Friday, August 19, 2011

Raja Tak Boleh Salah

Kelas para raja, begitulah kelas MotoGP sering disebut. Maklum di kelas ini berkumpul raja-raja dari ajang balap motor dunia. Mulai dari ajang MotoGP sendiri, kelas dibawahnya Moto2/250cc dan 125cc dan juga dari ajang World Superbike dan World Supersport. Beda dengan raja dari sebuah kerajaan yang cenderung tak bisa disalahkan, para raja di MotoGP justru nggak boleh membuat kesalahan.

MotoGP Brno 2011 Raja Tak Boleh Salah
Namanya bersaing dengan para raja, sebuah kesalahan kecil bisa berdampak sangat besar. Seperti yang terjadi di seri ke-11 MotoGP 2011 yang digelar di sirkuit Automotodrom Brno, Republik Ceko.
Untuk race di Brno, Jorge Lorenzo memilih menggunakan ban depan berkompon soft padahal hampir semua rider menjatuhkan pilihan pada kompon keras. Kesalahan pemilihan kompon ban itu lantas membuatnya tak berdaya bersaing memperebutkan podium. Meski terlihat sudah berusaha keras, rider Spanyol itu akhirnya harus rela finish di posisi ke-4. Akibatnya selisih poin di kelasemen pun jadi semakin lebar. Lorenzo kini tertinggal 32 poin dari Casey Stoner.
Kesalahan Lorenzo itu mengingatkan pada apa yang dialami Stoner di seri Mugello. Saat itu Casey harus puas finish di posisi ke-3 setelah sempat memimpin balapan. Problem tekanan ban disebut Stoner sebagai akar permasalahnnya.
Meski sial, Lorenzo masih sedikit lebih beruntung dibandingkan dengan dua rekan senegaranya, Dani Pedrosa dan Alvaro Bautista. Dani mengalami kecelakaan pada 3 lap pertama sedangkan Bautista jatuh hanya 6 lap menjelang finish. Keduanya mengaku tak tau pasti penyebab kecelakaan tersebut. Pedrosa mengaku tidak dalam posisi mendorong keras sebelum terjatuh, sedangkan Alvaro merasa kecelakaan itu aneh karena ia merasa melibas tikungan dengan cara yang sama dengan lap-lap sebelumnya.
Kekecewaan juga pastinya dialami oleh “team-mate” Bautista, John Hopkins. Rider Amerika itu sangat optimis bisa meraih hasil bagus pada penampilan keduanya di MotoGP 2011 ini. Namun apa boleh buat, tergelincir saat sesi Free Practice 3 yang berlangsung dalam kondisi basah memaksanya untuk hanya jadi penonton saat race berlangsung.
Nasib sial juga menimpa dua rookie musim ini, Cal Crutchlow dan rider tuan rumah Karel Abraham. Crutchlow terlempar dari motornya, sementara Abraham tak bisa menyelesaikan lomba setelah asap mengepul keluar dari motornya.
Jika rider lain banyak yang melakukan kesalahan, hal itu justru tidak terjadi pada rider yang selama ini dicap sebagai ‘The Trouble Maker’ Marco Simoncelli. Andai ia mau berusaha sedikit lebih keras finish di posisi runner-up sepertinya tidak mustahil baginya. Tetapi si kribo sepertinya belajar dari kesalahannya di Le Mans. Dia tidak mau mendorong lebih keras yang mungkin bisa berakibat fatal. Hasilnya, inilah pertama kalinya ia bisa memarkir motornya di Parc Fermé usai race dan bisa berfoto bersama dua rider Honda lainnya di podium.
Tidak tampil terlalu memaksa juga diakui dilakukan oleh Valentino Rossi. Targetnya untuk bisa bersaing di baris kedua sepertinya mulai menunjukkan hasil. Meskipun masih menjadi yang terakhir di grup itu.
Tujuh seri masih tersisa. Casey Stoner semakin mantap di puncak kelasemen. Tetapi sekali lagi, raja tak boleh salah. Sekali melakukan kesalahan, bukan tidak mungkin bisa banyak merubah keadaan.

No comments:

Post a Comment