/Spanyol/DUCATI/Mapfre Aspar Team/+1.202
11 Hiroshi Aoyama/Jepang/HONDA/San Carlo Honda Gresini/+1.336
12 Karel Abraham/Ceska/DUCATI/Cardion AB Motoracing/+1.625
13 Nicky Hayden/USA/DUCATI/Ducati Team/+1.761
14 Loris Capirossi/Italia/DUCATI/Pramac Racing/+1.773
15 Alvaro Bautista/Spanyol/SUZUKI/Rizla Suzuki MotoGP/+2.011
16 Randy De Puniet/Prancis/DUCATI/Pramac Racing/+2.217
17 Toni Elias/Spanyol/HONDA/Honda LCR MotoGP/+2.733

Friday, April 29, 2011

Tidak Terduga, Simoncelli Tercepat

Foto: Marco Simoncelli tampil menjadi yang tercepat dalam sesi Free Practice I
Rider San Carlo Honda Gresini, Marco Simoncelli mengirim sinyal kesuksesan dirinya bakal mengakhiri balapan di Estoril dengan hasil memuaskan. Dalam sesi tes pertama di Estoril, Simoncelli berada di urutan teratas dengan catatan waktu 1m38,032s.

Hasil yang tidak terduga bukan? Terlebih jika mengkomparasikan kecepatannya dalam tiga seri yang telah terlewati. Ditempat kedua, pembalap Repsol Honda Racing Team, Casey Stoner kembali membuktikan diri dalam deretan pembalap tercepat kedua dalam sesi tes pertama di Estoril, Jumat (29/4/20211) waktu setempat.

Bukan hanya Stoner, pembalap HRC Team lainnya, Dani Pedrosa yang baru selesai mengikuti proses operasi dan sedang mengikuti pemulihan cederanya, berada di peringkat ketiga dalam sesi tes pertama. jadi, tidak salah rasanya menjagokan Pedrosa bisa keluar sebagi juara di Estoril akhir pekan ini.

Sementara itu, pembalap Yamaha Racing Team, Jorge Lorenzo berada di rangking keempat dengan catatan waktu 1m38.413s. Bagaimana dengan Valentino Rossi? Pembalap senior itu berada di urutan kelima dengan waktu 1m38.596s. Sebelumnya, Rossi memang optimistis bisa mendulang podium di Estoril pada balapan nanti.

Dan harapan Alvaro Bautista untuk balapan pascaoperasi karena kecelakaan di Qatar Maret lalu akhirnya terwujud. Buktinya, Bautista bisa mengikuti sesi Free-Practice I di Estoril meski hasilnya tidak memuaskan. Bautista berada di urutan terbuncit dalam sesi ujicoba ini dengan catatan waktu 1m41.034s-3.002s.


Pos-Rider-Team-Waktu
1.  Marco Simoncelli-Gresini Honda-1m38.032s
2.  Casey Stoner-Honda-1m38.241s-0.209
3.  Dani Pedrosa-Honda-1m38.259s-0.227s
4.  Jorge Lorenzo-Yamaha-1m38.413s-0.381s
5.  Valentino Rossi-Ducati-1m38.569s-0.537s
6.  Andrea Dovizioso-Honda-1m38.781s-0.749
7.  Colin Edwards-Tech 3 Yamaha-1m38.862s-0.830s
8.  Ben Spies-Yamaha-1m38.895s-0.863s
9.  Hector Barbera-Aspar Ducati-1m39.042s-1.010s
10.  Randy de Puniet-Pramac Ducati-1m39.779s-1.747s
11.  Loris Capirossi-Pramac Ducati-1m39.848s-1.816s
12.  Hiroshi Aoyama-Gresini Honda-1m39.856s-1.824s
13.  Cal Crutchlow-Tech 3 Yamaha-1m40.129s-2.097s
14.  Nicky Hayden-Ducati-1m40.199s-2.167s
15.  Toni Elias-LCR Honda-1m40.407s-2.375s
16.  Karel Abraham-Cardion Ducati-1m40.469s-2.437s
17.  Alvaro Bautista-Suzuki-1m41.034s-3.002s

Lorenzo Merendah

Foto: Jorge Lorenzo saat melakukan selebrasi di GP Spanyol (Getty Images)
Menyambut seri GP Portugal, rider Yamaha Factory Racing Team, Jorge Lorenzo mengaku tidak sabar untuk segera kembali ke trek. The Spaniard memang begitu bersemangat menggeber gas di akhir pekan nanti.

Motivasinya jelas, ia ingin mencetak empat kemenangan di sirkuit Estroril. Bahkan, Lorenzo menuliskan tinta emas saat mengawali kariernya di Estoril pada 2008 silam. Kala itu, Lorenzo berhasil naik podium untuk pertama kalinya di kelas MotoGP

Dalam dua musim berturut-turut, Lorenzo berhasil mengakahiri seri di podium pertama. Dan kini, ia pun memiliki ambisi untuk meneruskan kemenangan ke empat di sirkuit sepanjang 4,182 km itu

“(Estoril) trek yang saya cintai. Tapi tahun ini berbeda. Teorinya, ini tahun terberat kami. Kami memimpin kejuaraan karena kami memiliki dua balapan yang luar biasa. Kami sedang memimpin kejuaraan, tapi musim ini berbeda,” kata Lorenzo yang kini memuncaki klasemen pembalap dengan 45 poin.

Jelang balapan di Estoril akhir pekan nanti, Lorenzo menjelaskan masih banyak pengembangan yang harus dilakukakan pada tunggangannya. “Saya pikir, motor perlu ditingkatkan lagi terutama untuk tahun ini. Meski kami tidak memiliki motor yang buruk”

“Saya ingin berjuang untuk menang sama seperti tahun lalu. Saya rasa, ini adalah apa yang kami harus perjuangkan untuk meraih juara dunia.. Tapi mungkin akan berlangsung sengit sehingga target kami adaalah mendekati posisi pertama,” tambah joki yang menyandang status juara bertahan itu

Thursday, April 28, 2011

Tantangan Berat Raih Kemenangan Ke-Empat

Tiga musim bertanding di kelas puncak, Jorge Lorenzo selalu berhasil meraih pole position dan kemenangan di Estoril, Portugal. Di sirkuit ini pula X-Fuera berhasil meraih kemenangan pertamanya di kelas puncak MotoGP. Musim ini, Lorenzo mengejar kemenangan ke-empatnya. Akankah “The Astronout” bisa kembali ber-moonwalk di Estoril?
preview estoril 2011 Tantangan Berat Raih Kemenangan Ke Empat
Sirkuit Estoril sepertinya memang sangat bersahanbat dengan Lorenzo. Namun, untuk mewujudkan mimpinya kembali menguasai Grand Prix Portugal, Lorenzo perlu perjuangan yang lebih keras dari musim-musim sebelumnya.
Performa Yamaha YZR-M1 di awal musim 2011 tidak terlalu menjanjikan. Sejak sesi test pra-musim pertama di Sepang hingga seri ke-2 di sirkuit Jerez, Lorenzo tak pernah mampu mencetak waktu terbaik. Di Estoril, rider Spanyol itu masih akan menggunakan mesin yang sudah dipakainya pada dua race sebelumnya (Qatar-Jerez). Mesin baru rencananya baru akan diuji coba sehari setelah balapan usai.
Trio Repsol Honda: Casey Stoner, Dani Pedrosa dan Andrea Dovizioso pastinya akan menjadi pesaing terberat Lorenzo. Ketiga rider tersebut memang belum pernah menjadi juara Estoril di kelas puncak, namun mengingat performa Honda RC212V yang nyaris sempurna, ketiganya pasti akan merepotkan Lorenzo. Sedikit keraguan hanya ada untuk Pedrosa, mengingat dia masih dalam tahap penyembuhan pasca operasi.
Marco Simoncelli akan menjadi rider Honda lainnya yang patut diwaspadai. Tahun lalu, Super Sic berjuang habis-habisan hingga menjelang finish guna meraih podium pertamanya di primier class. Saat itu, si kribo memang masih harus rela ditaklukan oleh rekan senegaranya, Dovizioso. Namun tahun ini, juara dunia 250cc tahun 2008 itu sudah dipersenjatai sama dengan rider Repsol Honda, sudah pasti dia bisa tampil lebih maksimal. Bahkan mungkin bukan lagi hanya berjuang meraih podium, tetapi sudah masuk daftar pemburu kemenangan.
Sementara dari kubu Ducati, Valentino Rossi juga dipastikan akan mulai memberikan perlawanan yang lebih berarti. Pimpinan kru Ducati, Jeremy Burgess memperkirakan kondisi Rossi sudah 90% fit untuk berlaga di Estoril. Sealin itu, melalui serangkaian private test, termasuk yang kini masih berlangsung di sirkuit Mugello, Ducati terus berusaha untuk secepatnya memberikan pacuan sesuai keinginan sang dokter.
Belum lagi prakiraan cuaca menyebutkan kemungkinan sirkuit Estoril bakal diguyur hujan pada akhir pekan ini. Kita sudah melihat di Jerez, Ducati sangat kompetitif di track basah. Apalagi sirkuit Estoril masuk dalam daftar salah satu sirkuit yang disukai Rossi.
Akankah Lorenzo bisa menghadang lawan-lawannya untuk meraih kemenangan ke-4 di Portugal? Ataukah The Doctor yang akan mepersembahkan kemanangan pertamanya buat Ducati? Atau justru Stoner yang akan melanjutkan dominasinya? Jawabannya ada di hari Minggu besok.

Spies Tak Sabar Jajal Estoril

Foto: Ben Spies/Reuters
Ben Spies memang belum pernah balapan di MotoGP Portugal. Tak heran, Spies begitu tidak sabar untuk balapan di Estoril, 1 Mei nanti.

Oktober ahun lalu, Spies memang berpeluang tampil di Sirkuit Estoril. Sial, mantan juara Superbike tersebut terjatuh sebelum balapan dan mengalami cedera yang parah, sehingga tidak bisa mengikuti balapan.

"Saya sangat menikmati sesi latihan pertama di sini pada tahun lalu dan saya sempat frustasi, karena saya tidak bisa mengikuti balapan tersebut," demikian komentar Spies sebagaimana dilansir dari Crash.net, Kamis (28/4/2011).

Diundurnya MotoGP Jepang menjadi berkah tersendiri buat beberapa pembalap, termasuk Spies yang memutuskan untuk pulang kampung ke Texas. Setelah itu, pembalap asal Amerika mengaku sudah tidak sabar untuk kembali ke lintasan.

"Saya memang menikmati kesempatan untuk pulang kampung dan sedikit bersantai di Texas. Namun, istirahat ini sangat lama buat saya. Saya sudah tidak sabar untuk memulai sesi latihan pertama yang berlangsung Jumat besok," tegas Spies.

Sebenarnya Spies berpeluang untuk naik podium di balapan Jerez, Spanyol. Sayang, mantan pembalap Suzuki itu terjatuh ketika berusaha mendapatkan podium. Padahal, timnya sudah bekerja keras untuk menyiapkan motor yang kompetitif.

"Tim sudah bekerja keras untuk menghadapi balapan di Jerez dan saya mampu bersaing saat lomba bersaing. Itu artinya kami berpeluang untuk naik podium. Sial, saya terjatuh," sesal pembalap 26 tahun.

Estoril Seperti Jimat Buat Lorenzo

Foto: Jorge Lorenzo/Getty Images
Jorge Lorenzo memiliki rekor sempurna di Estoril. Kini, mampukah pembalap andalan Yamaha Racing itu meraih kemenangan keempat di MotoGP Portugal tahun ini?

"Pekan ini, kami akan balapan di Portugal, sebuah negara yang mana saya memiliki beberapa momen bagus," demikian komentar Lorenzo, yang saat ini memuncaki klasemen pembalap dengan keunggulan sembilan poin dari Dani Pedrosa.

Lorenzo memang memiliki rekor manis di Estoril. Bagaimana tidak, dari tiga balapan yang sudah berlangsung, juara bertahan MotoGP itu berhasil memenangkan semua balapan di Portugal. Lorenzo sudah tidak sabar untuk segera balapan di Estoril.

"Di Estoril, kemenangan pertama saya di kelas MotoGP terjadi pada 2008 lalu, yang mana saya berhasil mengulangi dua musim berikutnya. Lintasan ini seperti menjadi jimat buat saya dan ini adalah tempat dimana astronot selalu kembali," lanjut Lorenzo.

"Kami sudah berlatih sekira satu bulan dan saya berharap ini membuat saya bisa cukup fit untuk tampil di balapan ini. Saat ini, kami memuncaki klasemen, namun masih terlalu cepat dan ini baru awal musim ini," tegas pembalap asal Spanyol dilansir Crash.net, Kamis (28/4/2011).

Wednesday, April 27, 2011

Stoner Ingin Putus Dominasi Lorenzo

Foto: Casey Stoner dan Jorge Lorenzo/Getty Images
Jorge Lorenzo menjadi raja di Estoril dalam tiga tahun terakhir. Fakta ini membuat Casey Stoner iri dan berambisi menyudahi kejayaaan pembalap Yamaha Racing.

Sirkuit Estoril, Portugal, memang sangat akrab dengan Lorenzo sejak 2007 silam. Tiga tahun beruntun menguasai Estoril, jelas membuat penasaran para pembalap lainnya, termasuk Stoner.

Setelah gagal finis di Jerez, Spanyol, sebulan lalu akibat bersenggolan dengan Valentino Rossi, Stoner berharap bisa menghapus catatan buruk itu di Estoril yang akan digelar Minggu (1/5/2011).

“Saya menjalani liburan di Swiss dan merasa sangat baik saat ini. Saya sangat menunggu Portugal setelah melewati balapan sulit di Jerez,” beber pembalap asal Australia.

“Estoril bukan sirkuit favorit saya, tapi kami beberapa kali pernah sukses di sana. Kami akan mencari poin untuk melawan Lorenzo, karena dia selalu menjadi yang terkuat di sana selama tiga tahun terakhir,” imbuh Stoner.

“Saya pikir motor kami akan bekerja dengan baik karena sirkuit memiliki beberapa tikungan tajam yang kemudian dilanjutkan dengan jalan lurus jadi saya harap bisa menemukan traksi yang baik dan motor kami tampil kompetitif sejak hari pertama,” tutup juara dunia 2007, dilansir Crash, Rabu (27/4/2011).

Tuesday, April 26, 2011

Indianapolis Perbaiki Kualitas Trek

F: Sirkuit Indianapolis Motor Speedway (daylife)

Sirkuit Indianapolis Motor Speedway ternyata masih ingin lebih lama lagi menggelar balapan MotoGP. Indianapolis pun akan melakukan beberapa pembenahan sebagai langkah utama untuk tetap bisa menggelar balapan motor ini.

Sebelumnya, sirkuit Indy telah banyak mendapatkan kritik dari beberapa pembalap. Ada perbedaan aspal di bagian tengah trek, yang disinyalir cukup mengganggu akselerasi motor saat balapan.

Amerika Serikat sendiri akan menambah satu agenda Grand Prix pada musim 2013, dengan kehadiran GP Texas. Ini menimbulkan keraguan tentang masa depan Indianapolis dan sirkuit Laguna Seca.

Laguna Seca masih memiliki kontrak MotoGP sampai musim 2014. Sementara Indianapolis hanya menandatangani perpanjangan satu tahun kontrak hingga akhir musim 2011.

Pihak panitia lokal sudah melakukan beberapa antisipasi jelang MotoGP pada 26-28 Agustus mendatang. Ada perbaikan trek sepanjang 1,5 mil, pada tikungan 5 sampai 16. Selain itu juga akan ada pelapisan dengan aspal baru di sepanjang trek.

”Proyek ini merupakan langkah dari Indianapolis Motor Speedway untuk menyediakan fasilitas balap terbaik di dunia. Kami memiliki musim dingin yang panjang. Ini memperburuk kondisi trek," kata wakil presiden IMS Mel Harder, seperti diansir MotoGP.com, Senin (25/4/2011).

Team Non-Pabrikan 2012: Antara Satelit dan CRT

Dengan adanya aturan CRT (Claiming Rules Teams) dalam regulasi MotoGP 2012, sebuah team peserta MotoGP dimungkinkan untuk menggunakan mesin produksi massal yang telah dimodifikasi (denga bore up maksimum 81mm). Bagaimanakah team-team satelit MotoGP menyikapi aturan baru ini? Akankah mereka tetap bertahan sebagai team satelit? Ataukah lebih memilih masuk dalam kategori CRT?
Jarvis Poncharal Team Non Pabrikan 2012: Antara Satelit dan CRT

Sudah bukan rahasia jika pengelola team satelit sering mengeluhkan tingginya biaya sewa mesin yang harus mereka bayarkan ke pabrikan. Dengan adanya pilihan mengembangkan mesin sendiri, tentu biaya bisa lebih ditekan. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda kalau team-team satelit itu akan meninggalkan pabrikan mereka masing-masing.

Team Honda Gresini diperkirakan tetap akan setia sebagai satelit Honda, ini mengingat kedekatan Fausto Gresini dengan Honda Italia. Sedangkan team LCR asuhan Lucio Cecchinello masih belum ada tanda-tanda akan memilih opsi yang mana.Sementara Hervé Poncharal, pimpinan team Tech 3 mengisyaratkan akan tetap bersama pabrikan Yamaha.

“Saya mungkin akan menandatangani kontrak baru dengan Yamaha minggu depan. Kami telah bekerja sama sejak tahun 1999 dan pada tahun 2000 kami memenangkan gelar 250cc bersama Olivier Jacque. Kita seperti keluarga dan kami membantu mereka mengembangkan rider-rider muda”, demikian pengakuan Poncharal kepada Speedweek.

Yup, team Yamaha Tech 3 selama ini memang dijadikan sebagai “sekolah” oleh pabrikan Yamaha. Disinilah rider-rider muda Yamaha dibina dan diuji. Jika hasilnya bagus seperti Ben Spies, pasti akan ditarik ke team pabrikan. Sebaliknya, jika kurang menjanjikan seperti James Toseland, maka akan segera dicarikan penggantinya.

Selain itu, team Tech 3 juga dijadikan sebagai tempat “penitipan” rider veteran Colin Edwards. Meski prestasinya sudah tak terlalu cemerlang namun feedback dari rider Amerika ini kabarnya sangat bermanfaat bagi pengembangan motor Yamaha.

Dengan demikian, Poncharal pun tak akan kesulitan memburu rider muda, karena Yamaha pabrikan pasti siap membantu. Dengan adanya rider muda potensial dan dukungan penuh dari pabrikan maka urusan menggaet sponsor pun jadi lebih mudah. Bisa dibilang antara team Tech 3 dan team pabrikan Yamaha (Yamaha Factory Racing) terjadi simbiosis mutualisme. Apakah hal serupa juga dialamai team satelit Honda dan Ducati sehingga mereka tetap memilih menjadi team satelit? Kita tunggu saja kabar selanjutnya.

Monday, April 25, 2011

MotoGP Pertimbangkan Sistem Airbag Alpinestars

F: Daniel Pedrosa (daylife)

MotoGP tengah mempertimbangkan penggunaan sistem airbag atau kantung udara pada setiap kostum pembalap. Penggunaan kantung udara ini untuk meminimalisir risiko akibat terjatuh saat sedang balapan.

Musim ini teknologi airbag sudah digunakan oleh tiga pembalap Repsol Honda, Casey Stoner, Daniel Pedrosa dan Andrea Dovizioso. Ketiganya menggunakan seragam balap yang disediakan oleh produk Alpinestars.

Safety riding tetap menjadi hal terpenting dalam balapan. Dan ketiga pembalap repsol Honda tersebut sudah bisa sedikit lebih tenang saat balapan, karena sistem airbag yang dikembangkan oleh Alpinestars Tech Air.

Perangkat keamanan ini bernama Alpinestars Tech Air Electronic Airbag System. Alat canggih ini bisa memutuskan kapan kantong udara harus keluar mengembang, sesaat sebelum pembalap terjatuh. Alat pikir utama alat ini adalah sebuah microprocessor.

Microprocessor yang disimpan di punggung pembalap, dengan beberapa sensor yang terhubung dengan gerakan setiap pembalap dan juga motor Honda RC212V. Sensor ini dihubungkan dengan teknologi wireless.

Saat-saat sebelum terjadinya kecelakaan atau pembalap terjatuh, sensor akan membaca gerakan janggal yang terindikasi sebelum kecekalaan. Selanjutnya, microprocessor tersebut akan memerintahkan airbag untuk mengembang. Airbag dengan isi campuran gas nitrogen ini akan langsung mengembang dengan kecepatan 45 milidetik.

Alpinestars juga merancang airbag langsung kembali menyusut hanya dalam hitungan waktu lima detik. Ini untuk memudahkan pembalap kembali melaju di lintasan, atau bila ada pertolongan medis. Airbag ini juga dibuat untuk bisa mengembang dua kali dalam setiap balapan.

Sunday, April 24, 2011

MotoGP Motegi Kemungkinan Besar Batal

Seri MotoGP Jepang yang sudah diundur dari 4 April menjadi 2 Oktober terancam batal digelar. Dorna juga membantah jika Istanbul Park, Turki dipersiapkan sebagai sirkuit pengganti jika MotoGP Motegi tak memungkinkan untuk digelar tahun ini.
Carmelo Ezpeleta MotoGP Motegi Kemungkinan Besar Batal
“Kami menunggu keputusan promotor lokal, tetapi dalam kasus manapun, jika mereka harus memutuskan untuk membatalkan perlombaan tahun ini, tidak akan ada pengganti. Sebuah kompetisi nasional dijadwalkan akan diselenggarakan pada bulan Juli, yang berarti bahwa tempat tersebut harus dapat digunakan dan kita harus yakin pada apa yang akan kita lakukan”, ungkap Carmelo Ezpeleta seperti dikutip oleh la Gazzetta dello Sport.
Namun CEO Dorna itu yakin yakin bahwa promotor akan bertindak demi kepentingan terbaik untuk semua orang yang terlibat.
“Saya memiliki keyakinan penuh terhadap Jepang, jika mereka memberitahu kita lomba bisa berjalan, itu karena aman 1.000%. Dalam situasi yang tidak jelas, saya yakin mereka akan menjadi yang pertama mengevaluasi situasi tersebut dengan tepat”
Ezpeleta boleh yakin, namun melihat kenyataan pemerintah Jepang telah memperpanjang zona evakuasi di luar radius 20km dari fasilitas nuklir di Fukushima tentu membuat kota-kota lain masuk ke dalam “no-entry zone”. Kita tunggu saja apakah Jepang kali ini kembali menunjukkan kejeniusannya dengan mampu mengatasi dampak Tsunami tersebut setidaknya sebelum bulan Juli tahun ini.

Yamaha dan Honda Inginkan MotoGP Kembali ke Indonesia

Ditengah semakin gencarnya usaha Dorna Sport membuat MotoGP semakin mendunia dengan lebih banyak menggelarnya di luar Eropa, wacana untuk menggelar pentas MotoGP di Indonesia belakangan ini semakin gencar dibicarakan. Kabar terakhir, Indonesia adalah negara yang paling diinginkan oleh pabrikan Yamaha dan Honda untuk kembali menjadi tuan rumah Grand Prix.
Sentul Circuit Yamaha dan Honda Inginkan MotoGP Kembali ke Indonesia
Yamaha dan Honda merupan dua produsen motor yang meraup keuntungan besar di Indonesia. Itu sebabnya, tag-line berbahasa Indonesia nemplok di motor dan seragam balap team pabikan masing-masing. Di samping itu, animo masyarakat negeri ini terhadap balap motor paling bergengsi di dunia itu sangatlah besar. Valentino Rossi bahkan berani mengatakan kalau antusiasme MotoGP Mania di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan Malaysia yang notabene sudah 20 tahun menjadi tuan rumah GP secara rutin.
Bahkan dibandingkan dengan USA yang kini sedang ditarget oleh Dorna, Indonesia dianggap masih lebih layak diprioritaskan. Amerika memang punya potensi pasar yang besar dibidang otomotif, namun MotoGP tak pernah benar-benar populer di negeri paman sam tersebut.
Lalu mengapa MotoGP tak kunjung bisa dibawa ke Indonesia? Ternyata masalah justru datang dari ketidaksiapan sirkuit Sentul sendiri. Sirkuit yang pernah menjadi tuan rumah GP pada tahun 1996-1997 itu perlu perbaikan agar bisa memenuhi kriteria sebagai penyelenggara MotoGP. Sedangkan Yamaha, yang kabarnya ikut mendanai pembangunan sirkuit Laguna Seca, belum bisa membantu untuk saat ini.

Friday, April 22, 2011

Posisi Sirkuit Motegi Tak Bakal Diganti

Dukungan pembalap MotoGP buat Jepang. Foto: Getty Images
CEO MotoGP Carmelo Ezpelata menegaskan, Sirkuit Motegi tidak akan diganti, jika promotor lokal memutuskan tidak dapat menggelar balapan di Jepang.

Seperti diberitakan sebelumnya, negara Jepang tengah mengalami musibah gempa dan tsunami belum lama ini. Akibatnya, jadwal balapan MotoGP di Jepang terpaksa dimundurkan karena situasi tidak memungkinkan untuk menggelar balapan.

Hingga kini, kondisi di Jepang masih sangat memprihatinkan. Tak heran, pihak promotor belum mengumbar janji apakah negeri Sakura itu bisa menggelar balapan pada 2 Oktober mendatang atau tidak.

"Kami masih menunggu keputusan dari promotor lokal," demikian komentar Ezpeleta. "Namun, dengan kasus seperti ini, begitu promotor mengeluarkan keputusan tidak bisa balapan tahun ini, maka posisi Motegi tidak akan diganti."

"Kejuaraan nasional balapan setempat dijadwalkan Juli yang mana venue seharusnya sudah dapat digunakan kembali. Pada saat itu kita harus yakin akan apa yang kita lakukan," lanjutnya dilansir Gazzetta dello Sport, Jumat (22/4/2011).

Jika demikian, maka kemungkinan besar balapan MotoGP tahun ini akan berkurang dari 18 menjadi 17 seri. Namun, Ezpelata sangat yakin Sirkuit Motegi dapat menggelar balapan untuk MotoGP tahun ini.

"Saya sangat percaya kepada Jepang. Jika promotor mengatakan bisa menggelar balapan, maka kami sangat yakin 100 persen akan aman. Sebaliknya bila situasi belum aman, maka Jepang akan mengevaluasi situasi secara tepat.

Jorge Lorenzo: Speak Up

Banyak yang menilai Jorge Lorenzo sebagai seorang pribadi yang sombong, angkuh dan arogan. Pandangan tersebut sebagian besar datang dari para penggemar Valentino Rossi. Di bawah ini mGPm rangkum beberapa pernyataan Jorge Lorenzo yang dikutip dari berbagai sumber. Setelah menyimak, silakan anda menilai sendiri seperti apa sosok juara dunia MotoGP 2010 itu.
jorge lorenzo 1 Jorge Lorenzo: Speak Up
Tentang dinding pemisah paddock di era team Fiat Yamaha:
“Saya tidak suka dinding itu. Saya hanya ingin lebih dekat dengan dia (Rossi, Red) secara pribadi, bukan untuk mencuri data teknisnya”
Tentang team-mate barunya:
“Saya kira akan lebih mudah menjalani relasi yang baik dengan Ben Spies daripada sebelumnya dengan Valentino Rossi”
Tentang kemungkinan persaingan dengan rekan satu team yang baru:
“Jika kami berada pada posisi memperebutkan gelar juara di seri-seri akhir, saya akan lakukan seperti apa yang dilakukan Valentino. Tapi jika dia (Spies, Red) dari awal lebih bagus, saya tidak akan lakukan itu”
Tentang beban mental sebagai juara bertahan:
“Saya tidak melabeli diri saya sebagai ‘Jorge sang juara bertahan’. Saya percaya pada diri sendiri dan bekerja keras untuk berada di tempat teratas, itu saja. Semua rider memulai balapan dengan poin nol, jadi mentalmu sangat penting untuk menghindari banyak tekanan”
Tentang pandangannya terhadap para rival, terutama Valentino Rossi:
“Valentino telah menjadi saingan yang sangat penting dalam karir MotoGP saya, yang sangat sulit, tapi saya menghormati semua saingan dengan cara yang sama, dan saya tidak mengidolakan siapapun. Semua rider yang berbaris di starting grid mampu mengalahkan anda pada suatu hari. Saya tidak menganggap kepentingan yang lebih besar atau lebih kecil untuk Valentino daripada yang saya lakukan untuk setiap rider lain”
Tentang insiden yang menimpa Casey Stoner dan Valentino Rossi di Jerez:
“Bila anda berada di (atas) motor, adrenalin mengalir maksimum, dan untuk Stoner itu suatu hal yang besar- kemenangan di Qatar dan pole di Jerez. Dia pimpinan kelaseman ketika ia turun, dijatuhkan oleh rider lain. Jika itu terjadi untuk Valentino dan dia bukan seorang yang disukai banyak orang, seperti halnya Stoner, itu sangat mengganggu. Saat itu dalam situasi panas dan anda dapat memaafkan apa yang dia lakukan. Itu adalah human error dari Valentino. Mungkin ia terlalu bersemangat karena dia melihat kemungkinan … dia mendorong lebih keras dari biasanya, dan itulah sebabnya ia jatuh”
Tentang kemungkinan pindah team:
“Motor saya sangat bagus, saya merasa sangat nyaman saat menungganginya. Tahun ini adalah tahun keempat saya bersama Yamaha dan saya tidak bisa membayangkan membalap untuk team lain. Tahun ini untuk pertama kalinya saya akan mengembangkan set-up motor, ini adalah tantangan lain bagi saya. Tapi saya bisa bilang motor ini tetap kompetitif dan kami harus melakukan yang lebih baik untuk ke depannya”
Tentang pengembangan motor baru 1.000cc:
“Saya bukan seorang engineer, saya hampir tidak tahu bagaimana untuk take off roda, saya hanya tahu bagaimana pergi secepat saya bisa di motor. Saya menganggap diri saya menjadi seorang sensible rider yang melalui perjalanan waktu dan dengan pengalaman yang telah saya kumpulkan mampu memberikan indikasi yang lebih atau kurang benar. Saya pikir ini didasarkan atas indikasi bahwa sepeda 1.000cc sedang dibuat”

Thursday, April 21, 2011

Lorenzo: Honda Masih Tercepat

Foto: Jorge Lorenzo saat berduel dengan Casey Stoner di Jerez/Getty Images
Jorge Lorenzo mengaku terkejut dengan hasil impresif yang dicapainya di awal musim ini. Pembalap Yamaha bahkan menyiratkan bila hasil yang digapainya sejauh ini tidak lepas dari faktor keberuntungan.

Dari dua seri yang telah dilakoni, Lorenzo memang mampu tampil cukup apik. Juara dunia musim lalu itu berhasil memuncaki klasemen sementara dengan raihan 45 poin, mengungguli dua kandidat kuat juara lainnya, yakni duet Repsol Honda Dani Pedrosa (36) dan Casey Stoner (25) di tempat ketiga.

Namun, keberhasilan memimpin klasemen sejak awal musim, ternyata tidak pernah berada dalam benak Lorenzo. Pasalnya, pembalap asal Spanyol ini menyadari performa timnya belum maksimal dan masih kalah dengan penampilan gemilang Honda sejak sesi pramusim.

Ya, Lorenzo mengakui bila performa tim yang bermarkas di Jepang ini memang masih unggul dari Yamaha. Beruntung, insiden tabrakan yang melibatkan pembalap andalan Honda Casey Stoner dan Valentino Rossi (Ducati) pada seri kedua di Jerez, memberikan berkah baginya yang bisa finis pertama.

“Ya, saya sedikit terkejut,” ungkap Lorenzo saat ditanya perasaannya memimpin klasemen, seperti dikutip Sport, Kamis (21/4/2011).

“Saya merasa, sejauh ini Honda masih merupakan yang tercepat dan saya yakin, Casey Stoner bisa menjuarai seri GP Spanyol jika dia tidak mengalami kecelakaan di Jerez,” sambungnya mengakui bahwa hasil yang diraihnya sejauh ini tidak lepas dari keberuntungan.

Meski sadar timnya masih kalah cepat dari Honda, namun Lorenzo tetap pede dengan peluangnya untuk mempertahankan gelar juaranya musim ini. Menurutnya, timnya masih bisa bersaing dengan Honda. Sementara dari persaingan antar pembalap, dia menyebut Stoner masih sebagai ancaman utamanya.

“(Performa) kami tidak terlalu jauh dari Honda. Tapi, untuk saat ini saya merasa Stoner masih menjadi pembalap tercepat,” tandasnya.

Wednesday, April 20, 2011

Yamaha Tolak Tambah Motor di 2012

Foto: Masao Furusawa/Reuters 
Meski musim depan MotoGP akan memakai mesin 1000cc, namun Yamaha menegaskan tetap menggunakan empat motor pada kompetisi 2012 mendatang.

"Sebenarnya, dua motor sudah cukup untuk mengembangkan teknologi motor, namun enam motor terlalu banyak. Jadi, empat motor sepertinya sudah cukup," demikian komentar Masao Furusawa, yang sekarang menjadi konsultan Yamaha itu dilansir MCN, Rabu (20/4/2011).

Seperti diketahui, ada dua tim yang berlaga menggunakan label Yamaha di ajang MotoGP kelas utama. Mereka adalah Yamaha Racing, yang diperkuat Jorge Lorenzo dan Ben Spies, serta Monter Yamaha Tech 3 yang mengandalkan Colin Edwards dan Cal Crutchlow.

Sepertinya, Yamaha sama sekali tidak tertarik untuk mengembangkan motor yang ada. Dengan ditambah supli motor buat Tech 3, pabrikan motor asal Jepang itu merasa sudah sangat cukup ideal dengan motor yang ada untuk sementara ini.

Sementara itu, Tech 3 memang berpeluang untuk mengembangkan mesin motor sendiri pada musim depan. Namun, Yamaha tentu berharap tim yang dipimpin oleh Herve Poncharal itu tetap bertahan bersama mereka pada musim depan.

"Saya berharap tim Tech 3 bertahan bersama kami pada 2012 mendatang. Tech 3 adalah tim independen, jadi jika Poncharal ingin mengembangkan motor sendiri tidak apa-apa. Namun, saya akan memintanya untuk bertahan bersama Yamaha," tandas Furusawa.

Lorenzo Bidik Quatrick di Estoril


Balapan MotoGP Portugal atau seri ketiga baru akan dilangsungkan pada 1 Mei 2011 mendatang.

Sejak debutnya pada 2008, Lorenzo langsung "akrab" dengan sirkuit Estoril di mana ia selalu berhasil menjadi juara dalam tiga tahun terakhir pada 2008, 2009 dan 2010.

Tahun ini, pembalap Spanyol tersebut berpeluang besar untuk mengulang suksesnya dengan memenangi balapan untuk kali keempat berturut-turut.

Akan tetapi Lorenzo memilih untuk realistis. Apalagi Honda menunjukkan laju yang amat impresif dalam dua balapan yang pertama.

"Aku telah siap untuk membalap lagi di Portugal. Estoril juga telah menjadi trek spesial untukku di MotoGP," ucap sang juara bertahan di Crash.

"Aku sudah memenangi balapan disana tiga kali dan aku bisa melakukannya lagi empat kali secara beruntun. Tapi tujuanku cuma ingin tetap berada di podium.

Lorenzo saat ini mempimpin klasemen sementara dengan 45 poin. Duo Honda Dani Pedrosa dan Casey Stoner berada di urutan selanjutnya dengan perolehan 36 dan 25 poin.

Monday, April 18, 2011

Kembangkan Motor, Tantangan Baru Lorenzo

Foto: Jorge Lorenzo saat berbincang dengan awak tim Yamaha/Getty Images 
Jorge Lorenzo mengakui bahwa musim ini merupakan musim tersulitnya di Yamaha. Pembalap Spanyol dituntut membuktikan kapasitasnya sebagai pembalap jempolan dengan membantu Yamaha mengembangkan paket YZR-M1.

Sepeninggal Valentino Rossi yang merapat ke Ducati pada awal musim ini, Yamaha memang membutuhkan pembalap yang mampu memberikan masukan guna membuat paket YZR-M1 menjadi salah satu kandidat kuat juara musim ini. Nah, beban tersebut kini diemban Lorenzo dan Ben Spies, dua pembalap muda yang jadi andalan Yamaha.

Menyikapi tugas baru yang diembannya pada musim keempatnya, Lorenzo mengaku siap memberikan seluruh pengetahuannya untuk bisa Yamaha mengembangkan motornya. Tak hanya itu, kesempatan ini juga bisa menjadi pembuktian buat dirinya yang selama ini selalu di cap pembalap menyontek dari The Doctor.

“Tahun ini, untuk pertama kali saya juga akan membantu tim mengembangkan motor. Ini merupakan tantangan lain buat saya,” ujarnya sebagaimana dikutip Crash.net, Senin (18/4/2011).

Sejauh ini, Lorenzo mengaku sudah cukup puas dengan performa M1 yang terbukti mampu mengantarnya memimpin klasemen sementara, hasil finis kedua di seri pembuka di Qatar dan menang di Qatar. Namun, pembalap 23 tahun ini menegaskan musim masih panjang dan timnya bakal mendapat tantangan berat dari dua rival utama Repsol Honda dan Ducati.

“Motor saya cukup tangguh dan saya cukup nyaman menungganginya. Dan saya akan bekerja keras untuk bisa terus berada di puncak,” sambung juara dunia 2010 ini singkat.

"Sentul Pantas Gelar MotoGP"

Foto: Sirkuit Sentul/fmiyar.com (Ist)
Jorge Lorenzo memberikan dukungan kepada Indonesia untuk bisa berpartisipasi dalam gelaran MotoGP. Pembalap andalan Yamaha Racing bahkan menyebut, Sirkuit Sentul pantas masuk dalam kalender seri balap roda dua paling elit di dunia.

Sebagai pembalap Yamaha, Lorenzo memang cukup mengenal Indonesia yang tercatat sebagai salah satu negara dengan market terbesar dalam penjualan motor Yamaha. Pembalap asal Spanyol ini bahkan sudah beberapa kali menyambangi tanah air dan sedikit bisa berbahasa Indonesia.

Dalam beberapa kali kunjungannya ke Indonesia, selain untuk promosi iklan, Lorenzo juga sempat menjajal Sirkuit Sentul. Kesan yang diberikannya terhadap sirkuit terbaik Indonesia itu juga cukup baik. Pembalap 23 tahun ini bahkan berani mengklaim, sirkuit dengan panjang 4.12 km dan 11 tikungan ini pantas menggelar balapan MotoGP.

“Indonesia merupakan negara yang saya suka dan antusiasme warganya terhadap MotoGP juga sangat luar biasa,” ujar Lorenzo sebagaimana dikutip Crash.net, Senin (18/4/2011).

“Saya sangat berharap, dalam waktu dekat Jakarta bisa masuk dalam kalender MotoGP, mereka pantas mendapatkannya. Saya sudah lima kali berkunjung ke Indonesia dan saya harap bisa kembali secepatnya,” sambungnya.

Sejak pertama kali dibuka pada 1993, Sirkuit Sentul memang belum pernah menggelar even MotoGP. Sentul terakhir kali menggelar ajang Grand Prix pada 1997 silam. Sementara saat ini, sirkuit yang terletak di kawasan Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat ini diketahui masih digunakan untuk event ATCC, GP2 Asia, Asian F3, Formula BMW Asia dan Formula V6 Asia.

Lorenzo Tak Bisa Pisah dari Yamaha

Foto: Aksi Jorge Lorenzo usai memenangi GP Spanyol di Jerez/Getty Images
Jorge Lorenzo kembali menegaskan komitmennya bersama Yamaha Racing. Pembalap muda Spanyol ini bahkan menegaskan, dirinya sama sekali tidak berani membayangkan hengkang dari pabrikan yang mengantarnya jadi juara dunia musim lalu.

Tahun 2011 ini, Lorenzo diketahui telah menjalani musim keempatnya bersama Yamaha, suatu waktu yang cukup lama bagi seorang pembalap menetap di satu tim. Namun, Lorenzo sendiri mengaku hingga saat ini dirinya masih sangat bahagia bersama Yamaha, dan tidak berpikir untuk bergabung dengan tim lain.

“Ini merupakan tahun keempat saya bersama Yamaha dan saya tidak bisa membayangkan membalap bersama tim lain,” ungkap Lorenzo sebagaimana dikutip Crash.net, Senin (18/4/2011).

Grafik meningkat yang terus ditunjukkan Yamaha selama beberapa tahun silam disebut Lorenzo sebagai faktor utama yang membuatnya nyaman bersama tim berlambang ‘garputala’ tersebut.

“Dalam beberapa tahun terakhir, Yamaha telah membuktikan sebagai salah satu tim teratas MotoGP dan kini waktu saya untuk bekerja lebih keras untuk mempertahankan posisi kami di tempat terhormat,” sambungnya bertekad mempertahankan kejayaan Yamaha yang telah bertahan selama tiga tahun terakhir.

Sepintas karir, Lorenzo bergabung dengan Yamaha pada 2008, setelah tampil sebagai juara dua musim beruntun di kelas 250cc bersama tim Aprilia. Di musim pertamanya, Lorenzo langsung mampu membuktikan kualitasnya dengan mengakhiri musim di posisi empat.

Di tahun keduanya, Lorenzo berhasil menunjukkan peningkatan yang signifikan. Di musim ini (2009), pembalap kelahiran Palma, Spanyol ini sukses memenangi empat seri (Jepang, Prancis, Indianapolis dan Portugal) dan berhasil mengakhiri musim sebagai runner up, di belakang rekan setimnya Valentino Rossi yang jadi juara.

Puncak karir Lorenzo terjadi di musim ketiganya (2010), di mana dia tampil perkasa sejak awal hingga akhir musim. Total, sepanjang musim, Lorenzo sembilan kali memenangi seri dan hanya dua kali kehilangan podium dari 19 seri yang dimainkan (17 podium). Performa gemilang ini pun akhirnya diakhiri dengan pencapaian manis ketika dirinya sukses meraih mahkota juara dunia.

Nah, di musim keempatnya ini, Lorenzo masih menunjukkan kualitasnya sebagai kandidat kuat juara dengan memimpin klasemen sementara di dua seri perdana, hasil finis kedua di Qatar dan pertama di Jerez. Lorenzo mengoleksi 45 poin atau unggul sembilan angka dari Dani Pedrosa.

Namun, Lorenzo dipastikan tidak akan mudah dalam mempertahankan mahkotanya. Pasalnya, Repsol Honda dengan tiga pembalapnya Dani Pedrosa, Andrea Dovizoso dan Casey Stoner siap menebar ancaman dengan performa gemilang yang mereka tampilkan sejauh ini. Jangan dilupakan juga pembalap veteran Valentino Rossi yang mulai menunjukkan hasil adaptasinya bersama Ducati, tim barunya.

Lorenzo Tak Sabar Jajal Mesin 1000cc

Foto: Jorge Lorenzo/Reuters 
Yamaha Racing seperti tak kalah dengan Ducati. Pabrikan motor asal Jepang akan menyiapkan motor dengan kekuatan mesin 1000cc untuk musim 2012 mendatang.

Hal ini diungkapkan Jorge Lorenzo dalam peluncuran bukunya di Barcelona beberapa waktu lalu. Namun, juara MotoGP 2010 itu baru mejajal kekuatan mesin 1000cc tersebut setelah balapan di Mugello, awal bulan Juli mendatang.

"Mesin akan sedikit lebih besar, dengan kekuatan lebih dahsyat, dan saya berharap mesin memiliki karakter sesuai dengan Yamaha; hebat saat pengereman dan tangguh saat belokan," ujar Lorenzo dalam peluncuran buku “Jorge Lorenzo, El nuevo rey de MotoGP

"Kami berharap ada sedikit perubahan pada kekuatan mesin, jadi saya berharap ada sedikit kekuatan dari mesin Yamaha biasanya. Saya memang akan senang, meski tidak ada motor yang sempurna," lanjut pembalap asal Spanyol.

Kendati demikian, Lorenzo mengaku tidak bisa terlibat dalam pengembangan mesin motor untuk musim depan. Pasalnya, Lorenzo menegaskan bukan seorang mekanik, yang kerjanya berusan dengan mesin.

"Saya bukan seorang juru mesin, saya tahu mengendarai motor, saya hanya tahu bagaimana menggeber motor dengan cepat," tandasnya dilansir MotoGP.com, Minggu (17/4/2011).

Saturday, April 16, 2011

Ben Spies Suka Tagline Semakin di Depan

Ben Spies Jerez2011 460x306 Ben Spies Suka Tagline Semakin di Depan
Popularitas Spies juga semakin terdongkrak dan diperkirakan berpengaruh positif menaikkan pamor MotoGP di negara asalnya Amerika Serikat (AS). Dalam wawancara eksklusif Yamaha Indonesia dengan Spies, dia mengungkapkan tentang tagline Yamaha Indonesia, Semakin di Depan, loyalitas fansnya, kekagumannya terhadap sesama pebalap AS yaitu Colin Edwards dan peluangnya musim depan dengan mesin motor 1000 cc.
“Saya menyukai tagline itu (Semakin di Depan) dan menampilkannya pada motor artinya membagi spirit dengan siapapun yang menonton balapan. Tagline itu seperti yang ada dalam pikiran saya, selalu memikirkan untuk melakukan yang terbaik dalam segala usaha. Saya rasa tagline itu bisa digunakan untuk menggalakkan safety in riding, keselamatan dalam berkendaraan di jalanan mengingat banyaknya motor di luar sana,” ungkap Spies kepada Yamaha Indonesia.
Sudah enam bulan belakangan ini Spies aktif menjalankan program safety riding yang dimulai dengan memperkenalkan helm sepeda Kiddy Moto untuk anak-anak.
Dia sibuk menyambangi sejumlah kota di negaranya untuk program ini. Secara tidak langsung program ini merebut hati warga AS untuk dekat dengan MotoGP, tujuan sama yang diinginkan Colin Edwards. “Colin (Edwards) punya banyak pengalaman dan talenta, lebih dari yang diketahui orang. Dia teman baik saya ? Ya, bisa dibilang begitu,” sebut Spies tentang Edwards.
Selain sama-sama berasal dari AS, kedekatan Spies dengan Edwards semakin erat karena keduanya memperkuat Yamaha. Edwards setia memperkuat tim satelit Monster Yamaha Tech 3.
Kehadiran mereka menjadi magnet bagi penonton negaranya untuk memantau MotoGP. Balapan road race dunia itu kurang populer di AS, namun Spies mengatakan saat ini penggemar MotoGP di sana semakin bertambah. “Saya rasa MotoGP akan menjadi olah raga yang lebih dikenal di negara saya tapi masih kurang dalam pemberitaan. Jadi saya berharap dengan lebih banyak balapan di sana bisa membantu mendongkrak popularitasnya,” harap Spies.
Support Fans
Saat bertarung di hadapan pendukung sendiri di sirkuit Laguna Seca dan Indianapolis, Spies mengaku mendapatkan spirit lebih untuk memenangi balapan MotoGP. “Saya suka Laguna dan juga Indianapolis. Mendapatkan dukungan penuh dari penonton saat tampil di rumah sendiri selalu spesial !” akunya.
Support fans itulah yang membuatnya lebih bersemangat untuk menaklukan MotoGP setelah meraih gelar juara dunia World Superbike (WSBK) 2009. Spies berterimakasih kepada Yamaha yang menambah jumlah penggemarnya. “Untungnya saya punya fan base yang menyenangkan dan mereka sudah mengikuti saya sejak memperkuat Suzuki dan sekarang saya mendapatkan dukungan juga dari fans Yamaha. Jadi saya sangat senang memiliki fans yang selalu mengharapkan yang terbaik buat saya,” bebernya.
Untuk memuaskan pendukung fanatiknya, Spies bertekad mempersembahkan hasil balapan terbaik. Performa M1 dinilainya dapat mewujudkan hal itu. “M1 motor yang bagus, tak perlu dipertanyakan lagi. Masih ada sedikit pengembangan di musim ini tapi performanya sangat bagus,” nilai Spies.
Bergabungnya Direktur Tim, Massimo Meregalli, membuatnya kian bersemangat untuk memburu hasil terbaik. Spies punya cerita sendiri soal Meregalli. “Well, saat saya terbang untuk menandatangani kontrak untuk balapan untuk Yamaha di WSBK, saya menyangka Massimo Meregalli (saat itu tim manajer Yamaha di WSBK) tidak bergabung.
Ternyata dia sangat senang untuk kemungkinan bekerja dengan saya. Adalah suatu penghargaan bagi saya mempersembahkan gelar untuknya (juara dunia WSBK 2009),” cerita Spies.
Peluang merebut gelar bersama Meregalli terbuka lagi menyusul akan diberlakukannya mesin 1000 cc di MotoGP tahun depan. Namun Spies tak mau sesumbar meskipun dia berpengalaman menunggangi mesin motor itu saat membalap di WSBK. “Itu keuntungan bagi saya ? Tidak persis seperti itu tapi saya ‘mengharapkannya‘ (keuntungan itu),” ucapnya.

Friday, April 15, 2011

MotoGP 1000cc: Solusi Krisis Kontestan?

Tahun 2007 MotoGP memberlakukan regulasi pergantian mesin dari maksimum 1000cc menjadi 800cc. Alasannya saat itu adalah demi keselamatan pembalap. Power motor-motor 990cc dinilai sudah terlalu “liar”. Namun, sejak awal, regulasi ini justru mendapat kritikan tajam dari para rider MotoGP, termasuk diantaranya Valentino Rossi.

Kembali ke 1000cc, saatnya kembali sliding...
Rossi memprediksi motor dengan kapasitas mesin 800cc justru bisa lebih kencang dari motor dengan mesin 990cc. Pada kenyataannya, power motor 800cc memang lebih kecil, tetapi di tikungan bisa dibuat jauh lebih cepat dari motor generasi sebelumnya. Walau untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan berbagai kontrol elektronik yang harganya selangit.
“Saya pikir, pabrikan (MSMA) melakukan kesalahan besar ketika mereka pindah ke mesin 800cc. Bagaimanapun juga mesin 990cc lebih bagus dari semua aspek”, komentar Rossi saat itu.
Dalam perjalanannya, pabrikan peserta MotoGP pun akhirnya mengeluhkan tingginya biaya pengembangan. Bukan cuma karena harus memakai beberapa piranti elektronik yang harganya tak murah tetapi juga karena mesin 800cc benar-benar sesuatu yang baru. Hasil pengembangan pun tak sepenuhnya bisa diaplikasikan ke dalam motor produksi massal yang memang tak ada bermesin 800cc.
Tingginya biaya pengembangan lantas membuat team satelit tak pernah bisa mendapatkan tunggangan yang setara dengan yang dipakai para rider di team pabrikan. Tidak mengherankan jika sejak musim 2007 hingga 2010 lalu tak satupun rider dari team satelit mampu naik podium puncak.
Keadaan kemudian semakin parah setelah krisis ekonomi global melanda dunia. Kawasaki menjadi pabrikan pertama yang angkat kaki dari arena MotoGP. Musim ini, Suzuki menyusul dengan hanya menurunkan satu rider saja.
Keadaan inilah yang mendorong Grand Prix Commision yang terdiri dari FIM (federasi balap motor dunia), Dorna Sport (promotor) dan MSMA (asosiasi pabrikan motor) memutuskan regulasi MotoGP dengan mesin maksimal 1000cc berlaku mulai musim 2012 mendatang.
Dengan regulasi baru tersebut diharapkan MotoGP tidak lagi mengalami krisis kontestan. CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta bahkan berani sesumbar MotoGP 2012 paling tidak akan diikuti oleh 22 pembalap.
Keyakinan Ezpeleta itu didasarkan pada berbagai kelonggaran dalam regulasi baru tersebut. Team peserta bisa memilih 3 opsi. Memakai motor dengan mesin prototype 1000cc, prototype 800cc dan mesin produksi massal 1000cc yang telah dimodifikasi.
Diperbolehkannya mesin 800cc tetap dipakai tentu dimaksudkan agar pabrikan yang belum mampu melakukan pembangunan mesin baru atau team satelit yang belum mendapat jatah mesin baru tetap bisa berpartisipasi. Sedangkan diijinkannya penggunaan mesin produksi massal (yang telah dimodifikasi) pastinya dimaksudkan untuk menarik minat team privateer.
Berhubung ada tiga jenis mesin berbeda maka masing-masing juga dikenakan “perlakuan” yang berbeda. Untuk motor bermesin hingga 800cc bobot minimum ditetapkan 150kg. Sementara untuk motor bermesin diatas 800cc bobot minimum adalah 153kg.
Untuk kapasitas tangki bahan bakar, mesin prototype 800cc dan 1000cc sama-sama dibatasi 21 liter. Jumlah pemakaian mesin juga sama yaitu 6 mesin untuk satu musim (untuk satu rider).
Untuk team non pabrikan (privateer) diberlakukan pengecualian yang disebut Claiming Rule Term (CRT). Team-team ini diperbolehkan menggunakan mesin lebih banyak yakni maksimal 12 mesin dan menggunakan bahan bakar lebih banyak pula yaitu maksimum 24 liter. Dengan kelonggaran aturan tersebut diharapkan team independen bisa lebih kompetitif dan mampu menekan biaya pengembangan mesin.
Nah, lewat berbagai “toleransi” aturan diatas MotoGP Mania tinggal menunggu janji Ezpeleta menghadirkan setidaknya 22 rider di starting grid MotoGP 2012.

Lorenzo Jagokan Barcelona dan Doyan Indonesia

jorge lorenzo yamaha 460x306 Lorenzo Jagokan Barcelona dan Doyan Indonesia
Jorge Lorenzo tampil mencengangkan pada dua seri perdana musim ini di Qatar dan Jerez. Juara bertahan MotoGP itu naik podium kedua di Qatar dan memenangi seri kedua di Jerez. Sensasi X-Fuera, julukan Lorenzo, membuat Yamaha optimis pebalap andalannya dapat mempertahankan gelar juara dunianya. Pemuda asal Mallorca itu menjawab kepercayaan sebagai tulang punggung utama timnya.
Dari hasil wawancara eksklusif Yamaha Indonesia dengan Lorenzo, sang pebalap menuturkan rahasia kemenangannya termasuk petikan komentar-komentarnya soal sirkuit favoritnya, Jerez, pesannya untuk para penggemarnya di Indonesia serta dukungannya bagi klub sepak bola idolanya, Barcelona.
“Saya tidak melabeli diri saya sebagai ‘Jorge sang juara bertahan’. Saya percaya pada diri sendiri dan bekerja keras untuk berada di tempat teratas, itu saja. Semua pebalap memulai balapan dengan poin nol, jadi mentalmu sangat penting untuk menghindari banyak tekanan,” ungkap Lorenzo kepada Yamaha Indonesia.
Bukan hanya mental yang kuat, dukungan teknologiYamaha  M1 juga melengkapi misi mempertahankan gelar. “Sepeda motor saya sangat bagus, saya merasa sangat nyaman saat menungganginya. Tahun ini adalah tahun keempat saya bersama Yamaha dan saya tidak bisa membayangkan membalap untuk tim lain. Tahun ini untuk pertama kalinya saya akan mengembangkan set up sepeda motor. Ini adalah tantangan lain bagi saya. Tapi saya bisa bilang M1 tetap kompetitif dan kami harus melakukan yang lebih baik untuk ke depannya,” papar Lorenzo.
Di Jerez, Lorenzo memadukan set up M1 bagusnya dengan ketenangan untuk membukukan kemenangan perdana di lintasan basah dalam catatan karirnya. Dalam dua tahun beruntun dia memenangi seri Jerez. Dan tahun ini tambah spesial karena Lorenzo menyamai pencapaian 15 kemenangan Alex Criville, salah satu pebalap sukses Spanyol.
Jerez disebutnya sebagai sirkuit terbaik di dunia tambah melekat di hatinya. “Jerez adalah sirkuit saya mengawali karir. Bagi saya, Jerez adalah sirkuit terbaik di dunia. Saya tidak bisa membayangkan MotoGP tanpa sirkuit Jerez. Sirkuit ini sangat spesial, special one. Tanpa Jerez, seperti tenis tanpa Wimbledon, F1 tanpa Monaco dan basket tanpa Madison Square Garden. MotoGP membutuhkan sirkuit seperti Jerez dan Assen,” sebut Lorenzo.
Berbekal hasil positif di Qatar dan Jerez, Lorenzo kian mantap menatap seri Portugal di Estoril, 1 Mei 2011. “Saya siap membalap lagi di Portugal. Estoril selalu menjadi trek spesial bagi saya di MotoGP. Saya menang di sana tiga kali dan saya bisa melakukannya empat kali beruntun. Tapi misi saya adalah tetap naik podium,” yakinnya.
Jorge Lorenzo Istimewanya Indonesia
Kepada Yamaha Indonesia, Lorenzo tak lupa mengirimkan pesan buat para penggemarnya di Indonesia. “Indonesia adalah negara yang saya cintai. Gairah kecintaan terhadap MotoGP di sana luar biasa. Saya ingin Jakarta segera masuk kalender MotoGP, mereka layak mendapatkannya. Saya sudah lima kali datang ke Indonesia dan ingin kembali lagi secepatnya,” janji Lorenzo.
Khusus untuk Yamaha Indonesia, Lorenzo mengomentari tagline Semakin di Depan. “Dalam opini saya, ‘Semakin di Depan’ adalah slogan fantastis. Dalam beberapa tahun terakhir, Yamaha sudah membuktikan masuk daftar tim-tim top MotoGP dan sekarang saatnya bekerja lebih keras lagi untuk mempertahankan posisi istimewa kami,” tegas Lorenzo.
Harap Barcelona Menang
Di luar membalap, Lorenzo juga dikenal sebagai seorang penggemar tim sepak bola Barcelona. Raksasa Catalan itu diharapkannya mengungguli Real Madrid dalam tiga pertemuan di La Liga (17 April), final Copa del Rey (20 April) dan semifinal Liga Champions. “Saya ingin nonton langsung di stadion tapi saya belum tahu bisa atau tidak. Saya tidak akan bisa menyaksikan langsung final Copa del Rey karena digelar di Valencia. Tapi mungkin saya bisa melihat langsung Liga Champions jika dua tim itu lolos dan bentrok di semifinal (Barca dan Madrid akhirnya bersua di semifinal). Saya berharap Barca menang tentunya!”

Lorenzo Terbitkan Buku-Foto Karirnya di MotoGP

JorgeLorenzoBuku 460x306 Lorenzo Terbitkan Buku Foto Karirnya di MotoGP
Buku itu berjudul “Jorge Lorenzo, El nuevo rey de MotoGP” (Jorge Lorenzo, Raja Baru MotoGP). Berbeda dengan biografi yang diterbitkannya paad 2010, buku ini menceritakan karirnya melalui foto-foto.
Setidaknya 400 foto dari 1000 foto hasil jepretan Mirco Lazzari ditayangkan di buku ini. Sementara keterangan-keterangan atau captions foto ditulis seorang wartawan BBC Matthew Roberts.
“Saya pikir masih banyak penggemar saya ingin lebih tahu tentang saya. Buku ini memiliki banyak gambar di dalamnya, bahkan, mungkin, mereka belum pernah melihat sebelumnya,” kata Lorenzo.
“Valentino Rossi menjadi pesaing utama yang sangat penting dalam karir MotoGP saya. Tapi saya menghormati semua pesaing dengan cara yang sama dan sederajat dan saya tidak memuja siapa pun,” tegas juara termuda MotoGP 2010.
Pebalap Yamaha ini mengungkapkan kemungkinan menggunakan mesin baru di MotoGP 2011 di Estoril (Portugal). Selain itu Lorenzo menyinggung tunggangan barunya pada MotoGP 2012. Yamaha M1 2012 akan dites awal Juli mendatang di Sirkuit Mugello.

Saya Bangga Didukung Fans Yamaha

Ben Spies saat tes hari ketiga di Sepang (24/2/2011).(foto:Daylife)
Pembalap Yamaha Ben Spies gagal finis di Seri GP Spanyol MotoGP 2011.Namun,itu tidak mematahkan semangatnya untuk terus merebut poin di seri-seri berikut.Bagaimana langkah Spies mengantisipasi seri-seri selanjutnya? Berikut petikan wawancara tim Yamaha Indonesia dengan Spies.

Bagaimana dengan popularitas Anda di Amerika Serikat (AS) setelah bergabung dengan tim Yamaha Factory Racing?

Saya beruntung punya fans base yang menyenangkan dan mereka sudah mengikuti saya sejak memperkuat Suzuki. Sekarang saya juga mendapat dukungan dari fans Yamaha. Jadi,saya sangat senang memiliki fans yang selalu mengharapkan yang terbaik buat saya.

Ada cerita menarik di balik layar tentang hubunganmu dengan Massimo Merregalli, yang baru bergabung dengan tim Yamaha Factory Racing musim ini sebagai direktur tim?

Well,saat saya terbang untuk menandatangani kontrak balapan untuk Yamaha di World Superbike,saya mengira Massimo Meregalli (saat itu tim manajer Yamaha di World Superbike) tidak bergabung.Ternyata,dia sangat senang bisa bekerja dengan saya.Adalah suatu penghargaan bagi saya mempersembahkan gelar untuknya (juara dunia World Superbike 2009).

Apa pandangan Anda tentang pengaruh keberadaan pembalap-pembalap AS di MotoGP untuk meningkatkan popularitas MotoGP di AS?

Saya pikir MotoGP akan menjadi olahraga yang lebih dikenal di negara saya. Tapi, memang masih kurang dalam pemberitaan.Jadi,saya berharap dengan lebih banyak balapan di sana,itu bisa membantu mendongkrak popularitas MotoGP.

Apa yang paling Anda suka dari Sirkuit Laguna Seca dan Indianapolis?
 
Saya suka Laguna dan saya juga suka balapan Indy.Tapi,terpenting, mendapatkan dukungan penuh dari penonton saat tampil di rumah sendiri,itu akan selalu spesial.

Apa pendapat Anda tentang Colin Edwards sebagai pembalap MotoGP berpengalaman dari AS? Apakah dia berteman dengan Anda?
 
Edwards punya banyak pengalaman dan talenta lebih dari yang diketahui orang.Soal teman,bisa dibilang begitu.

Tahun depan,MotoGP akan menggunakan motor 1000cc.Apakah ini akan menjadi keuntungan bagi Anda karena biasa menungganginya saat membalap di World Superbike?

Keuntungan? Tidak persis seperti itu. Tapi,saya tentu mengharapkannya (keberuntungan tersebut).

Bagaimana menurut Anda tentang taglineYamaha Indonesia,‘Semakin di Depan’,yang untuk tahun kedua beruntun tampil pada kostum dan motor Anda? Apakah tagline itu memberi Anda spirit lebih saat membalap?

Ya,saya menyukainya.Menampilkannya pada motor,itu artinya membagi spirit dengan siapa pun yang menonton balapan. Tagline itu seperti yang ada dalam pikiran saya,selalu memikirkan untuk melakukan yang terbaik dalam segala usaha.Saya pikir tagline itu bisa digunakan untuk menggalakkan safety in riding,yakni keselamatan dalam berkendaraan di jalanan mengingat banyak motor di luar sana.

Bagaimana menurut Anda soal M1 saat ini ?

M1 motor yang bagus sehingga tak perlu dipertanyakan lagi.Hanya memang masih ada sedikit pengembangan pada musim ini, tapi performanya sangat bagus.

Texas Gelar MotoGP Hingga 2023

F: MotoGP (daylife)
Texas akan menjadi bagian dari kalender MotoGP dalam GP Amerika Serikat mulai 2013 mendatang. Texas menandatangani kontrak kerja sama selama 10 tahun dan akan menggelar balapan motor tersebut sampai musim 2023.

Sirkuit Texas sendiri saat ini masih dalam proses pengerjaan. Selain MotoGP Texas juga akan menjadi tuan rumah balapan Formula One yang akan dimulai pada musim 2012 mendatang. Demikian diumumkan panitia sekaligus memperkenalkan Circuit of the Americas.

Kesepakatan sudah diambil dengan Dorna, Rabu (13/4/2011). Texas pun berkesempatan menggelar tiga kategori balapan motor, yakni 125cc, Moto2 dan tentu saja kelas paling bergengsi MotoGP.

"Kami sangat bangga bisa menambah agenda kalender MotoGP dengan Circuit of the Americas. Ini adalah kehormatan besar bisa menggelar balapan di Texas yang merupakan tempat dimana banyak lahirnya pembalap dunia,” jelas bos Dorna Carmelo Ezpeleta, seperti dilansir Crash, Kamis (14/4/2011).

"Kami juga memiliki hubungan yang spesial dengan mantan pembalap Kevin Schwantz selama 20 tahun. Hubungan ini akan menjadi sesuatu yang menguntungkan MotoGP. 10 tahun kontrak membuat kami berkomitmen untuk mengangkat kesuksesan di sini," lanjutnya.

Sementara itu mantan juara dunia Kevin Schwantz, yang menjadi manajer tim 3FourTexas MGP, menambahkan bahwa GP Texas adalah mimpi yang terwujud.

"Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan bahwa balapan MotoGP akan berada di tanah kelahiran saya, Texas. Saya yakin bahwa balapan motor adalah olahraga paling populer di Texas," jelas Schwantz.

Amerika Serikat sendiri saat ini sudah menjadi tuan rumah MotoGP yakni di Indianapolis dan Laguna Seca.

Tuesday, April 12, 2011

Lorenzo Sengaja Ceburkan Diri ke Danau

Foto: Jorge Lorenzo/Getty Images
Jorge Lorenzo mengaku sengaja merayakan kemenangan di Jerez, Spanyol dengan menceburkan diri ke sebuah danau didekat lintasan.

Seperti diketahui, Lorenzo berhasil menggenggam kemenangan perdana di MotoGP 2011 di Sirkuit Jerez. Pembalap andalan Yamaha Racing mengalahkan rekan senegaranya Dani Pedrosa. Setelah juara, Lorenzo langsung menceburkan diri ke sebuah danau.

Namun, berbeda dengan tahun lalu, sepertinya kali ini Lorenzo terpeleset sebelum jatuh ke danau yang terletak dekat di lintasan itu. Lantas, muncul sebuah pertanyaan apakah juara bertahan MotoGP itu sengaja menceburkan diri atau tidak.

"Saya memang ingin merayakan kemenangan dengan para fans. Saya senang dapat melakukannya bersama para penggemar saya. Kemudian, saya bertanya kepada mereka: 'Apakah saya lompat ke danau atau tidak'," jelas Lorenzo.

"Mereka berkata 'Ya', jadi saya memutuskan untuk lompat," tandas pembalap yang saat ini memuncaki klasemen pembalap MotoGP tersebut, sebagaimana dilansir dari Crash.net, Senin (14/4/2011).

Akibatnya, Lorenzo membutuhkan pertolongan sejumlah orang untuk naik ke atas. Sebab, jaket motor yang digunakan olehnya sangat berat.

Thursday, April 7, 2011

Keberuntungan Bukan Cuma Milik Lorenzo

Banyak yang bilang kemenangan Jorge Lorenzo pada seri ke-2 MotoGP 2011 yang berlangsung di sirkuit Jerez, Spanyol murni karena keberuntungan. Pendapat itu didasarkan atas jatuhnya tiga rider di depan Lorenzo, yaitu Casey Stoner, Valentino Rossi dan Marco Simoncelli. Lorenzo sendiri tidak menampik kalau faktor keberuntungan membantunya memenangai seri Jerez kali ini. Tapi kalau mau jujur, keberuntungan sebanarnya bukan hanya dirasakan oleh Lorenzo saja tetapi juga oleh 11 rider lainnya yang berhasil finish.
lorenzo win jerez 2011 Keberuntungan Bukan Cuma Milik Lorenzo
Kurang beruntung apa coba Dani Pedrosa? Dia merasakan keberuntungan yang sama dengan yang dirasakan Lorenzo, ditambah keberuntungan lain akibat jatuhnya Ben Spies beberapa saat setelah berhasil melewatinya. Demikian halnya dengan Nicky Hayden. Rider Amerika ini menikmati keberuntungan yang dirasakan oleh Lorenzo dan Pedrosa plus nasib mujur karena Colin Edwards gagal menyelesaikan lomba.
Keberuntungan juga tidak luput menghinggapi 9 rider lain di belakangnya, termasuk Valentino Rossi. Jika tidak beruntung, motor Rossi tentu akan mati seperti yang dialami Casey Stoner.
Keberuntungan bahkan juga hinggap di pundak Andrea Dovizioso yang finish paling buncit. Dovi diuntungkan oleh minimnya jumlah kontestan di kelas MotoGP. Andaikan kelas ini dihuni oleh 30 rider seperti halnya kelas Moto2, sudah pasti rider Italia itu tak akan balik lagi ke lintasan setelah sempat masuk pit untuk memperbaiki motornya.
Balapan dalam kondisi yang tak sepenuhnya basah seperti di Jerez memang seringkali menghasilkan kejutan. Para rider MotoGP pun sepakat lebih baik race berlangsung full hujan, selain lebih mudah dalam menentukan pilihan ban, feeling mereka pun tak mesti berubah-ubah karena perbedaan kelembaban aspal lintasan.
Selain itu, balapan dalam kondisi basah (wet race) juga tak sepenuhnya bisa dijadikan acuan kemampuan motor sesungguhnya. Suksesnya Jorge Lorenzo menjadi juara seri ditambah berhasilnya tiga rider Yamaha lain menyodok ke depan (walaupun akhirnya Spies dan Edwadrs nggak finish), bukan jaminan kalau YZR-M1 sudah bisa mengimbangi RC212V.
Demikian pula keberhasilan Nicky Hayden naik podium serta menakjubkannya penampilan Rossi (sebelum terjatuh) juga belum bisa dibilang bahwa GP11 sudah membaik.
Masih ada waktu sebulan sebelum seri ke-3 berlangsung di sirkuit Estoril, Portugal. So, masih banyak upaya yang bisa dilakukan oleh pabrikan peserta MotoGP untuk meningkatkan performa pacuan mereka. Kita tunggu saja kejutan berikutnya di Portugal.

Wednesday, April 6, 2011

Rahasia Transmisi Honda RC212V MotoGP Terbongkar

Honda MotoGP RC212V transmission 460x306 Rahasia Transmisi Honda RC212V MotoGP Terbongkar


Dalam situs pendaftaran patent Jepang terlihat bahwa sistem transmisi RC212V tidak menggunakan sistem elektronik DCT seperti yang menjadi keberatan para kompetitornya di MotoGP. Dengan kata lain, transmisi tersebut berbeda dengan yang diaplikasi pada Honda VFR1200F yang memanfatkan teknologi kopling ganda.
Seperti diketahui, selain para pebalap Repsol Honda, RC212V juga dipakai oleh pebalap Honda Gresini Marco Simoncelli. Transmisi Honda ini telah mengundang perdebatan. Pasalnya, seluruh penunggang RC212V mampu mencatat waktu fantastis saat melakukan uji di Sepang dan Valencia sebelum berlangsung musim MotoGP 2011.
Para pakar teknis FIM menilai unit transmisi pada mesin V yang didaftarkan Shinya Matsumoto dan Jun Miyazaki (nomor patent 2010-203478) sejenis dengan perangkat konvensional yang sesuai regulasi FIM.
Menurut Matsumoto, sistem transmisi itu sejenis dengan sebuah model “transmisi tingkatan berjenjang.” Bahkan teknologi serupa sudah dipakai pada mobil balap IndyCar Honda.
Proses kerja transmisi tersebut diakui memiliki sedikit perbedaan dengan model konvensional. Dalam laporan keterangan patent dijelaskan, sistem mekanis transmisi Honda memungkin perpindahan gear dalam putaran mesin (rpm) tinggi.
Hal itu bisa dilakukan karena sistem cam pada tranmsisi telah diubah sedemikian rupa sehingga mampu terkoneksi kendati mesin sedang berputar cepat. teknis tersebut sedikit berbeda dengan metode konvensional, di mana setiap perpindahan gear diperlukan penurunan putaran mesin.
Sementara itu, Dani Pedrosa dan Casey Stoner mengaku sistem transmisi pada RC212C sangat lembut. “Pada dasarnya sangat menguntungkan ketika di tikungan,” kata Stoner.
“Dengan perpindahan yang lebih lembut, Anda tidak perlu terlalu banyak menggerakan tangan untuk perpindahan gear (menekan kopling). Jadi waktu ingin berganti posisi menyambut tikungan di depan, tidak ada gerakkan berlebihan di tangan yang bisa mengurangi keseimbangan motor,” jelas Stoner.
Meski begitu, Pedrosa mengakui bahwa sistem transnisi RC212V memiliki sedikit tipikal tidak nyamanan saat penurunan gear. “Terkadang, iya,” kata Pedrosa menjawab pertanyaan tersebut. Hal senada diungkapkan Stoner.
“Ketika kita membutuhkan penurunan gear secara agresif, sekali waktu memang terasa agak sulit. Tapi saat perpindahan ke atas sangat bagus dan halus,” ungkap pebalap Australia itu.
Stoner sendiri mengaku bahwa sistem transmisi RC212V bukan sebuah sihir. Kemampuan Honda mendominasi MotoGP musim 2011 tidak karena transmisi semata. “Peran pergantian gear terhadap kecepatan secara keseluruhan sangat kecil, karena pada dasarnya transmisi ini hanya lebih lembut.”

Lorenzo: Rossi Tidak Melakukan Kesalahan!

Meskipun banyak penggemar Valentino Rossi benci setengah mati terhadap Jorge Lorenzo, namun ternyata tidak membuat rider Spanyol itu kehilangan objektifitasnya saat menilai sebuah kejadian yang menimpa The Doctor. Seperti perihal kecelakaan yang melibatkan Rossi dan Stoner saat MotoGP. Lorenzo menyatakan dalam hal ini Rossi tidak bersalah.
“Saya tidak berpikir Valentino melakukan sesuatu yang salah, demikian juga Stoner. Mengingat kondisi saat ini, kecelakaan seperti itu bisa terjadi kepada siapapun, bahkan aku. Apa yang saya tidak suka, bagaimanapun, adalah ide bahwa marshal mungkin telah membantu Valentino dan tidak Casey… kita perlu mengurangi pilih kasih dalam olahraga ini”, demikian ungkap Lorenzo seperti dilansir oleh situs GPOne.
Lorenzo meraih kemenangannya yang kedua di sirkuit Jerez, Spanyol setalah tiga rider di depannya yakni Valentino Rossi, Casey Stoner dan Marco Simoncelli berjatuhan. Seperti halnya tahun lalu, X-Fuera kembali merayakan kemenangannya di Jerez dengan menceburkan diri ke danau.
Lorenzo tak menampik mendapat keuntungan dari jatuhnya tiga rider di depannya. Namun tentunya rider Spanyol ini nggak cuma modal hoki doang.
“Jerez adalah lomba yang paling penting tahun ini bagi saya, sehingga saya tidak bisa terlalu emosional dan membuat kesalahan”, demikian komentar Lorenzo seusai sesi Qualifying Practice.
Dan itu dibuktikannya saat race…

Spies: Saya Kehilangan Kontrol

Foto: Ben Spies/Reuters
Ben Spies gagal naik podium di MotoGP Spanyol. Pembalap Yamaha mengaku kehilangan kontrol sehingga terjatuh di Sirkuit Jerez, Minggu kemarin.

"Saya cukup nyaman memulai balapan. Saya memulai balapan cukup baik dan terus menempel para pembalap yang ada di depan saya. Begitu saya di posisi empat, saya berada di belakang Nicky Hayden dan berniat melewatinya," jelas Spies.

Spies memulai balapan cukup nyaman. Perlahan, mantan juara Superbike itu berhasil mendekati peringkat kedua setelah beberapa pembalap seperti Casey Stoner dan Valentino Rossi terjatuh. Spies berambisi melewati Dani Pedrosa.

Pembalap asal Amerika itu berhasil melewati Pedrosa untuk beberapa saat. Praktis, Spies mulai sangat yakin bisa naik ke podium di Sirkuit Jerez. Sayang, pada lap 25, Spies kehilangan kendali sehingga motornya terjatuh.

"Saya melihat Pedrosa memiliki masalah lebih besar ketimbang saya, tapi begitu saya berhasil melewatinya, saya tidak sadar sudah berada di posisi kedua," lanjut Spies sebagaimana dilansir MCN, Selasa (5/4/2011).

"Setiap tikungan setelah saya melewati Pedrosa, saya mulai mengurangi kecepatan, kemudian saya mencoba untuk membalap dengan santai. Tiba-tiba, saya sudah berada di aspal," tandas pembalap pengganti Valentino Rossi.

FIM Tinjau Ulang Insiden Stoner & Rossi

Foto: FIM akan meninjau insiden Casey Stoner dan Valentino Rossi di sirkuit Jerez (Reuteres Pictures)
Insiden yang melibatkan Casey Stoner dan Valentino Rossi dalam balapan di Jerez masih mendapat perhatian serius dari Stoner. Tidak terkecuali Federasi Motor Internasional FIM.

Betapa tidak, pembalap Repsol Honda masih menyesalkan sikap Marshal yang tidak acuh kepada dirinya, saat berusaha bangun dari motornya. Akibatnya, Stoner terpaksa menyudahi balapan, sementara Rossi berhasil finis di urutan ke lima.

Stoner pun menyebut, kecelakaan ini merupakan pengalaman berharga bagi dirinya saat berhadapan dengan pembalap spesial sekelas Rossi. "Ini sesuatu yang harus dipelajari setiap pembalap saat melawan Rossi ketika harus berurusan dengan hal tersebut. Ini benar-benar tidak adil."

Akibat kecelakaan yang melibatkan dua pembalap beda usia itu, FIM mengumumkan bahwa mereka akan meninjau ulang insiden itu, meskipun mereka kembali menegaskan bahwa hasil balapan tidak dapat diubah.

"Setelah tabrakan antara Rossi dan Stoner pada balapan MotoGP di GP Spanyol pada 3 April lalu, Race Director memutuskan akan mengadakan rapat dengar pendapat dengan panitera balapan dan chief marshal," bunyi pernyataan FIM yang dirilis situs resmi MotoGP, Rabu (6/4/2011).

"Ini dimaksudkan untuk mendengar penjelasan pejabat yang bertanggung jawab (dalam balapan tersebut). Namun, keputusan akhir dari Race Director tidak akan mempengaruhi hasil perlombaan. Lebih jauh, rapat diselenggaralan pada Kamis 28 April mendatang di Estoril, Portugal," sambung pernyataan tersebut.

Tuesday, April 5, 2011

Lorenzo Ikut Kritik Perilaku Marshal

Foto: Jorge Lorenzo/Reuters
Perilaku tidak berimbang dilakukan marshal terhadap Valentino Rossi dan Casey Stoner. Hal ini, membuat Jorge Lorenzo ikut mengkritik perilaku marshal itu.

Ya, insiden itu terjadi pada balapan MotoGP Spanyol, Minggu kemarin. Ketika itu, motor Rossi menyerempet Stoner, kedua terjatuh di Sirkuit Jerez. Ketika itu, marshal berbondong-bondong mendorong motor Rossi. Sedangkan Stoner, hanya ada satu orang yang mau membantu pembalap Repsol Honda itu.

Tentu, perlakuan ini membuat kesal Stoner, yang membuatnya tidak dapat melanjutkan balapan. Menurut mantan bintang Ducati itu, marshal terlalu pilih kasih dalam memberikan pertolongan. Perlakuan marshal ini juga membuat Lorenzo angkat bicara.

"Tidak mungkin Rossi merencanakan kecelakaan itu. Hal itu bisa terjadi ke siapapun, begitu juga terhadap saya. Namun, Stoner tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti itu dari marshal," kata Lorenzo, pemenang di MotoGP Spanyol.

"Seseorang mengatakan kepada saya, marshal membantu Rossi dan tidak terhadap Stoner, dan saya tidak suka dengan perlakuan mereka ini. Saya mau mereka tidak memihak dan tidak seperti ini," lanjut pembalap andalan Yamaha itu.

"Namun untuk sementara ini, saya melihat para marshal seperti sangat gugup dan terkadang, sulit untuk bereaksi dengan sempurna mengatasi keadaan ini," tandasnya dilansir MCN, Selasa (5/4/2011).

Monday, April 4, 2011

Ben Spies, Seperti Lorenzo 2 Tahun Lalu

Terjatuhnya rider Yamaha, Ben Spies, di MotoGP Spanyol mengingatkan pada masa-masa sulit yang dialami Jorge Lorenzo sebelum akhirnya menjadi juara dunia MotoGP pada 2010.

Dua kali melakoni seri MotoGP musim ini, Ben Spies belum menampilkan performa yang signifikan. Di seri terakhir MotoGP Spanyol di Sirkuit Jerez, Minggu 3 April 2011, rider asal Amerika Serikat itu mengalami nasib lebih tragis. Ia terjatuh tiga lap jelang finis.

Saat itu, Spies masih berada di posisi 2 di belakang juara dunia bertahan Jorge Lorenzo. Terjatuhnya Spies di Sirkuit Jerez de la Frontera sekaligus menggagalkan rencana pesta tim Yamaha untuk finis di posisi 1-2.

"Musim ini menjadi musim untuk belajar bagi Ben Spies. Ia seperti Lorenzo 2 tahun lalu. Dulu, Lorenzo juga beberapa kali terjatuh saat tampil bagus dan memimpin lomba," kata Marketing Communication Yamaha Indonesia, Paulus S Firmanto, menggambarkan pembalap yang disponsorinya itu.

Penampilan Spies memang mengingatkan kepada Lorenzo, 2 tahun lalu. Melakoni debut di pentas MotoGP pada 2008 setelah menjadi juara dunia kelas 250cc pada 2006 dan 2007, Lorenzo harus berjuang keras pada musim MotoGP 2009.

Ia sudah mampu bersaing dengan pembalap sekelas Valentino Rossi, Casey Stoner (juara dunia 2007), maupun kompatriotnya yang lebih dahulu tampil di MotoGP, Dani Pedrosa. Lima kali meraih pole position, 12 kali podium dan 4 kali juara seri menunjukkan Lorenzo mampu bersaing.

Sayangnya, penampilan apik Lorenzo tak diimbangi pengendalian emosi dan pengaturan strategi yang bagus di tengah peluang sangat terbuka menjadi juara dunia. Akhirnya, Lorenzo hanya finis di posisi runner up di belakang Valentino Rossi. Kondisi serupa juga dialami Spies.

Promosi

Ini menjadi musim ketiga bagi Spies di pentas MotoGP. Pada 2008, pembalap kelahiran Germantown, Tennessee, AS, 26 tahun lalu ini tampil sebagai wild card menggantikan pembalap Suzuki, Loris Capirossi di GP Inggris. Spies start dari posisi 8 dan finis di posisi 14 untuk langsung mendapatkan poin pertamanya di MotoGP. Ia juga finis di posisi 8 di Laguna Seca dan 6 di Indianapolis.

Sayangnya, penampilan menjanjikan Spies tak membuat Suzuki serta merta mengontraknya jadi pembalap permanen. Spies pun kembali membalap di AMA Superbike dan menjadi juara 2008.

Setahun berikutnya, Spies kembali membalap di Superbike, tapi kali ini di pentas World Superbike (WSBK). Tampil bagus di WSBK, Spies menerima tawaran Yamaha untuk menggantikan posisi James Toseland di Yamaha Tech 3 untuk balapan musim 2010. Spies memulai persiapan untuk musim 2010 dengan tampil bersama tim Yamaha Sterilgarda di seri terakhir MotoGP Valencia, November.

Hijrah ke MotoGP, bukan berarti Spies kehilangan fokus di Superbike. Ia menutup Superbike 2009 dengan menjadi juara dunia.

2010 menjadi pengalaman pertama Spies di MotoGP. Ia tampil impresif dengan finis di posisi 5 GP pembuka di Qatar. Ini menjadi raihan terbaik Spies di MotoGP sebelum meraih podium pertama di GP Inggris di posisi 3. Penampilan Spies semakin memukau dengan meraih pole position di GP AS dan finis di posisi 2. Finis di posisi 6 di akhir musim menobatkan Spies menjadi debutan terbaik alias Rookie of The Year MotoGP 2010.

Musim ini, Spies promosi dari tim satelit Yamaha Tech 3 ke tim utama Yamaha Racing mendamping Lorenzo. Tentu, ini menjadi pengalaman baru baginya. Seperti penuturan Communication Manager Yamaha, William Favero, musim ini timnya memberikan setelan baru baik di motor Spies maupun Lorenzo.

“Saya memang masih harus belajar banyak di MotoGP. Setelan motor dan cara membalap di Superbike dan MotoGP sangat berbeda,” ujar Spies seusai terjatuh di Sirkuit Jerez kepada wartawan termasuk VIVAnews yang berkesempatan menyaksikan langsung MotoGP Spanyol.

Ben, Oh Ben


Sepertinya doyan bicara, tapi ternyata cukup cool. Terkesan pendiam, tapi tidak juga. Ben Spies, yang sudah "membalap" sejak umur lima tahun, membuat cerita tersendiri di garasi Yamaha di sirkuit Jerez.

Berbekal titel juara dunia Superbike 2009, dan menjadi rookie MotoGP 2010, Spies dipilih Yamaha untuk mengisi tempat Valentino Rossi yang di musim ini pindah ke Ducati. Bersama Tech3 Yamaha, ia menjadi yang terbaik di antara pembalap tim-tim satelit, dengan finish nomor enam.

Performa Spies di seri pertama 2011 di Qatar juga cukup menjanjikan, menduduki peringkat enam. Di seri kedua di Jerez akhir pekan lalu, ia bahkan nyaris menemani Jorge Lorenzo berada di podium. Namun dewi fortuna tidak menghampiri Spies pada balapan dramatis nan basah itu.

Pembalap 26 tahun itu melorot ke posisi enam setelah start nomor empat. Lap demi lap Spies menyodok ke depan dan bahkan sempat mengalahkan Dani Pedrosa, sehingga Yamaha  berpeluang finish 1-2 karena Lorenzo sudah di depan.

Namun ia tergelincir di tikungan lima, terlempar dari motornya dan out. Ironisnya, insiden itu terjadi hanya tiga lap sebelum lomba selesai.

Saat detiksport berada di paddock tim Yamaha, Spies tampak diam, termenung di kursinya. Hanya satu-dua kali kru timnya mendekati dan mencoba menghibur dia. Tapi Spies sepertinya lebih ingin sendiri. Matanya menyorot ke depan tapi tatapannya terkesan kosong. Sesekali ia menggeleng-gelengkan sendiri kepala, tampak sangat kecewa dengan apa yang dia alami.

Sejam kemudian, saat menyambangi garasi Yamaha di areal Hospitality sirkuit, kepada rombongan wartawan Indonesia yang diundang ke Jerez oleh PT Yamaha Motor Kencana Indonesia, Ben mengungkapkan apa yang terjadi.

"Menurutku hari ini bukanlah balapan. Ini lebih perlombaan kejatuhan. Begitu menyodok ke posisi empat di belakang (Nicky) Hayden, aku tahu aku bisa melewati dia. Aku pun menunggu dan bersabar. Pedrosa cuma beberapa detik di depan, dan aku yakin kami bisa dapat podium. Lorenzo pasti akan menang, tapi aku tahu kami bisa finish 1-2.

"Aku berusaha keras untuk mengejar Dani, dan begitu bisa menyalip dia, posisi dua sepertinya sudah di tangan. Dia takkan bisa merebutnya lagi. Tapi aku tak boleh melakukan kesalahan. Setiap tikungan aku melewati dia, aku melambat, melakukannya dengan mudah. Tapi kemudian tiba-tiba aku terjatuh. Itu memang kesalahanku, tapi melihat data, sebenarnya kecepatanku terus turun. Aku rasa ada masalah di ban depan. Tapi setidaknya, ini tontonan yang luasa biasa untuk penonton."

Saat meladeni pertanyaan-pertanyaan kami, ekspresi Spies datar-datar saja. Mungkin ia sudah tahu bagaimana menghadapi wawancara dari media, yang sering kali menanyakan hal-hal yang sama, sehingga jawaban-jawaban yang keluar dari mulutnya pun sudah seperti sebuah "hafalan".

Tapi setelah sesi wawancara berakhir, dari jauh kami melihat gerak tubuh Spies yang menandakan dirinya begitu terpukul dengan kegagalannya. Ia masih suka mengusap mukanya, menurunkan lidah topinya, dan tampak termenung.

Sebelum balapan Spies juga sempat melayani kami di tempat yang sama. Walaupun lebih rileks, tapi pembawaannya di depan jurnalis masih cukup "formal". Barangkali ia tidak "murah senyum", tapi juga tidak terkesan sombong dan terkadang terlihat masih agak malu-malu.

"Tahun ini aku target masuk posisi lima besar dan mencoba menang," cetus pria kelahiran 11 Juli 1984 itu.

Hasil di Jerez membuat Spies kehilangan angka dan dia harus mencoba lagi di balapan-balapan selanjutnya. Sang ibu, Mary Spies, tahu betul Spies akan terus berusaha dengan semua kemampuan dan ambisi yang dia miliki, karena balap motor sudah menjadi kehidupan anaknya itu.

"He's wonderful," ungkap Mary dalam obrolan dengan kami. "Dia cuma ingin orang memandangnya sebgai the man with the bike."



"Saya selalu ingat kapan dia pertama kali bilang ingin jadi pembalap motor. Waktu itu umur dia baru lima tahun, dan dia mulai ngoceh, menirukan suara mesin motor, bergaya seperti pembalap. Saya tahu, waktu umurnya enam tahun dia ingin sekali mencoba, dan di umur 10 dia sangat, sangat ingin melakukannya.... Dan ketika usianya 12 tahun, aku tahu dia akan menjadi seorang juara. Saya sangat yakin," tutur sang ibu yang juga manajernya itu.

Well, masih banyak waktu untuk mengusahakannya, Ben.

Lorenzo Samai Rekor Alex Criville

Foto: Jorge Lorenzo/Reuters
Jorge Lorenzo menyamai 15 kali rekor kemenangan mantan pembalap Alex Criville. Lorenzo menjadi pembalap kedua dari Spanyol yang meraih sukses di MotoGP.

Hebatnya dari lima pembalap yang terdepan di Sirkuit Jerez (Casey Stoner, Lorenzo, Marco Simoncelli, Andrea Dovizioso dan Ben Spies), Lorenzo merupakan satu-satunya pembalap yang tidak terjatuh dalam balapan MotoGP Spanyol, Minggu kemarin.

Kombinasi yang pas dari kecepatan dan kesabaran, ternyata menjadi kunci keberhasilan Lorenzo menjadi yang terbaik di Sirkuit Jerez. Kini, bintang Yamaha Racing itu memuncaki klasemen sementara MotoGP, sekaligus unggul sembilan poin dari Dani Pedrosa.

Praktis, ini adalah kemenangan pertama Lorenzo di lintasan basah. "Ini merupakan balapan yang paling sabar yang pernah saya lakukan. Ini kemenangan yang sangat luar biasa, dimana kami butuhkan dan saya merasa sangat senang," lanjutnya dilansir Crash.net, Senin (4/4/2011).

"Ini juga menjadi kemenangan pertama saya di lintasan basah, pertama kalinya. Kini, kami bisa fokus untuk meningkatkan performa motor kami, sehingga bisa meraih banyak poin pada balapan selanjutnya," tambah juara bertahan MotoGP itu.

"Raja Spanyol sempat berkata, saya akan menemukan keberuntungan, setelah bertemu di Madrid, Febuari lalu, ternyata dia benar. Dengan kompetisi yang sangat ketat, saya tak membayangkan bisa memimpin klasemen MotoGP," tandasnya.

Lorenzo Sempat Sulit Fokus Balapan

F: Lorenzo menerima trofi dari King Juan Carlos (daylife)
Jorge Lorenzo menjadi salah satu pembalap yang tampil konstan dan penuh konsentrasi tinggi di GP Spanyol, Jerez. Rider andalan Yamaha ini pun finis terdepan pada seri kedua MotoGP 2011 ini.

Jorge Lorenzo mampu mengambil alih balapan, setelah memanfaatkan beberapa insiden yang menimpa para rivalnya. Seluruh pembalap harus berjuang keras memacu motor di lintasan yang licin. Penggunaan ban basah juga menjadi kontradiktif di akhir balapan, dimana lintasan sudah mongering.

Rekan Lorenzo, Ben Spies terjatuh menjelang akhir balapan. Rider Honda Gresini Marco Simoncelli juga jatuh saat memimpin. Valentino Rossi dan Casey Stoner harus bersenggolan dan jatuh, saat Rossi coba melakukan overtaking dari arah dalam saat tikungan. Cal Crutchlow, Randy de Puniet dan Karel Abraham juga terjatuh.

"Benar-benar sulit untuk menjaga fokus dan konsentrasi saat melihat beberapa pembalap terjatuh," kata Lorenzo seperti dilansir Autosport, Senin (4/4/2011).

"Setiap lap yang saya lalui, ban semakin berada dalam kondisi yang lebih buruk. Akibatnya, saya harus memastikan setiap sudut tikungan di mana saya harus memperlambat laju motor,” lanjut juara dunia musim lalu ini.

Lorenzo pun memilih menjaga posisinya saat sudah memimpin jauh di depan, mengungguli rider Hond Repsol Daniel Pedrosa.

"Saya terus menjaga konsentrasi setelah melihat pembalap lain berjatuhan. Tidak mudah karena balapan ini cukup panjang. Kami bisa menang kedua kalinya di Jerez, yang saya anggap sebagai sirkuit terbaik di dunia."

Seperti di tahun lalu, Lorenzo merayakan kemenangan di rumahnya sendiri dengan berhenti saat melakukan victory lap dan melompat ke danau yang ada di tengah sirkuit Jerez.